Faktor Apa Saja yang Memengaruhi Penerimaan Diri Seseorang?

self acceptance

Penerimaan Diri - Germer (2009) - adalah kemampuan individu untuk dapat memiliki suatu pandangan positif mengenai siapa dirinya yang sebenar-benarnya, dan hal ini tidak dapat muncul dengan sendirinya, melainkan harus dikembangkan oleh individu.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Penerimaan Diri seseorang ?

Hurlock (1992) mengemukakan bahwa ada faktor-faktor yang berperan dalam penerimaan diri pada seorang individu, yaitu sebagai berikut:

1. Adanya pemahaman tentang diri sendiri

Seorang individu yang dapat mengetahui kemampuan dan ketidakmampuan yang ia miliki akan lebih memahami dirinya sendiri baik kelebihan maupun kekurang yang ia miliki. Pemahaman diri pada seorang individu sejalan dengan penerimaan diri individu tersebut, artinya semakin seorang individu memahami dirinya, maka semakin dapat ia meneriman dirinya.

2. Adanya harapan yang realistik

Seorang individu akan menentukan sendiri harapan yang ia miliki yang disesuaikan dengan pemahamannya akan kemampuan yang ia miliki dan tidak diarahkan oleh orang lain.

3. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan

Meskipun seorang individu sudah memiliki harapan yang realistik, tetapi bila lingkungan disekitarnya menghalangi maka individu akan sulit mencapai harapannya tersebut.

4. Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan

Sikap-sikap orang lain yang menyenang dengan tidak adanya prasangka dan adanya penghargaan terhadap kemampuan sosial orang lain serta kesediaan individu mengikuti kebiasaan lingkungan.

5. Tidak adanya gangguan emosional yang berat.

Gangguan emosional yang berat dapat membuat individu tidak mampu berfungsi dengan baik dan akan selalu merasa tidak bahagia serta tidak puas terhadap dirinya.

6. Pengaruh keberhasilan yang dialami

Keberhasilan yang dicapai oleh seorang individu dapat menimbulkan penerimaan diri pada individu karena dapat dilihat sebagai umpan balik untuk meningkatkan kemampuan yang sudah dimiliki

7. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik.

Individu yang mengidentifikasikan dirinya dengan individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik dapat membangun sikap-sikap positif terhadap diri sendiri.

8. Adanya perspektif diri yang luas

Seorang individu yang melihat dirinya secara keseluruhan, bukan melihat pada satu sisi yang ia miliki, sisi kelebihan atau sisi kekurangan yang ada pada dirinya.

9. Pola asuh di masa kecil yang baik

Anak yang diasuh secara demokrati akan cenderung berkembang sebagai orang yang dapat menghargai dirinya sendiri.

11. Konsep diri yang stabil

Individu yang tidak memiliki konsep diri yang stabil akan sulit menunjukkan pada
orang lain siapa dia sebenarnya, sebab ia sendiri bingung terhadap dirinya.

Sari (2002) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan diri individu antara lain:

  • Pendidikan
    Individu yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki tingkat kesadaran yang lebih baik akan keadaan yang dia miliki dan segera mencari upaya untuk mengatasi keadaan tersebut.

  • Dukungan Sosial
    Penerimaan diri akan semakin baik apabila ada dukungan sosial yang muncul dari lingkungan di sekitar individu tersebut.

Merujuk pada Hurlock (1994) maka dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor penerimaan diri adalah:

1. Pemahaman Diri

Pemahaman diri adalah suatu persepsi atas dirinya sendiri yang ditandai oleh keaslian bukan kepura– puraan, realistik bukan khayalan, kebenaran bukan kebohongan, keterusterangan bukan berbelit – belit. Pemahaman diri dan penerimaan diri mempunyai hubungan yang positif. Selain itu kualitas pendidikan yang diterima oleh individu tersebut turut berpengaruh pada penerimaan dirinya. Semakin baik pendidikan yang dimiliki seseorang dan dia memahami dirinya maka akan semakin baik ia menerima dirinya dan sebaliknya. Pemahaman diri ini meliputi mensyukuri apa yang telah dimiliki, tidak terlalu sering mengkritik diri sendiri, serta menerima segala bentuk pujian yang mengandung unsur kebenaran.

2. Harapan yang Realistik

Ketika pengharapan seseorang terhadap sukses yang akan diraihnya merupakan pengharapan yang realistik maka kesempatan untuk mencapai kesuksesan akan muncul. Adanya kesempatan ini tidak terlepas dari dukungan yang diperoleh individu dari lingkungan disekitarnya. Hal ini mendukung terbentuknya kepuasan diri sendiri yang pada akhirnya membentuk sikap penerimaan terhadap dirinya sendiri. Apabila pada saat individu memiliki pengharapan realistik akan sesuatu dan selanjutnya individu itu menanamkan dalam pikirannya bahwa dia akan berhasil maka kesempatan untuk sukses akan muncul sehingga individu pada akhirnya merasa puas dan terbentuk penerimaan diri yang baik.

3. Tidak Hadirnya Hambatan–Hambatan dari Lingkungan

Ketidakmampuan untuk mencapai tujuan yang realistik dapat disebabkan oleh ketidakmampuan individu untuk mengontrol adanya hambatan – hambatan dari lingkungan misalnya saja diskriminasi, ras, gender, kepercayaan.

Seseorang yang menyadari bahwa dia sebenarnya mampu tapi oleh karena suatu hambatan dari lingkungan akan sukar untuk memiliki penerimaan diri yang baik. Jika hambatan dari lingkungan tersebut dihilangkan, seseorang akan dapat mencapai tujuan yang realistik. Tercapainya tujuuan tersebut akan mengakibatkan individu yang bersangkutan puas akan kesuksesannya dan mendukung terbentuknya penerimaan diri yang positif.

4. Tidak Adanya Tekanan Emosi yang Berat

Tekanan yang berat dan terus menerus seperti yang terjadi di lingkungan sekitar, dimana kondisi emosi sedang tidak baik dapat mengakibatkan gangguuan yang berat sehingga tingkah laku orang tersebut dinilai menyimpang dan orang lain menjadi terlihat selalu mencela dan menolak orang tersebut. Tidak adanya tekanan emosi membuat seseorang dapat melakukan yang terbaik dan dapat menjadi berpandangan ke luar dan tidak memiliki pandangan hanya ke dalam dirinya saja. Tanpa tekanan emosi juga dapat membuat orang santai dan bukannya tegang, bahagia dan bukannya marah, benci dan frustasi. Kondisi ini memberikan sumbangan positif bagi penilaian terhadap lingkungan sosial yang menjadi dasar terhadap penilaian diri sendiri dan penerimaan diri.

5. Sukses yang Sering Terjadi

Kegagalan yang sering menimpa menjadikan seseorang menolak dirinya sendiri, sebaliknya kesuksesan yang sering terjadi menumbuhkan penerimaan terhadap diri sendiri. Sering atau tidaknya sukses yang terjadi dapat dinilai secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif berarti jumlah terjadinyta sukses lebih banyak daripada jumlah terjadinya kegagalan. Sedangkan secara kualitatif berarti walaupun jumlah kegagalan lebih banyak daripada kesuksesan namun kesuksesan tersebut terjadi pada hal yang sangat penting dan berarti yang dapat melebihi jumlah kegagalan baik dari penilaian masyarakat ataupun dari diri sendiri. Sukses yang sering terjadi tidak lepas dari apa yang individu tanamkan dalam pikirannya. Bila individu menanamkan pikiran yang positif bahwa ia akan berhasil maka tindakan ini membantu meningkatkan rasa percaya diri juga bila individu berpikir sevara negatif maka ia tidak akan pernah merasa berhasil dan senantiasa menyalahkan segala kelemahan yang dimilikinya.

6. Konsep Diri yang Stabil

Konsep diri dapat didefinisikan sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Konsep diri yang stabil adalah suatu cara seseorang melihat dirinya sendiri dan hasilnya sama setiap waktu, hal ini dapat dilihat dengan meningkatkan potensi yang terbaik dari individu tersebut dengan selalu belajar dan mengembangkan potensinya serta memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.

Konsep diri yang stabil sama halnya dengan konsep diri yang positif yaitu terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan bukan dipandang sebagi kematian namun lenih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan kosep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal – hal positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang (Rini, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Self acceptance


Pada dasarmya untuk memiliki self acceptance bukanlah suatu hal yang mudah karena individu jauh lebih mudah menerima kelebihan yang ada pada dirinya daripada menerima segala kekurangan yang ada pada dirinya juga. Sikap tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi diri seseorang sehingga menjadi individu yang mempunyai penerimaan diri yang rendah. Menurut Hurlock (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dalam diri seseorang yaitu:

  1. Adanya pemahaman tentang diri sendiri
    Hal ini timbul dengan adanya kesempatan seseorang untuk mengenali kemampuan dan ketidakmampuannya. Seseorang yang dapat memahami dirinya sendiri tidak akan hanya tergantung dari kemampuan intelektualnya saja, tetapi jugapada kesempatannya untuk memahami dirinya.

  2. Adanya hal yang realistik
    Hal ini timbul jika seseorang dapat menentukan sendiri harapannya dengan disesuaikan dengan pemahaman dan kemampuannya. Semakin besar kesempatan tercapainya suatu harapan, maka akan menimbulkan kepuasan diri yang merupakan hal penting dalam penerimaan diri

  3. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan Seseorang yang memiliki harapan, namun jika lingkungan disekitarnya tidak memberikan kesempatan atau bahkan menghalangi, maka harapannya akan sulit tercapai.

  4. Sikap lingkungan seseorang
    Sikap yang berkembang di masyarakat akan ikut andil dalam proses penerimaan diri seseorang, jika lingkungan memberikan sikap yang baik pada individu, maka individu akan cenderung untuk senang dan menerima dirinya

  5. Ada tidaknya tekanan yang berat
    Tekanan emosi yang berat dan terus menerus akan mengganggu seseorang dan menyebabkan ketidakseimbangan fisik maupun psikologis

  6. Frekuensi keberhasilan
    Setiap orang pasti akan mengalami kegagalan, hanya saja frekuensinya yang berbeda-beda. Semakin banyak keberhasilan yang dicapai akan menyebabkan individu menerima dirinya denganbaik

  7. Ada tidaknya identifikasi seseorang
    Pengenalan orang-orang yang mempunyai penyesuaian diri yang baik akan memungkinkan berkembangnya sikap positif terhadap dirinya serta mempunyai contoh yang baik bagaimana harus berperilaku

  8. Perspekstif diri
    Perspektif diri terbentuk jika individu dapat melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat oleh orang lain pada dirinya. Rendahnya perspektif diri akan menimbulkan perasaan tidak puas dan penolakan diri

  9. Latihan pada masa kanak-kanak
    Pelatihan yang diterima pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi pola kepribadian anak selama masa perkembangan. Latihan yang baik pada masa kanak-kanak akan memberikan pengaruh positif pada penerimaan diri.

  10. Konsep diri yang stabil
    Konsep diri yang stabil bagi seseorang akan memudahkan dala usaha menerima dirinya. Apabila konsep dirinya selalu berubah-ubah maka individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menerima dirinya.

Penerimaan diri setiap individu tentu berbeda, perbedaan tersebut karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada. Menurut Endah Puspita Sari dan Sartini Nuryoto (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri adalah:

  1. Pendidikan
    Faktor pendidikan mempengaruhi penerimaan diri dimana individu yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi pula dalam memandang keadaan dirinya.

  2. Dukungan Sosial
    Penerimaan diri akan semakin baik apabila ada dukungan dari lingkungan sekitar, hal ini dikarenakan individu yang mendapat dukungan sosial akan mendapat perlakuan yang baik dan menyenangkan.

Sedangkan menurut Chaplin (Arry Avrilya Purnaningtyas, 2013) berpendapat faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri adalah:

  1. Konsep diri yang stabil, individu yang mempunyai konsep diri yang stabil akan melihat dirinya dari waktu ke waktu secara konstan dan tidak akan berubah-ubah.

  2. Kondisi emosi yang menyenangkan, dengan tidak menunjukkan tidak adanya tekanan emosi sehingga memungkinkan indivdu untuk memilih yang terbaik dan sesuai dengan dirinya selain itu individu juga memiliki sikap yang positif dan menyenangkan yang akan mengarahkan pada pembentukan sikap individu untuk mudah menerima diri karena tidak adanya penolakan.

Faktor-Faktor yang dapat Meningkatkan Penerimaan Diri

Individu yang ingin meningkatkan penerimaan diri perlu memperhatikan beberapa faktor yang ada. Menururt Hurlock (2011) faktor yang paling penting dalam penerimaan diri adalah:

  1. Aspirasi Realistis
    Supaya individu menerima dirinya, ia harus realistis tentang dirinya dan tidak mempunyai ambisi yang tidak mungkin tercapai. Ini tidak berarti bahwa individu harus mengurangi ambisi atau menentukan sasaran di bawah kemampuan. Sebaliknya individu harus menetapkan sasaran yang di dalam batas kemampuan diri, walaupun batas ini lebih rendah dari apa yang dicita-citakan.

  2. Keberhasilan
    Bila tujuan itu realistis, kesempatan berhasil sangat meningkat. Lagi pula, agar individu menerima dirinya, individu harus mengembangkan faktor peningkat keberhasilan supaya potensinya berkembang secara maksimal. Faktor peningkat keberhasilan ini mencakup keberanian mengambil inisiatif dan meninggalkan kebiasaan menunggu perintah apa yang harus dilakukan, teliti dan bersungguh-sungguh dalam apa saja yang dilakukan, bekerja sama dan mau melakukan lebih dari semestinya.

  3. Wawasan diri
    Kemampuan dan kemauan menilai diri secara realistis serta mengenal dan menerima kelemahan serta kekuatan yang dimiliki, akan meningkatkan penerimaan diri. Tiap tahun dengan bertambahnya usia dan pengalaman sosial, individu harus mampu menilai dirinya dengan lebih akurat.

  4. Wawasan sosial
    Kemampuan melihat diri seperti pandangan orang lain melihat dapat menjadi suatu pedoman untuk perilaku yang memungkinkan individu memenuhi harapan sosial. Sebagai kontras, perbedaan mencolok antara pendapat orang lain dan pendapat anak tentang dirinya akan menjurus ke perilaku yang membuat orang lain kesal dan menurunkan penilaian orang lain tentang dirinya.

  5. Konsep diri yang stabil
    Bila individu melihat dirinya dengan satu cara pada satu saat dan cara lain pada saat yang lain kadang-kadang menguntungkan dan kadangkadang tidak, individu menjadi ambivalen tentang dirinya. Untuk mencapai kestabilan seperti halnya dengan konsep diri yang menguntungkan, orang yang berarti dalam hidupnya harus menganggap individu secara menguntungkan sebagian besar waktu. Pandangan individu membentuk dasar bayangan cermin individu tentang dirinya.