Apa saja Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Instruksional?

hambatan komunikasi

Hambatan komunikasi ialah penghalang atau hal-hal yang dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan instruksional, dengan titik berat pada faktor komunikasi yang direncanakannya, atau katakanlah segi-segi komunikasi yang menghambat kegiatan dan atau bahakan proses instruksional.

Tujuan-tujuan instruksional tidak tercapai karena ada hambatan yang menghalanginya.

Apa saja hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam komunikasi instruksional ?

image

Hambatan-hambatan pada komunikasi instruksional dapat datang dari berbagai pihak: dari pihak praktisi komunikasi yang sedang menjalankan kegiatannya maupun pihak komunikan, audiens, atau sasaran pada umumnya.

Bahkan, komponen saluran pun bisa menghambat kelancaran komunikasi. Semua komponen komunikasi bisa berpeluang mempengaruhi keberhasilan instruksional, terutama apabila salah satu atau beberapa syarat seyogyanya dipenuhi, tidak ada atau tidak lengkap.

Penggunaan media yang tidak tepat, penyusunan pesan yang keliru, juga bisa menjadi penyakit-penyakit dalalm sistem instruksional, dan tentu itu menghambat tujuan-tujuan instruksionalnya. Komunikator yang tidak siap, pendidik yang kurang persiapan, pembicara yang sakit, gagap, punya kelainan jiwa, dan sebagainya, juga bisa berpengaruh terhadap kelancaran instruksional.

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan sekaligus bisa mempengaruhi capaian tujuan-tujuan instruksional, mulai dari pihak komunikator sebagai instruktur, selanjutnya hambatan-hambatan pada saluran komunikasi, dan akhirnya hambatan yang mungkin terjadi pada pihak sasaran. (Pawit M.Yusup, 2010)

  1. Hambatan pada sumber
    Sumber disini dimaksud ialah pihak penggagas, komunikator. Seorang komunikator adalah seorang pemimpin, manajer, dan organisator, setidaknya pemimpin dalam pengelolaan informasi yang sedang disampaikan kepada orang lain.

    Tanpa dikelola dengan baik, sistematis dan terencana, informasi yang dikemukakannya tidak bisa diterima dengan efektif oleh pihak sasaran. Beberapa kesalahan yang terjadi antara lain misalnya masalah penggunaan bahasa, perbedaan pengalaman, keahlian, kondisi mental, sikap, dan penampilan fisik.

    Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kondisi sasaran, misalnya terlalu tinggi, tidak sistematis, dan tekanan suara yang lemah bisa menghambat penerimaan informasi oleh sasaran.

Sebagai seorang komunikator, seperti halnya seorang pemimpin, manajer atau organisator, ia harus bertindak demokratis, jujur, dan mempunyai kepribadian yang utuh, menarik, dan terintegrasi. Artinya ia harus mau mendengarkan keluhan orang lain, memegang teguh prinsip, tidak acuh tak acuh, dan mampu mengembangkan potensi-potensi yang ada.

  1. Hambatan pada saluran
    Hambatan pada saluran terjadi karena ketidakberesan pada saluran komunikasi. Hal ini juga dikatakan sebagai hambatan media karena media berarti alat untuk menyampaikan pesan. Gangguan-gangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus, suara radio tidak jelas, tulisan tidak terbaca, suara gaduh di ruang kelas, gambar pada layar telivisi tidak jelas dan sejenisnya, itu semua menunjukkan ketidakberesan saluran komunikasi atau media tersebut.

    Disamping faktor media yang berpeluang tidak beres, yang juga sangat penting ialah faktor isi pesan atau informasi melalui media tadi harus benar karena penyusunan pesan yang keliru bisa berakibat fatal dalam kegiatan instruksional. Perlu adanya penegasan arti denotative (arti yang sesuai dengan kamus) dan arti konotatif yang dimaksud oleh pengajar atau komunikator.

    Jika terjadi salah terima dalam mengartikan pesan tersebut oleh audiens karena kurang jelasnya bentuk pesan tadi, maka pemahaman audiens pun akan keliru, tidak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh komunikator. Masalah lainnya, kita sering menemukan bahasa tulisan yang tidak bisa kita pahami maknanya, padahal konsep yang dikemukakannya tergolong yang umum dan sederhana.

    Susunan kalimat yang tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang baku dan benar, seperti tidak jelas mana subjek dan predikatnya, penggunaan kata sambung yang tidak pada tempatnya, dan lain-lain. Semua itu banyak kita jumpai pada tulisan-tulisan di berbagai media massa cetak, buku, dan tulisan lainnya.

  2. Hambatan pada komunikan
    Yang dimaksud dengan komunikan ialah orang yang menerima pesan atau informasi dari komunikator, misalnya audiens, mahasiswa, peserta didik, dan sekelompok orang tertentu lainnya yang siap menerima sejumlah informasi dari komunikator.

    Di dalam sistem instruksional, hambatan-hambatan yang mungkin terjadi sehingga mengganggu proses kelancarannya tidak hanya terdapat pada pihak komunikator atau pengajar dan media atau saluran, tetapi pihak sasaran pun bisa berpeluang untuk menghambat, bahkan kemungkinannya lebih dari yang lainnya (Pawit M.Yusup, 2010).

    Sasaran adalah manusia dengan segala keunikannya, baik dilihat dari kaca mata fisiologis maupun psikologis. Yang pertama banyak berkaitan dengan masalah-masalah fisik dengan segala jenis kebutuhan biologisnya seperti kondisi indra, lapar, kurang istirahat, dan haus.

    Sedangkan yang kedua banyak berhubungan dengan masalah kejiwaan seperti kemampuan dan kecerdasan, minat dan bakat, motivasi dan perhatian, sensai dan persepsi, ingatan, retensi dan lupa, kemampuan menstransfer dan berpikir kognitif.

    Beberapa ciri khas tertentu, baik fisiologis maupun psikologis, mempunyai potensi keunggulan dan kemampuan yang berbeda pada setiap manusia, dan hal itu ada kaitannya dengan kemampuan belajarnya. Karena itu, setiap komunikator perlu memperhatikan hal-hal di atas sebelum dan dalam melaksanakan kegiatan instruksionalnya.

  3. Hambatan teknologis dan illiteracy
    Yang dimaksud dengan hambatan teknologis adalah semua hambatan yang secara sistem terjadi akibat dari unsur human eror yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor teknologi. Human eror akibat illiteracy ini sekarang banyak menimpa siapa pun yang tidak siap dengan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi.

    Sebenarnya masalah tersebut tidak terlalu menggangu proses instruksional yang kita lakukan, sebab teknologi hanyalah sebagai alat, yang jika digunakan dengan benar bisa meningkatkan tingkat keberhasilannya dalam pelaksanaan instruksional. Namun, jika pada saat menggunakannya terjadi hambatan seperti yang di atas, proses instruksional tidak berjalan dengan lancar.