Apa saja gangguan-gangguan yang ada terkait dengan body image (kesan terhadap fisik)?

Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, dan bagaimana seseorang mempersepsikan dan memberikan penilaian atas yang dipikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya sendiri, dan atas penilaian orang lain terhadapa dirinya.

Apa saja gangguan-gangguan yang ada terkait dengan body image (kesan terhadap fisik) ?

Gangguan body image atau (body image disturbance) merupakan pemikiran dan perasaan negatif sesorang mengenai tubuhnya. Menurut Cash dan Pruzinsky (2002) bentuk gangguan body image dapat dibagi dua, berdasarkan komponen body image yang terganggu yaitu:

  • Body Image Distortion
    Apabila komponen yang terganggu adalah komponen persepsi maka gangguan body image yang dialami adalah distorsi body image. Apabila individu mengalami distorsi body image maka ia tidak mampu memperkirakan (mengestimasi) ukuran tubuhnya secara tepat.

  • Body Image Disatisfaction
    Ketidakpuasaan body image dapat dilihat dari bagaimana individu menilai tubuhya. Bila individu menilai penampilan tidak sesuai dengan standar pribadinya, maka ia akan menilai rendah tubuhnya. Menurut penelitian, body image adalah komponen yang penting dalam hidup manusia karena apabila terdapat gangguan pada body image dapat mengakibatkan banyak hal, seperti rendahnya self esteem, gangguan pola makan (disordered eating), diet yang tidak sehat, depresi dan juga anxiety (Striegel-Moore & Franko dalam Cash dan Prurinsky, 2002)

Terdapat beberapa teori terbentuknya gangguan body image antara lain :

1) Teori Perseptual

Teori ini menjelaskan bahwa munculnya gangguan body image terjadi karena kurang akuratnya persepsi seseorang terhadap ukuran atau bentuk tubuhnya. Terdapat tiga sub yang berbeda dari teori perceptual, yakni deficit kortikal, kegagalan mengadaptasi dan artifak perceptual (Thomson, 2000).

Gangguan body image disebabkan karena adanya defisit kortikal yang kemudian menyebabkan gangguan perseptual dan visuospasial. Cortical deficit menjadi titik perhatian para peneliti yang tertarik dalam mempelajari gangguan neurologi pada body image atau body schema (Thomson, 2000).

Teori kegagalan adaptasi,merupakan penjelasan lain untuk over estimation pada ukuran tubuhnya belum tentu akan berubah ketika ukuran aktualnya sudah berubah, karena adanya persepsi maladaptive, individu mempersepsikan diri mereka dalam ukuran maksimum dan minimum (Crisp dan Kalucy, 2000).

Teori artifak perceptual untuk menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tendensi terhadap overestimate ukuran tubuh dengan ukuran tubuh actual (Thomson, 2000)

2) Teori Developmental

Satu hal penting dan mempengaruhi body image seseorang adalah waktu terjadinya tahap pubertas. Thompson (2000) menyebutkan bahwa bila seorang remaja mengalami keterlambatan perkembangan pada masa pubertas, semakin besar kecenderungan bahwa ia mendapat ejekan atau komentar yang tidak menyenangkan.

Ejekan yang terus menerus pada masa kecil bisa memiliki dampak yang bertahan pada body image (Thompson, 2000). Banyak orang dewasa yang memiliki rasa tidak suka yang kuat terhadap penampilan mereka sendiri bisa mengingat pengalaman masa kecil ketika diejek dan dikritik karena penampilan mereka, hal ini biasanya terjadi karena ejekan yang biasanya sering digunakan pada masa kecil merupakan ejekan mengenai penampilan fisik (Thompson, 2000). Satu hal lagi yang dapat mempengaruhi terbentuknya gangguan body image ialah pelecehan seksual atau pengalaman seksual yang terlalu dini

3) Teori sosiokultural

Walaupun ada beberapa model teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskan masalah body image, banyak penelitian yang berpendapat bahwa faktor masyarakat dan budaya memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk, mengembangkan, dan mempertahankan masalah body image pada masyarakat barat.

Teori ini dikenal dengan teori sosiokultural, yang menyebutkan bahwa masyarakatlah yang menentukan standar sosial mengenai apa yang cantik dan menarik (Heinberg dalam Thompson, 2000).

Thompson juga berpendapat bahwa norma budaya memiliki peranan dalam mempengaruhi pekembangan tingkah laku dan sikap yang berhubungan dengan body image. Di dalam masyarakat yang dimanamana “yang indah adalah yang baik”, kurus merupakan sinonim dengan kecantikan. penelitian menemukan bahwa meskipun kurus merupakan hal yang sangat dihargai di masyarakat, lawannya yaitu obesitas merupakan hal yang paling dihindari(Thomson, 2000).

Teori sosiokultural juga menekankan pentingya peran media dalam menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan harapan tentang fisik idealnya. Tubuh ideal yang kurus tidak dipromosikan secara langsung oleh media, akan tetapi popularitas televise, film dan majalah merupakan sarana dimana media menjadi salah satu alat yang memberikan pengaruh yang sangat kuat untuk mengkomunikasikan tubuh kurus.

Media massa memiliki peran yang kuat mengenai ukuran standar ideal kecantikan dan secara spesifik, media berperan dalam mengkomunikasikan harapan ini pada masyarakat.

4) Teori self ideal discrepancy

Teori ini memfokuskan pada kecenderungan individu untuk membandingkan persepsi mengenai penampilan mereka sendiri dengan bayangan ideal atau juga orang lain yang dianggap memiliki penampilan ideal. Hasil dari proses perbandingan ini adalah diskrepansi antara persepsi mengenai diri dan diri yang dianggap ideal dan juga bisa menghasilkan ketidak puasan. Diasumsikan dengan teori ini bahwa semakin besar diskrepansi antara persepsi seseorang dan persepsi ideal, semakin besar ketidakpuasan. Penelitian mendukung hipotesa bahwa self ideal discrepancy ada dan semakin besar diskrepansi maka semakin tinggi tingkat gangguan pola makan da ketidakpuasan body image (Thompson, 2000).