Apa saja gejala atau tanda-tanda adanya penyakit kutu pada ular?

Ular

Apa saja gejala atau tanda-tanda adanya penyakit kutu pada ular?

Permasalahan kutu bukan hanya ada pada hewan kesayangan seperti kucing dan anjing saja. Ternyata kutu juga dapat ditemukan pada hewan eksotik seperti ular. Jenis kutu yang terdapat pada ular bermacam-macam, ada kutu yang berbentuk seperti satu titik kecil adapula yang berbentuk besar (caplak).

Gejala klinis ular yang mengalami gangguan ektoparasit dapat terlihat dengan adanya kutu dibawah sisik ataupun caplak yang menempel pada bagian dibawa hidung atau mulut dengan mata telanjang. Ular yang mengalami problem kutu atau caplak terlalu lama akan menyebabkan adanya reaksi yang tidak baik pada kulit, kulit ular akan merah (hiperemi) dan terkadang disertai dengan adanya pembentukan nanah, dan sisik-sisik mengelupas karena kematian sel, nafsu makan menjadi berkurang dan rentan adanya pentakit lain.

Gangguan pada waktu shedding atau pergantian kulit (dysecdysis) dapat terjadi pada ular-ular yang memiliki banyak caplak dan kutu.

Siklus hidup caplak


Pada caplak siklus hidupnya dimulai dari caplak betina yang telah kawin dan menghisap darah ular akan jatuh ke tanah dan bertelur di tempat-tempat yang memiliki kelembapan dan suhu yang cocok, misalnya di sekitar retakan atau ceruk-ceruk pada dinding bangunan. Satu betina dapat menelurkan ribuan telur yang dilapisi oleh lapisan yang mencegahnya kering. Betina akan terus bertelur hingga 15 hari kemudian mati.

Dua hingga lima minggu kemudian, telur-telur akan menetas menjadi larva. Larva tersebut dapat menjalar ke tubuh anjing dan menghisap darahnya selama 3 sampai 7 hari kemudian jatuh ke tanah untuk berkembang menjadi nimfa selama 2 minggu. Nimfa tersebut akan menempel kembali ke tubuh ular dan berkembang menjadi caplak dewasa selama 2 minggu.

Setelah dewasa, caplak tersebut akan mencari ular lain untuk dijadikan hospesnya, kemudian kembali menghisap darah dan juga melakukan perkawinan. Secara keseluruhan, siklus hidup caplak berlangsung selama 2 bulan.

Pada iklim tropis, siklus ini dapat terjadi sepanjang tahun bahkan lebih cepat dari siklus yang seharusnya. Caplak dalam kondisi tertentu dapat bertahan tanpa menghisap darah selama 3 hingga 5 bulan pada setiap stadiumnya.