Apa Saja Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Seseorang?

faktor perilaku

Perilaku menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan

Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.

Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang.

Perilaku tidak terbentuk dengan sendirinya saat manusia lahir, ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi perilaku manusia. Jadi, suatu pesan tidak langsung mengenai individu, tetapi “disaring”, dipikirkan, dan dipertimbangkan apakah seseorang mau menerima pesan-pesan tersebut atau tidak.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku seseorang ?

image

Yang mempengaruhi perilau manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar, yaitu faktor personal dan faktor situasional.

Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

Faktor personal seringkali dipengaruhi oleh motif sosiogenis, atau sering juga disebut motif sekunder sebagai lawan dari motif primer (motif biologis). Secara singkat motif-motif sosiogenis di atas dapat dijelaskan sebagai berikut (Jalaluddin, 2007) :

  1. Motif ingin tahu

    Yaitu kecendrungan setiap orang untuk berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Manusia membutuhkan kerangka rujukan (frame of reference) untuk mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai.

  2. Motif kompetisi

    Setiap orang ingn membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan kehidupan apa pun. Perasaan mampu amat begantung pada perkembangan intelektual, sosial, dan emosional.

  3. Motif cinta

    Berbagai penelitian membuktikan bahwa kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi akan menimbulkan peilaku manusia yang kurang baik.

  4. Motif harga diri dan kebutuhan mencari identitas

    Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi di dunia.

  5. Kebutuhan akan nilai, kedambaan, dan makna kehidupan

    Dalam menghadapi kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau memberkan makna pada kehidupannya. Termasuk ke dalam ini adalah motif-motif keagamaan.

  6. Kebutuhan akan pemenuhan diri

    Kebutuhan akan pemenuhan diri dilakukan melalui melalui berbagai bentuk :

    1. Mengembangkan dan menggunakan potensi-potensi kita dengan cara yang kreatif konstruktif, misalnya dengan seni musik, musik, sains, atau hal-hal yang mendorong ungkapan diri yang kreatif.

    2. Memperkaya kualitas kehidupan dengan memperluas rentangan dan kualitas pengalaman serta pemuasan, misalnya dengan darmawisata.

    3. Membentuk hubungan yang hangan dan berarti dengan orang-orang sekitar.

    4. Berusaha “memanusia”, menjadi persona yang kita dambakan.

Motivasi seseorang juga akan ikut menentukan sebuah pesan diterima atau tidak. Hal ini juga berarti, motivasi untuk mencari hiburan contohnya akan menjadi dalih untuk menikmati media massa (Nurudin, 2007: 232) .

Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

Sedangkan faktor situasional yang mempengaruhi manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Jalaluddin, 2007) :

  • Faktor Ekologis

    Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku.

  • Faktor Temporal

    Satu pesan komunikasi yang disampaikan di pagi hari, akan berbeda maknanya bila disampaikan pada tengah malam. Jadi, yang mempengaruhi manusia bukan saja di ana mereka berada tetapi juga bilamana mereka berada.

  • Suasana Perilaku (Behaviour Settings)

    Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku orang-orang di dalamnya.

  • Teknologi

    Revolusi teknologi sering disusul dengan revolusi dalam perilaku sosial. Dalam ilmu komunikasi, Mrshall McLuhan (1964) menunjukkan bahwa bentuk teknologi komunikasi lebih penting daripada isi media komunikasi.

  • Faktor-faktor Sosial

    Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah factor-faktor sosial yang menata perilaku manusia.

  • Lingkungan psikososial

    Persepsi tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan mempengaruhi perilak kita dalam lingkungan itu.

  • Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

    Situasi yang permisif memungkinkan orang melakukan banyak hal tanpa harus merasa malu. Sebaliknya, situasi restriktif enghabat orang untuk berperilaku sekehendak hatinya.

Menurut Sunaryo (2004) faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu :

1. Faktor Genetik atau Faktor Endogen

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen), antara lain:

  • Jenis ras, setiap ras didunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda satu dengan yang lainnya.

  • Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria disebut maskulin sedangkan pada wanita disebut feminin.

  • Sifat fisik, kalau kita amati perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.

  • Sifat kepribadian. Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh Maramis (1999) adalah “keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya”. Kepribadian menurut masyarakat awam adalah bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya.

  • Bakat pembawaan

Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.

  • Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan untuk membuat kombinasi, sedangkan individu yang intelegen yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat.

2. Faktor Eksogen atau Faktor dari Luar Individu

  • Faktor Lingkungan

Lingkungan di sini menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial.

  • Pendidikan

Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok.

  • Agama

Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau penghabisan. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara berfikir, bersikap, bereaksi, dan berperilaku individu.

  • Sosial ekonomi

Telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial budaya dan sosial ekonomi.

  • Kebudayaan

Merupakan ekspresi jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan.

3. Faktor-Faktor Lain

  • Susunan Saraf Pusat

Memegang peranan penting karena merupakan sarana untuk memindahkan energi yang berasal dari stimulus melalui neuron ke system saraf tepi yang setrusnya akan berubah menjadi perilaku.

  • Persepsi

Merupakan proses diterimanya rangsangan melalui panca indera yang didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu yang ada didalam maupun diluar dirinya.

  • Emosi

Emosi adalah manifestasi perasaan atau efek karena disertai banyak komponen fisiologik, biasanya berlangsung tidak lama.

Green (1980) berpendapat lain tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, yakni:

  • Faktor lain mencakup pengetahuan dan sikap seseorang terhadap kesehatan tradisi dan kepercayaan seseorang terhadap hal-hal yang terkait dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut seseorang tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.

  • Faktor pemungkin (enabling factors)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori Azwar (1995), bahwa berbagai bentuk media massa seperti : radio, televisi, majalah dan penyuluhan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Sehingga semakin banyak menerima informasi dari berbagai sumber maka akan meningkatkan pengetahuan seseorang sehingga berperilaku ke arah yang baik.

  • Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat atau pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan manurut Novita (2011).