Apa saja faktor terbesar penyebab deforestasi?

penyebab deforestasi
Deforestasi terjadi karena desakan konverasi lahan untuk permukiman, infrastruktur, dan pemanenan hasil kayu untuk industri. Selain itu juga terjadi konversi lahan untuk perkebunan, pertanian, peternakan, dan pertambangan.

- Konversi pertanian. Populasi manusia yang terus membengkak membutuhkan pasokan bahan pangan yang semakin besar. Untuk memenuhi itu, kebun-kebun baru untuk kedelai dan gula di Brasil dibuka secara massif. Permintaan terhadap biofuel juga telah mengakibatkan perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia secara massif.

- Illegal logging. Hampir 50% pemanenan kayu di hutan-hutan alam merupakan illegal logging. Pemerintah di berbagai negara telah mencoba mengawasi mulai dari pemanenan kayu di hutan hingga penjualannya. Namun hal ini belum bisa memberantas illegal logging dengan efektif. Hutan hujan tropis di Brasil, Kongo, Indonesia dan Rusia masih menjadi ajang pembalakan liar.

- Kebakaran hutan. Jutaan hektar hutan telah lenyap akibat kebakaran hutan setiap tahunnya. Deforestasi dari kebakaran hutan lebih banyak dibanding deforestasi akibat konversi pertanian dan illegal logging disatukan. Kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan juga lebih besar, karena berpotensi menghilangkan plasma nutfah dan ancaman langsung bagi manusia, seperti gangguan kesehatan, kehilangan materi, dan jiwa.

- Penggunaan kayu bakar. Penggunaan kayu untuk bahan bakar di seluruh dunia masih signifikan sebagai salah satu pendorong deforestasi. Setengah dari praktek illegal logging didorong oleh konsumsi kayu bakar.
Desakan kebutuhan konversi lahan hutan diperparah dengan lemahnya pengawasan dan metode yang digunakan dalam mengelola hutan. Sebut saja misalnya pembersihan lahan untuk pertanian dan perkebunan. Masih banyak yang menggunakan cara-cara dengan membakar hutan.

Metode ini banyak digunakan selain karena biayanya yang murah, abu hasil pembakaran akan memperkaya tanah dengan sejumlah mineral yang dibutuhkan tanaman. Pembakaran juga efektif untuk menghilangkan gangguan gulma seperti benih-benih rumput. Namun pada prakteknya metode pembersihan lahan dengan pembakaran sering menyebabkan kebakaran hutan yang tidak terkendali. Akibatnya, ratusan ribu bahkan jutaan hektar hutan yang bukan menjadi sasaran ikut terbakar habis.