Apa saja faktor yang dapat menyebabkan warna gigi bisa mengalami perubahan?

Pada dasarnya manusia memiliki warna gigi putih, namun seiring dengan penggunaan dan pola hidup khususnya pola makan, maka warna gigi bisa mengalami perubahan. Perubahan warna yang paling sering adalah menjadi kuning. Namun, pada sebagian orang ada juga yang menghitam atau malah menjadi belang. Sebenarnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan warna gigi bisa mengalami perubahan. Apa saja faktor tersebut?

Beberapa faktor yang menyebabkan warna gigi bisa mengalami perubahan.

  1. Makanan dan minuman
    Beberapa jenis makanan dan minuman terbukti mampu membuat warna gigi mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi akibat zat yang terkandung pada makanan dan minuman mampu mempengaruhi senyawa pada email gigi. Bahan kimia tertentu seperti pewarna pada makanan atau minuman juga dapat membuat gigi berubah warna. Zat-zat tersebut bisa menempel pada gigi. Jenis minuman yang mengandung tanin seperti kopi dan teh, mampu merubah lapisan enamel yang ada pada bagian luar gigi. Minum teh dan kopi tanpa diimbangi dengan pembersihan gigi yang rutin akan dapat menyebabkan gigi menguning. Selain itu, minuman lain yang mengandung kadar asam tinggi seperti pada anggur, wine, alkohol, soda atau minuman berenergi juga bisa mengganggu warna gigi.

  2. Rokok
    Asap rokok yang mengandung tar dapat merubah warna gigi menjadi agak gelap. Kandungan tar yang ada pada asap rokok bisa menumpuk pada lapisan luar gigi. Bila tumpukan ini sudah banyak, maka warna gigi akan menjadi gelap dan mulai menghitam. Oleh sebab itu, menghentikan kebiasaan merokok dapat mencegah warna gigi menghitam.

  3. Plak pada gigi
    Plak pada gigi bisa mengandung bakteri atau jamur dan inilah yang menjadi penyebab gigi kuning. Dalam jumlah akumulasi tertentu, plak pada gigi akan merubah warna gigi menjadi kehijauan atau sedikit orange. Plak gigi terjadi bisa diakibatkan oleh endapan sisa makanan yang menempel pada gigi. Bila jarang melakukan sikat gigi, maka endapan makanan ini akan menumpuk dan membentuk plak yang bisa menutupi warna asli gigi.

  4. Riwayat penggunaan antibiotik
    Beberapa antibiotik tertentu seperti penggunaan tetrasiklin bisa membuat warna gigi menjadi kuning kecoklatan atau biru keabuan. Hal ini hanya terjadi bila konsumsi antibiotik tersebut dilakukan pada masa pertumbuhan gigi, sehingga dapat mempengaruhi pembentukan warna asli gigi.

  5. Fluorosis
    Yakni timbulnya bercak-bercak putih pada gigi yang diakibatkan oleh proses metabolisme fluoride yang berlebih. Bila terjadi dalam waktu yang lama akan dapat mengganggu proses pembentukan enamel gigi. Selanjutnya, warna gigi akan menjadi memiliki bercak-bercak putih atau belang-belang.

Sumber: https://halosehat.com/tips-kesehatan/gigi/bleaching-gigi

Gigi bersifat polikromatik sehingga warna gigi di daerah gingiva, insisal, dan servika bervariasi. Semua ini bergantung kepada ketebalan, refleksi warna yang berbeda, dan translusensi email dan dentin. Warna gigi yang sehat umumnya ditentukan oleh translusensi serta warna dentin, dan dimodifikasi oleh:

  • Warna email yang menutupi mahkota.
  • Translusensi email yang bervariasi sesuai tingkat kalsifikasinya.
  • Ketebalan email yang lebih tebal di tepi oklusal/insisal gigi dan lebih tipis di sepertiga servikal. Inilah sebabnya gigi lebih gelap di sepertiga servikal dibandingkan dengan di tengah atau di sepertiga insisal.

Warna yang normal pada gigi sulung adalah putih kebiruan, sementara warna gigi permanen kuning keabu-abuan, putih keabu-abuan, atau putih kekuning-kuningan. Seiring pertambahan usia, warna gigi berubah menjadi lebih kuning atau kuning kelabu karena meningkatnya ketebalan dentin dan berkuranganya ketebalan email.

Terdapat diskolorasi (perubahan warna) gigi yang beragam bergantung kepada etiologi, tampilan, lokasi, dan keparahan serta perlekatan terhadap struktur giginya. Diskolorasi dapat diklasifikasikan menjadi diskolorasi ekstrinsik dan diskolorasi intrinsik atau kombinasi keduanya.

Menurut Feinman et al (1987) diskolorasi ekstrinsik terjadi ketika suatu agen atau noda merusak permukaan email gigi. Pewarnaan ekstrinsik mudah dihilangkan dengan pembersihan profilaktik normal. Pewarnaan intrinsik didefiniskan sebagai pewarnaan endogen yang telah menyatu dengan matriks gigi sehingga tidak dapat dihilangkan dengan tindakan profilaksis. Kombinasi keduanya (ekstrinsik dan intrinsik) sifatnya multifaktor misalnya pewarnaan oleh nikotin.

  • Diskolorasi intrinsik
  • Diskolorasi ekstrinsik
  • Kombinasi keduanya

Klasifikasi Pewarnaan Ekstrinsik (Nathoo, 1997)


  • Noda Dental Tipe N1 (noda dental langsung): Di sini , material berwarna terikat pada permukaan gigi, menyebabkan diskolorasi. Gigi memiliki kromogen, suatu senyawa tak berwarna yang jika bereaksi dengan material tertentu akan menjadi berwarna.
  • Noda Dental Tipe N2 (noda dental langsung): Di sini, kromogen berubah warna setelah terikat dengan gigi.
  • Noda Dental Tipe N3 (noda dental tidak langsung): Pada tipe ini prekromogen (tanpa warna) terikat ke gigi dan mengalami reaksi kimia yang menyebabkan terjadinya noda

ETIOLOGI atau PENYEBAB


Noda (Pewarnaan) Intrinsik

Penyebab Pra-erupsi

  • Penyakit

  • Alkaptonuria

  • Gangguan hematologis

  • Penyakit pada email dan dentin

  • Penyakit hati

  • Obat-obatan

  • Noda tetrasiklin dan penggunaan antibiotik lain

  • Noda fluorosis.

Penyebab Pasca Erupsi

  • Perubahan pada pulpa
  • Trauma
  • Hiperkalsifikasi dentin
  • Karies gigi
  • Material restorasi dan prosedur operatif
  • Penuaan
  • Perubahan fungsional dan parafungsional

Noda (Pewarnaan) Ekstrinsik

Noda Diperoleh Setiap Hari

  • Plak
  • Makanan & minuman
  • Tembakau
  • Higiene mulut yang buruk
  • Kalkulus Swimmer
  • Pendarahan gingivl.

Kimiawi

  • Klorheksidin
  • Noda metalik.

Noda (Pewarnaan) Intrinsik

Penyebab Pra erupsi

Penyebab-penyebab menyatu dengan lapisan email dan dentin yang lebih dalam selama odontogenesis dan mengubah perkembangan dan tampilan email dan dentin.

Alkaptonuria: Pigmentasi coklat gelap pada gigi sulung umumnya terlihat pada alkaptonuria; ini merupakan sebuah kelainan resesif autosomal yang mengakibatkan oksidasi menyeluruh dari tirosin dan fenilalanin dan menyebabkan peningkatan level asam homogentisik.

Gangguan Hematologis

  • Eritroblastosis fetalis: Sebuah kelainan darah neonatus yang disebabkan oleh inkompabilitas Rh. Di sini, noda tidak melibatkan gigi atau sebagian gigi tetetapi berkembang setelah berhentinya hemolisis tak lama setelah kelahiran. Noda biasanya berwarna hijau, coklat atau kebiru-biruan.

  • Porfiria kongenital: Kekeliruan genetik dalam metabolisme porfirin, ditandai dengan produksi uroporfirin yang berlebihan. Gigi sulung dan permanen bisa mengalami diskolorasi merah atau kecoklatan. Di bawah sinar ultraviolet, gigi tampak berfluoresensi merah.

  • Anemia sel sabit: Merupakan dIskrasia darah turunan yang ditandai oleh meningkatnya hemolisis sel darah merah. Noda gigi pada anemia sel sabit jarang sama dengan yang terjadi pada eritroblastosis fetalis, namun diskolorasinya lebih parah, melibatkan gigi geligi dan tidak berkurang seiring waktu.

Penyakit di email dan dentin

Amelogenesis imperfekta : Kondisi yang menunjukkan perubahan perkembangan pada struktur email tanpa adanya gangguan sistemik. Amelogenesis Imperfekta (AI) dikelompokkan menjadi tipe hipoplastik, hpokalsifikasi, dan hipomaturasi.

Fluorosis : Pada fluorosis, pewarnaan disebabkan oleh penyerapan fluor berlebihan selama perkembangan email. Fluor yang berlebihan ini akan menyebabkan perubahan metabolik pada ameloblas dan email yang dihasilkannya memiliki defek pada mtriks dan suatu struktur yang mengalami hipomineralisasi yang ireguler.

Noda Fluorosis Dimanifestasikan sebagai :

  • Daerah berwarna abu-abu atau putih opak pada gigi
  • Diskolorasi kuning sampai coklat pada permukaan halus email
  • Perubahan sedang dan parah terlihat sebagai cekungan/pitting dan diskolorasi coklat pada permukaan
  • Penampilan seperti karat yang parah dengan diskolorasi coklat gelap dan hilangnya sebagian besar email.

Hipoplasia email dan hipokalsifikasi karena penyebab lain :

  • Defisiensi vitamin D menimbulkan karakteristik white patch hypoplasia pada gigi
  • Defisiensi vitamin C dan vitamin A dalam periode pembentukan gigi mengakibatkan penampilan berbintik- bintik pada gigi
  • Sakit masa kanak-kanak dalam masa odontogenesis seperti demam eksantematosa, malnutrisi, gangguan metabolisme, dll., juga memengaruhi gigi.

Dentinogenesis Imperfekta: merupakan gangguan perkembangan autosomal dominan pada dentin yang terjadi selama atau bersamaan dengan amelogenesis imperfekta. Warna gigi pada dentinogenesis imperfekta (DI) beragam dari mulai abu-abu ke coklat keunguan sampai coklat kekuning-kuningaan dengan karakteristik translusen atau opalescent hue yang biasa rona opalesen.

Tetrasiklin dan minosiklin: DIskolorasi yang terlihat buruk pada gigi di kedua rahang diakibatkan oleh penyerapan berlebihan dari tetrasiklin dan minosiklin selama masa pertumbuhan gigi. Khelasi molekul tetrasiklin dengan kalsium dalam kristal hidroksiapatit membentuk tetrasiklin ortofosfat yang menyebabkan diskolorasi gigi.

Cacat dalam pembentukan dentin:

  • Dentinogenesis Imperfekta
  • Porfiria eritropoietik
  • Tetrasiklin dan minosiklin (asupan berlebih)
  • Hiperbilirubinemia

Klasisifaksi noda tetrasiklin berdasarkan tingkat perkembangan, pembentukan band (garis?) dan warna (Jordun dan Boksman 1984)

  • Derajat pertama (ringan) – kuning sampai abu-abu, tersebar merata pada seluruh gigi. Tidak ada banding
  • Derajat kedua (sedang) – kuning coklat sampai abu-abu gelap, terjadi sedikit banding kalau ada.
  • Derajat ketiga (noda berat) – abu abu atau hitam kebiru-biruan dan disertai banding sepanjang gigi.
  • Derajat keempat – Noda yang sangat gelap hingga bleaching tidak efektif sama sekali.

Keparahan pigmentasi dengan tetrasiklin bergantung pada tiga faktor:

  1. Waktu dan durasi pemberian
  2. TIpe tetrasikline yang diberikan
  3. Dosis.

Penyebab Pasca Erupsi

  • Perubahan pulpa: nekrosis pulpa biasanya disebabkan oleh bakteri, iritasi mekanis, dan iritasi kimiawi ke pulpa. Produk disintegrasinya kemudian memasuki tubulus dentin dan menyebabkan diskolorasi

  • Trauma: Cedera tidak disengaja pada gigi dapat menyebabkan perubahan degeneratif pada pulpa dan email yang dapat mengubah warna gigi. Pendarahan pulpa menyebabkan diskolorasi keabu-abuan dan penampilan nonvital. Cedera dapat menyebabkan pendarahan yang selanjutnya menyebabkan lisis sel darah merah dan pelepasan sulfida besi yang memasuki tubulus dentin dan menyebabkan diskolorasi pada gigi sekitarnya.

  • Hiperkalsifikasi dentin: hiperkalsifikasi dentin terjadi ketika ada kelebihan elemen yang ireguler pada rongga pulpa dan dinding saluran akar. Hal ini menyebabkan diskolorasi gigi.

  • Karies gigi: Umumnya, gigi mengalami diskolorasi di sekeliling area stagnasi bakteri, dan restorasi yang bocor

  • Material restorasi dan prosedur dental: Diskolorasi juga dapat disebabkan oleh penggunaan siler endodonsia dan material restorasi.

  • Penuaan: Perubahan warna pada gigi karena proses penuaan disebabkan oleh perubahan pada permukaan dan sub-permukaan. Diskolorasi karena penuaan disebabkan oleh:

    • Perubahan email : terjadi penipisan serta perubahan tekstur pada email
    • Deposisi dentin: deposit dentin sekunder dan tersier dan batu pulpa dapat menyebaban perubahan warna gigi
  • Perubahan fungsional dan parafungsional: Keausan gigi dapat menyebabkan tampilan gigi yang lebih gelap disebabkan hilangnya permukaan gigi dan terpajannya dentin yang lebih kuning dan rentan terhadap perubahan warna akibat absorbsi cairan mulut dan deposisi dentin reparatif.

Noda (Pewarnaan) Ekstrinsik

Noda Diperoleh Setiap Hari

  • Plak: Pelikel dan plak pada permukaan gigi memberikan tampilan warna kekuningan pada gigi.

  • Makanan & minuman: Konsumi teh, kopi, anggur merah, kari, dan kola berlebihan menyebabkan diskolorasi.

  • Tembakau memberikan tampilan coklat sampai hitam pada gigi.

  • Rendahnya kebersihan gigi tampak sebagai :

    • Noda hijau
    • Noda coklat
    • Noda oranye
  • Kalkulus Swimmer: Ini adalah noda kuning sampai coklat gelap yang terlihat di permukaan fasial dan lingual gigi anterior. Ini timbul akibat terpajan terlalu lama pada air kolam renang.

  • Pendarahan gingiva.

Kimiawi

  • Noda klorheksidin: Noda yang timbul akibat penggunaan khlorhksidin yakni tampak coklat kekuningan sampai kecoklatan.

  • Noda metalik: ini disebabkan oleh logam dan garam-garam logam yang masuk ke rongga mulut lewat debu yang mengandung logam yang dihirup oleh pekerja industri atau obat yang diberikan secara oral.

Noda akibat logam yang berbeda

  • Debu tembaga – noda hijau
  • Debu besi – noda coklat
  • Merkuri – noda hitam kehijauan
  • Nikel – noda hijau
  • Perak – noda hitam

1. Gigi kuning coklat : Warna gigi kuning kecoklatan akan terjadi seiring bertambahnya usia yang kebanyakan terjadi pada lansia. Tapi jika Anda belum berumur tua dan memiliki gigi yang menguning adalah tanda bahwa Anda seorang perokok, peminum kopi, teh atau cola.

2. Gigi kehijauan atau berwarna logam : Gigi yang berwarna hijau, hijau kebiruan atau coklat adalah tanda Anda terkena paparan logam secara berlebihan. Bisa saja terjadi ketika di tempat kerja atau waktu operasi gigi. Jika terpapar besi, mangan dan perak warnanya bisa hitam. Merkuri dan timbal menimbulkan warna biru hijau.

Tembaga dan nikel bisa menyebabkan gigi berwarna hijau hingga kebiruan. Menghirup gas seperti asam khrom membuat gigi berwarna oranye gelap. Sedangkan jika terpapar lautan yodium secara berlebihan seperti banyak menghabiskan waktu di kolam yang mengandung klorin bisa menyebabkan gigi berwarna coklat.

3. Gigi abu-abu kebiruan : Banyak orang yang tidak sadar bahwa mengonsumsi antibiotik tetrasiklin selama hamil bisa membuat gigi bayi suram. Warna gigi yang suram ini juga terjadi pada anak yang mengonsumsi tetrasiklin ketika sedang dalam masa pertumbuhan. Sedangkan noda keabu-abuan pada gigi orang dewasa pertanda menggunakan minosiklin,-- yakni sejenis tetrasikilin untuk mengobati jerawat atau artritis rematoid,-- dalam jangka waktu lama. Gigi abu-abu juga bisa menjadi tanda rusaknya dentin karena terjadi infeksi.

4. Gigi Bercak-bercak : Jika gigi anda bercak-bercak dan warnanya tidak rata kemungkinan terjadi enamel fluorisis. Yakni gigi yang terpapar fluorit dari air minuman yang berfluorinasi, pasta gigi dan obat kumur secara berlebihan. Walaupun gigi bercak kurang menarik tapi ini tidak berbahaya. Tapi bercak ini bisa juga menjadi penanda peringatan awal adanya keracunan fluorit yang lama-lama bisa mengancam jiwa.

5. Gigi kehitaman : Warna gigi seperti ini termasuk menyeramkan yang menandakan adanya penyalahgunaan metamfemin. Warna gigi yang hitam juga bisa membuat gigi seseorang membusuk.

6. Gigi berlekuk : Jika terdapat lekukan halus di gigi, itu mungkin Anda terlalu banyak makan jeruk atau lemon. Asam dalam buah-buahan ini bisa membuat email dan gigi erosi.

7. Gigi tampak licin berkilau : Jika gigi Anda terutama gigi belakang terasa licin itu bukan tanda yang baik. Tapi itu tanda peringatan tulang yang keropos (osteoporosis). Itu juga mungkin tanda gangguan makan bulimia karena muntahan yang berulang kali akan membuat gigi tersiram asam perut dan mengikis email pelindung gigi. Hampir 90 persen penderita bulimia memiliki tanda erosi gigi.

8. Gigi retak-retak : Gigi belakang yang retak-retak lebih sering dialami orang dengan tambalan gigi dari perak yang seringkali menandakan bruxisme (kebiasan menggertakan atau mengadu gigi). Bruxisme ini lebih merusak gigi dibanding gigi berlubang akibat email pelindung yang aus saat gigi digertakkan. Sering menggertakkan gigi juga akan menimbulkan masalah rahang.