Apa Saja Gejala Penderita OCD?

Gangguan obsesif kompulsif ini menunjukkan suatu aktivitas obsesi yang dilakukan berulang- ulang karena suatu keyakinan atau ketakutan tertentu.

Ada banyak tipe perilaku obsesif kompulsif, di antaranya:

  1. Munculnya pikiran yang tidak diinginkan seperti merasa bertanggung jawab terhadap hal-hal buruk yang sudah atau mungkin terjadi
  2. Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kebersihan tubuh, kotoran, dan bakteri
  3. Rasa takut terhadap polutan dan khawatir secara berlebihan terhadap kemungkinan jatuh sakit
  4. Perilaku kompulsif, seperti:
  • Terbangun beberapa kali di tengah malam untuk memastikan apakah peralatan elektronik sudah dimatikan, lampu sudah dikunci, atau jendela sudah ditutup
  • Mengurutkan pakaian, sepatu, atau cucian berdasarkan urutan tertentu untuk mengurangi kecemasan
  • Mencuci tangan berkali-kali karena takut terinfeksi bakteri (meskipun gejala ini tidak selalu terjadi)

Gangguan Obsesif Kompulsif adalah suatu gangguan cemas yang ditandai dengan adanya suatu ide yang mendesak dan adanya dorongan yang tak dapat ditahan untuk melakukan sesuatu dan dilakukan dengan berulang kali.

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) didefinisikan sebagai gangguan kecemasan yang melibatkan pikiran dan dorongan-dorongan yang tidak dikehendaki ataupun tindakan berulang yang dimaksudkan untuk menekan pikiran dan dorongan tersebut (Durand & Barlow, 2006). Dalam bahasa awam (= Indonesia), istilah OCD biasanya disebut dengan was-was.

Terdiri dari dua unsur yaitu obsesi yang diartikan sebagai suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran serta kompulsi yang diartikan sebagai dorongan yang tak dapat ditahan untuk melakukan sesuatu. Dalam manifestasinya, setiap individu dapat berbeda-beda, sebagai contoh perasaan cemas akan kebersihan dirinya, akan terwujud dengan perilaku mencuci tangan yang berulang ulang, perasaan cemas akan keamanan rumah tempat tinggalnya, terwujud dengan pengecekan pintu-pintu rumah secara berulang (Maramis, 2005).

Sedangkan gejala gangguan ini menurut PPDGJ-III, mencakup hal-hal sebagai berikut :

  • Disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri.

  • Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan.

  • Bukan merupakan hal yang memberi kesenangan melainkan sebagai pelepasan atau perasaan lega dari kecemasan jika tidak melakukan tindakan tersebut.

  • Ada pengulangan-pengulangan baik itu pikiran maupun tindakan.

Gejala obsesif kompulsif ini juga termanifestasi sekunder pada penderita skizofrenia, sindroma Tourette, nerosa fobik, depresi dan gangguan mental organik. Penyebabnya tidak diketahui. Gangguan obsesif-kompulsif tidak ada kaitan dengan bentuk karakteristik kepribadian seseorang, pada individu yang memiliki kepribadian obsesif-kompulsif cenderung untuk bangga dengan ketelitian, kerapian dan perhatian terhadap hal-hal kecil, sebaliknya pada gangguan obsesif-kompulsif, individu merasa tertekan dengan kemunculan perilakunya yang tidak dapat dikontrol. Mereka merasa malu bila perilaku- perilaku tersebut dipertanyakan oleh orang yang melihatnya karena melakukan pekerjaan yang secara berulang-ulang. Mereka berusaha mati-matian untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.

Simptom dari Obsesif Kompulsif ditandai dengan pengulangan (repetatif) pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya (PPDGJ III, 20031).

Gejala utama obsesi-kompulsif harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Perilaku dan pikiran yang muncul tersebut disadari sepenuhnya oleh individu atau didasarkan pada impuls dalam dirinya sendiri. Individu juga menyadari bahwa perilakunya itu tidak rasional, namun tetap dilakukan untuk mengurangi kecemasan.

  2. Beberapa perilaku yang muncul disadari oleh individu dan berusaha melawan kebiasaan dan pikiran-pikiran rasa cemas tersebut sekuat tenaga, namun tidak berhasil.

  3. Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.

  4. Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.

  5. Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri penderita dan menghabiskan waktu (lebih dari satu jam sehari) atau secara signifikan mengganggu fungsi normal seseorang, atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain.

  6. Penderita merasa terdorong untuk melakukan ritual, yaitu tindakan berulang seperti mencuci tangan & melakukan pengecekan dengan maksud tertentu.