Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam branding produk UMKM melalui media sosial?

Melihat perkembangan sosial media yang semakin pesat, ternyata media sosial tidak hanya menjadi platform komunikasi jarak jauh antar pribadi. Namun, juga digunakan sebagai tempat untuk memasarkan produk kepada seluruh pengguna. Lalu apa saja yang harus diperhatikan dalam membranding produk bisnis oleh UMKM melalui media sosial?


Sumber : elitemarketer.id

Dalam sejarah perekonomian Indonesia, peran UMKM terbukti dapat mempertahankan daya beli masyarakat sehingga berangsur-angsur dapat lepas dari krisis ekonomi pada tahun 1998. Hal ini tentu berbeda dengan Amerika Serikat, pasca mengalami krisis pasar keuangan global, seringkali berdampak pada meluasnya angka pengangguran. Dikarenakan perekonomian Amerika Serikat tidak didukung oleh sektor informal dan UMKM sekuat Indonesia.

Tetapi, ironisnya dalam konteks Indonesia, sektor UMKM hingga saat ini masih belum mendapat perlindungan dan perhatian yang serius dari pemerintah. Dampaknya disaat terjadi gejolak pelambatan ekonomi yang seringkali menyebabkan ketergantungan terhadap bahan baku impor, menyebabkan sektor UMKM sedikit terganggu.

Oleh sebab itu untuk bisa bersaing dan naik kelas, UMKM perlu terus diberdayakan dan dibangun dengan melibatkan semua stakeholder terutama pemerintah daerah. Apalagi, hingga saat ini telah banyak pihak swasta yang juga turut membimbing dan mendorong UMKM agar naik kelas. Salah satunya adalah program pemberdayaan UMKM dari Gapura Digital.

Program yang diinisiasi oleh Google ini telah banyak berkontribusi bagi upaya membangun UMKM naik kelas. Selain itu ada pula program dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang telah mengulirkan berbagai program sertifikasi agar UMKM di Indonesia bisa bersaing dalam kancah internasional.

Digital Branding Melalui Media Sosial


Sumber : hipwee.com

Salah satu faktor yang harus terus diperbaiki untuk bisa mendorong UMKM di level daerah bersaing di kancah internasional adalah memperbaiki branding melalui media sosial. Meski, selama ini dinas terkait, perguruan tinggi dan dibantu oleh pihak swasta telah membantu upaya branding produk UMKM melalui berbagai pelatihan, tetapi tidak semua daerah bisa merasakan pelatihan ini.

Bahkan masih banyak UMKM yang belum merata mendapatkan program pelatihan dalam mengemas produk hingga pemasaran digital dengan baik. Padahal dengan hadirnya media sosial dapat semakin membuat peluang bagi pelaku UMKM untuk bisa semakin membangun branding produknya.

Branding merupakan upaya memperkuat merek produk ataupun jasa. Sebab fungsi dasar dari sebuah merek adalah sebagai pembeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Ada beberapa unsur-unsur yang mempengaruhi kekuatan sebuah merek, dari apa yang terlihat (tangible) dan dari apa yang terdengar dan apa yang dirasakan (intangible). Unsur-unsur tersebut merupakan prasyarat utama dalam membangun kekuatan sebuah merek didalam konteks kompetisi pasar. Kedua unsur tersebut yakni; Pertama, tangible seperti produk, packaging atau kemasan, identitas visual. Kedua, intangible seperti kualitas produk dan jasa.

Sedangkan dalam konteks bisnis digital, media sosial telah menjadi salah satu kunci sukses dalam upaya meningkatkan branding sebuah produk. Dalam konteks ini branding merupakan upaya memperkuat merek produk dan jasa baik dalam skala besar maupun kecil. Jadi tidak heran, baik buruknya upaya kita untuk memperkuat merek produk sangat tergantung dari cara mengelola media sosial. Hal ini disebabkan semakin hari peran media sosial semakin menjadi rujukan utama dalam membangun branding produk serta menentukan keberhasilan kita dalam membangun branding.

Beberapa penelitian terdahulu yang mengulas branding dalam media sosial di utarakan oleh Tanuatmadja & Raditya (2018) yang mengulas perancangan branding ” Marilyn’s Cake” Surabaya. Penelitian ini juga mengunakan media sosial Facebook, Instagram dan Twitter dalam membangun branding Marilyn’s Cake. Selanjutnya kajian Spry A (2011) yang mengulas upaya sebuah merek kecantikan menggunakan media sosial Facebook, untuk meningkatkan kesadaran merek dan memperkuat loyalitas merek di hadapan konsumen.

Tidak diragukan lagi bahwa perubahan dalam pola konsumtif media telah membuat perusahaan mengalihkan fokus mereka dari produk ke orang, dan dari pengiriman informasi ke pertukaran informasi.

Dalam konteks bisnis digital, ada beberapa media sosial yang biasa digunakan untuk mempromosikan dan membangun branding produk, seperti; Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube. Bila kita hanya mengunakan satu media sosial tentu saja tidak akan efektif. Sebab dari keempat media sosial tersebut memiliki segmentasi tersendiri. Facebook memiliki jumlah penguna dikalangan generasi X atau kelahiran 1960-1980.

Sedangkan Instagram digemari generasi milenial yang lebih suka menampilkan visual dan video. Berbeda lagi dengan Twitter yang digemari generasi milenial perkotaan dengan memfokuskan pada teks. Sedangkan Youtube lebih menekankan pada tampilan video dokumenter atau aktualisasi diri. Akan tetapi, dalam penelitian ini, media sosial yang akan dikaji yakni hanya Instagram dan Twitter. Sebab, baik Instagram dan Twitter merupakan media sosial yang paling diminati oleh generasi milenial.

Pemilihan Konten


Sumber : billionairecoach.co.id

Dalam bisnis digital, pemilihan konten merupakan salah satu hal terpenting dalam membangun branding di media sosial. Tanpa adanya konten tentu media sosial yang kita miliki tidak berguna sama sekali. Selain itu melalui konten kreatif akan dapat membuat produk dan jasa yang kita tawarkan bisa menarik simpati oleh publik hingga laris di pasaran.

Saat ini konten gambar dan video merupakan salah satu konten yang paling digemari oleh konsumen. Sedangkan konten jenis teks masih sangat mempengaruhi proses branding. Dikarenakan teks akan mengiring mesin pencarian dan kata kunci (keyword) yang bisa semakin mendongkrak penjualan produk termasuk menganalisa para kompetitor. Biasanya konten teks lebih didorong pemanfaatan para blogger untuk menuliskan pengalamannya agar produk kita mendapatkan citra positif.

Copywriting yang Menarik dan Kreatif


Sumber : awai.com

Selain itu, guna membangun branding produk, penentuan copywriting (penulisan teks) juga menjadi hal utama. Copywriting harus bisa menarik, informatif dan kreatif akan sangat menentukan warganet untuk membacanya. Sebab rendahnya brand awareness dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama yang salah satunya adalah karena kurang tepatnya pengunaan identitas brand termasuk konten yang belum bisa menarik perhatian konsumen (Kotler & Waldemar, 2010).

Peran Buzzer Media Sosial


Sumber : kompasiana.com

Setelah konten, hal yang sangat mempengaruhi dalam branding yakni peran buzzer media sosial. Dalam konteks ini buzzer merupakan sosok akun media sosial baik anonim atau nyata yang setiap saat mendengungkan, mengemakan, mempromosikan, memperkuat dan mengkampanyekan informasi, produk dan jasa kepada warganet.

Selain buzzer media sosial ada pula influencer sebagai aktor pemasaran digital. Kedua aktor warganet ini memiliki peran yang bisa memperkuat merek dan mendongkrak sebuah produk tersebut menjadi viral. Apabila produk tersebut viral hingga memuncaki trending topik Twitter, maka secara otomotis akan dapat mendongkrak produk UMKM.

Jadi tidak heran dalam bisnis digital, banyak perusahaan besar menyewa tim buzzer media sosial untuk menaikan tagar produknya hingga mencapai trending topik. Lain halnya dengan influencer yang merupakan sosok berpengaruh karena memiliki banyak pengikut, biasanya menyediakan jasa endorsementuntuk memberikan testimoni terbaik agar publik paham bahwa produk yang ditawarkan merupakan produk yang terbaik.

Oleh sebab itu, perlu kerjasama para pelaku UMKM dengan para buzzer media sosial. Para pelaku UMKM bisa menjadikan para buzzer media sosial ini menjadi mitra promosi. Dengan begitu, akan terbangun semangat gotong royong untuk bersama-sama membantu mempromosikan produk UMKM

Konsistensi Memposting Konten


Sumber : rencanamu.id

Dalam proses branding di media sosial yang perlu diperhatikan adalah konsistensi dalam memposting konten. Sebab publik terutama warganet akan sangat menyukai informasi terbaru dan bermanfaat. Padahal, tentu pelaku UMKM tidak memiliki banyak waktu untuk bisa konsisten dalam memposting konten produknya di media sosial.

REFERENSI

Arianto, B. (2015). Kampanye Kreatif Dalam Kontestasi Presidensial 2014 . Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. No 1, Volume 19: 16–39.

Arianto, B. (2019 ). Buzzer Media Sosial dan Branding Produk UMKM Daeah Istimewa Yogyakarta . Jurnal UMKM Dewantara. No. 1, Volume 2.

Kotler, P. (2000). Marketing management, 10th ed., Prentice-Hall, Sydney.

Tanuatmadja, Y., & Raditya, A. (2014 ). Perancangan Branding” Marilyn’s Cake” Surabaya . Jurnal DKV Adiwarna, 1(4), 12

Ward, M. R., & Lee, M. J. (2000). Internet shopping, consumer search and product branding . Journal of product & brand management, 9(1), 6-20.