Faktor Apa saja yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal?

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal

Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal?

Menurut Lunandi (1994), faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal yaitu :

  1. Citra Diri
    Citra Diri atau Self Image memilih ekspresi dan persepsi orang. Manusia menciptakan citra diri melalui pertalian bersama orang lain.

  2. Citra Pihak Lain
    Citra pihak lain terhitung memilih cara dan kemampuan orang berkomunikasi sebab waktu berkomunikasi dirasakan campuran citra diri dan citra pihak lain.

  3. Lingkungan Fisik
    Tingkah laku manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain berlainan sebab setiap tempat punya norma yang wajib ditaati.

  4. Lingkungan Sosial
    Lingkungan sosial terhitung punya efek pada komunikasi, setiap orang wajib sensitif pada lingkungan ia berada dan mahir membedakan lingkungan yang satu bersama yang lain.

  5. Kondisi
    Kondisi fisik dan emosional seseorang terhitung berpengaruh pada komunikasi, kecuali suasana fisik sedang sakit maka dapat tidak cukup cermat memilih kata dan kecuali suasana emosional tidak cukup stabil maka komunikasi tidak cukup stabil pula.

  6. Bahasa Badan
    Komunikasi tidak hanya dapat dilukiskan bersama kalimat namun terhitung gerakan tubuh atau badan terhitung dapat menggambarkan apa yang dapat dikatakan selanjutnya tanpa wajib mengungkapkannya.

Terjadinya suatu komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya komunikasi interpersonal sebagaimana disebutkan Jalaluddin (2005) ada tiga faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi interpersonal seseorang, yaitu:

1. Percaya (trust)

Komunikasi interpersonal “percaya” dapat menentukan efektivitas komunikasi. Menurut Giffin secara ilmiah, percaya didefenisikan sebagai mengandalkan perilaku individu untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko.

Defenisi ini menyebutkan tiga unsur percaya,

  1. Ada situasi yang menimbulkan risiko. Bila individu menaruh kepercayaan kepada seseorang, ia akan menghadapi risiko. Bila tidak ada risiko, percaya tidak diperlukan.

  2. Adanya kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung orang lain.

  3. Adanya keyakinan bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya.

2. Sikap suportif

Sikap yang mau menerima kritik jika melakukan kesalahan. Dalam artian sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Orang yang bersikap defensive bila tidak mau menerima, tidak jujur, dan tidak empatis. Dengan sikap defensive akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman dari pada memahami pesan. Gibb menyebut enam perilaku yang menimbulkan perilaku suportif. Perilaku tersebut adalah: deskripsi, orientasi masalah, spontanitas, empati, persamaan, dan propesionalisme.

3. Sikap terbuka

Kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi keisi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinan, professional, dan lain-lain.

Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan antarpribadi dalam komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:

  • Percaya

    Secara ilmiah “Percaya” didefinisikan sebagai ”mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh risiko” (Giffin, 1967). Definisi ini menyebutkan tiga unsur percaya:

    • Ada situasi yang menimbulkan risiko.
    • Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain.
    • Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya.
  • Sikap Suportif

    Sikap Suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang yang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis. Telah jelas dengan sikap defensif komunikasi antarpribadi akan gagal, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif, dan sebagainya) atau faktor-faktor situasional

  • Sikap Terbuka

    Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif

Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah peroses yang berpusat pada pesan dan bersandar pada informasi. Bulaeng (2002: 21) mendefenisikan bahwa komunikasi adalah pengolahan pesan-pesan dengan tujuan menciptakan makna. Terjadinya komuniksi kapan dan di mana saja seseorang dapat berusaha menggapai suatu pesan, berusaha memberikan makna kepadanya.

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Sejak bangun tidur sampai tidur lagi, sebagian besar dari waktu manusia digunakan untuk berkomunikasi. Oleh karenanya kemampuan berkomunikasi interpersonal adalah suatu kemampuan yang paling dasar yang harus dimiliki seorang manusia.Keahlian komunikasi interpersonal bagi pustakawan sangat diperlukan oleh pengguna jasa pustaka. Pustakawan adalah orang yang bertanggungjawab untuk menyediakan akses yang seluas-luasnya pada para pencari informasi, pustakawan dituntut untuk mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik dan efektif.

Melalui mempelajari komunikasi interpersonal yang efektif para pustakawan dapat mengetahui bagaimana menjadi penyampai pesan yang efektif, menjadi penerima atau pendengar yang efektif, sekaligus bagaimana menjadi pribadi yang menarik. Dengan demikian pengetahuan akan komunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat penting bagi para pustakawan, agar mereka dapat menjadi pustakawan professional yang dapat memberikan layanan prima (excellent service) pada para pencari informasi.

Keterampilan Dasar Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal secara umum adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, masing-masing orang yang terlibat dalam komuniasi tersebut saling mempengaruhi persepsi lawan komunikasinya. Bentuk khusus komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi diadik. DeVito berpendapat bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang telah memiliki hubungan yang jelas, yang terhubungkan dengan beberapa cara. Jadi komunikasi interpersonal misalnya komunikasi yang terjadi antara ibu dengan anak, dokter dengan pasien, dua orang dalam suatu wawancara, dsb. Deddy Mulyana (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).

Ciri-ciri komunikasi interpersonal ini adalah pihak-pihak yang memberi dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal yang efektif diawali hubungan yang baik. Waltzlawick berpendapat komunikasi tidak hanya berisi pesan tetapi juga menekankan kepada aspek hubungan yang disebut dengan metakomunikasi. Umumnya hubungan interpersonal suami istri atau dengan yang lainnya adalah baik sehingga menjadi modal bagi terbangunnya sebuah komunikasi interpersonal yang efektif. (Kholil, 2005: 43).

Apapun teori hubungan interpersonal yang digunakan, kita akan melihat hal yang sama: hubungan interpersonal melibatkan dan membentuk kedua belah pihak. Ketika Muhammad berhubungan dengan si Anto, Anto bukan lagi Anto yang biasa, Anto berubah karena pertemuan dengan Muhammad. Muhammadpun demikian karena kehadiran si Anto.

R.D. Laing, H. Phillipson, A.R.Lee-mengatakan: When Peter meets Paul, Paul’s behavior becomes Peter’s experince; Peter’s behavior become Paul’s experince. Saya dan anda berbagi pengalaman, bila pengalaman ini menyenangkan, bila permainan peranan berlangsung seperti yang kita harapkan, bila terjadi hubungan yang komplementer, hubungan kita akan dilanjutkan, dipertahankan, dan diperkokoh. Demikian juga sebaliknya, bila hubungan kita menimbulkan kepedihan, saya akan mengakhiri hubungan interpersonal dengan anda. Jadi hubungan interpersonal berlangsung dengan tiga tahap: pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.

Menciptakan Hubungan Komunikasi Interpersonal

“DeVito menyatakan dalam buku komunikasi Psikologi Jalaluddin Rakhmat (2005: 15) “The five major purposes of interpersonal communication are to learn about self, others, and the world; to relate to others and to form relationship; to influence or control the attitudes and behaviours of others; to play or enjoy oneself; to help others.” (komunikasi interpersonal adalah komunikasi untuk belajar diri sendiri, orang lain, bahkan dunia, melalui komunikasi interpersonal kita dapat mengetahui siapa dan bagaimana orang lain dan dapat mengetahui pendapat orang lain tentang diri kita sendiri). Kita semakin mengenal diri kita sendiri, orang lain serta dapat mengenal lingkungan kita sendiri serta dunia. Suksesnya komunikasi interpersonal sangat tergantung pada kualitas konsep diri seseorang.

Komunikasi interpersonal yang efektif diawali dari hubungan interpersonal yang baik. Hubungan interpersonal antara dua orang baik itu antara orang tua dengan anak, atau antara pimpinan dengan bawahan adalah baik sehingga dapat menjadi modal terbangunnya sebuah komunikasi interpersonal yang efektif. (Asari, 2005 :10).

Ada tiga faktor yang dapat menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, adalah sebagai berikut:

a. Percaya (trust)

Faktor percaya sangat mempengaruhi terjadinya peroses komunikasi interpersonal yang baik. Ada tiga faktor utama untuk dapat menentukan sikap percaya adalah : menerima, empati, dan kejujuran (Efendi, 1981). Menerima adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, melihat orang lain sebagai induvidu yang patut dihargai, tanpa menilai apa yang dibicarakan orang tersebut. Sikap menerima tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, kita sering cenderung sukar menerima. Menerima juga harus digaris bawahi, menerima tidak berarti menyetuji semua perilaku orang lain atau rela menanggung akibat-akibat perilakunya. Akan tetapi kita harus menghargai perasaan dan pemikiran yang disampaikan orang lain selama proses komunikasi berlangsung. Peroses komunikasi interpersonal tersebut adalah kepunyaan kita sendiri (owning of feels and thought). Dalam peroses komunikasi tersebut antara pelaku komunikasi akan tercipta keterbukaan perasaan dan pemikiran, serta dapat menerima dan bertanggung jawab terhadap apa yang disampaikan masing-masing pihak.

Empati adalah ikut merasakan apa yang orang lain rasakan tanpa kehilangan dentitas diri sendiri. Kita dapat membayangkan diri kita pada kejadian yang yang menimpa orang lain. Dengan empati kita berusaha melihat orang lain merasakan seperti orang lain rasakan. Kejujuran adalah faktor kejujuran yang dapat menumbuhkan saling percaya. Masingmaing pihak harus saling jujur dalam mengungkapkan sesuatu dengan orang lain, sehingga tercipta saling percaya bukan potensi yang dibuat-buat.

b. Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi defensif dalam komunikasi. Terjadinya sikap defensif bila seseorang tidak menerima, tidak jujur dan tidak empati (Rakhmat, 2005:133).

c. Sikap Terbuka

Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya di dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efekif. Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme. Supaya komunikasi interpersonal yang dilakukan dapat menumbuhkan hubungan interpersonal yang efektif, sifat dogmatisme harus dihapuskan dalam diri seseorang, dan diganti dengan sikap terbuka pada lawan bicara kita.

Referensi

http://repository.uinsu.ac.id/634/1/(2)KOMUNIKASI%20INTERPERSONAL%20PUSTAKAWAN.pdf