Apa saja yang dapat menyebabkan susah tidur atau Insomnia?

insomnia

Insomnia terjadi karena beberapa faktor yang melatarbelakangi. Apa saja faktor penyebab insomnia?

1 Like

Menurut Iskandar dan Setyonegoro (1985) mengemukakan bahwa insomnia dapat disebabkan beberapa faktor, seperti lingkungan (kebiasaan atau konsisi lingkungan yang terlalu ekstrim), kesehatan, masalah kejiwaan, dan fisik. Gangguan tidur yang berhubungan dengan kesulitan tidur dapat disebabkan ketika sedang menghadapi masalah (stres) seperti masalah dalam perubahan pekerjaan, kematian orang yang dicintai, atau pun karena mengidap suatu penyakit.

Sedangkan menurut Kaplan dan Sadock (1997) penyebab umum insomnia ada dua, yaitu penyebab primer dan sekunder. Penyebab sekunder ada dua, yaitu insomnia karena kondisi medis dan insomnia karena kondisi psikiatrik atau lingkungan. Adapun penyebab insomnia primer terjadi terjadi terlepas dari adanya kondisi fisik atau mental yang diketahui.

Semiun (2006) mengemukakan bahwa faktor-faktor psikologis yang menyebabkan insomnia adalah kegelisahan, ketakutan, perasaan bersalah, dan stres sebagai antisipasi terhadap peristiwa-peristiwa yang akan datang.

Insomnia dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah usia lanjut dan jenis kelamin perempuan. Pada usia lanjut terjadi perubahan daya tahan tubuh yang membuat mereka rentan memiliki masalah kesehatan. Hal tersebut dapat memicu terjadinya insomnia pada usia lanjut. Jenis kelamin perempuan juga menjadi penyebab insomnia karena berhubungan dengan perubahan hormon saat menstruasi atau menopause (Kozier & Erb, 2008).

Menurut National Sleep Foundation wanita lebih banyak mengalami insomnia dibandingkan pria, 57% wanita mengalami tanda gejala insomnia beberapa kali dalam satu mingggu. Insomnia lebih banyak terjadi pada wanita karena fase tertentu dalam kehidupannya seperti siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause . Menopause pada wanita menyebabkan terjadinya penurunan hormon estrogen dan progesteron yang berhubungan dengan kejadian insomnia (Susanti, 2015).

Faktor lain yang mempengaruhi insomnia yaitu keadaan lingkungan. Lingkungan yang tidak nyaman seperti suhu ruangan yang terlalu tinggi dan teman tidur yang mendengkur akan menyulitkan seseorang untuk tidur. Selain itu gangguan kesehatan seperti rasa nyeri, alergi, atau sesak nafas juga akan menyulitkan seseorang untuk tidur (Litin cit Sulistyowati, 2014).

Menurut Munir (2015) faktor-faktor penyebab insomnia yaitu:

1. Stres

Stres akibat pekerjaan, sekolah, atau keluarga dapat membuat pikiran menjadi aktif dimalam hari.

2. Kecemasan dan depresi

Hal ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan kimia dalam otak atau kekhawatiran yang menyertai depresi.

3. Obat-obatan

Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan, dan kortikosteroid.

4. Kafein, nikotin, dan alkohol.

5. Kondisi medis

Gejala nyeri kronis, kesulitan bernapas dan kondisi medis lainnya dapat menyebabkan insomnia karena menimbulkan rasa tidak nyaman.

Keluhan paling banyak berasal dari pasien lansia dan wanita. Insomnia banyak terjadi pada wanita diperkirakan karena sering mengalami perubahan hormon. Sedangkan nyeri menyebabkan insomnia karena kondisi yang tidak nyaman.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kairupan, Rottie, & Malara (2016) disebutkan bahwa 47 remaja dari 60 remaja yang merokok mengalami insomnia. Hal itu disebabkan karena nikotin yang terkandung dalam rokok akan mengenai reseptor diotak dan seolah membuat otak selalu menagih nikotin lagi, sehingga pecandu memiliki waktu lebih lama untuk tertidur. Selain karena merokok remaja yang mengalami insomnia dapat disebabkan karena stress atau cemas, depresi, efek samping pengobatan, kelainan kronis, alkohol, dan kafein.

Remaja yang aktif dalam media sosial rentan mengalami insomnia. Fasilitas yang sering mereka gunakan adalah chatting, browsing, dan downloading. Kegiatan tersebut sering mereka lakukan karena remaja memiliki keinginnan untuk bersosialisasi yang tinggi sehingga mereka sering menghabiskan waktu dimalam hari untuk mengakses media sosial dan bermain game online. Selain itu mereka juga menggunakan internet sebagai media untuk mengerjakan tugas di rumah pada malam hari (Syamsoedin, Bidjuni & Wowiling, 2015).

Insomnia yang terjadi pada mahasiswa biasanya terjadi karena memiliki beban atau tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas atau harus belajar dengan materi yang cukup banyak. Insomnia sering terjadi pada mahasiswa yang sedang menjalani skripsi karena memiliki beban harus menyelesaikan skripsi sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana. Beban tersebut dapat menjadi stressor saat perkuliahan maupun diluar perkuliahan, ketika stressor datang maka tubuh akan memberikan respon. Salah satu respon yang terjadi saat malam hari yaitu mahasiswa akan mengalami insomnia atau memiliki kualitas tidur yang buruk (Nifilda, Nadjmir & Hardisman, 2016).

Menurut Molen et al (2013) menyebutkan bahwa rasa khawatir terhadap gangguan tidur yang dialami seseorang dapat menyebabkan insomnia. Rasa khawatir tersebut disebabkan karena mencemaskan akan kebiasaan tidur dan waktu tidur yang kurang dapat mempengaruhi kesehatannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa rasa cemas atau khawatir merupakan faktor yang dapat memengaruhi insomnia.

Menurut (Rafknowlodge, 2004) kesulitan tidur ringan biasanya dipicu oleh:

1. Stres
Stres adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang ada pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.

2. Suasana Ramai/Berisik

Lingkungan yang tidak mendukung untuk tidur malam, seperti terlalu berisik dapat menyebabkan kesulitan tidur karena dapat mengganggu ketenangan untuk beristirahat atau tidur

3. Perbedaan Suhu Udara

Perbedaan suhu udara atau temperatur udara merupakan pergantian kondisi yang dapat dirasakan/keadaan panas atau dinginnya udara.

4. Perubahan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar juga mempengaruhi kesulitan tidur, karena jika lingkungan kurang kondusif maka akan terjadi kesulitan tidur. Lingkungan yang kurang begitu kondusif disebabkan oleh beberapa faktor seperti terlalu banyak cahaya, tempat tidur yang tidak mendukung.

5. Masalah Jadwal Tidur dan Bangun yang Tidak Teratur

Terlalu sering mengurangi tidur atau waktu tidur yang tidak stabil dan tidak ada jadwal rutin yang ditentukan untuk tidur.

6. Efek Samping Pengobatan

Efek samping pengobatan adalah suatu dampak atau pengaruh yang merugikan dan tidak diinginkan, yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan.

Menurut (Perry & Potter, 2006) dan (Williams, 1999) penyebab insomnia meliputi :

  1. Faktor Gangguan Psikologis
    Sebagian orang terkena insomnia karena stress, sakit kepala. Mengetahui masalah akan muncul dan berharap masalah akan selesai, memungkinkan orang menghindari sulit tidur. Saat lansia mengalami problem psikiatri, biasanya lansia akan mengalami insomnia, khususnya bangun lebih awal dari yang diinginkan di pagi hari, adalah salah satu gejala paling umum terhadap depresi. Menurut Perry dan Potter (2006), yang mengungkapkan salah satu penyebab terjadinya insomnia pada lansia adalan adanya faktor psikologi (stress dan depresi). Stres yang berkepanjangan sering menjadi penyebab dari insomnia jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab insomnia transient.

  2. Gaya Hidup
    Gaya hidup mempengaruhi jadwal tidur seseorang, gaya hidup ini antara lain pemakaian obat perangsang tidur, perokok, minum kopi (kafein) meski minum kafein dekat dengan jam saat tidur tidak mengganggu tidur, namun mungkin mempercepat bangun tidur, pemakaian alkohol, jam tidur yang tidak teratur, perilaku yang suka duduk orang yang tidak aktif beraktifitas di siang hari biasanya tidak bisa tidur nyenyak dan pulas di malam hari. Pemakaian obat non-resep missal untuk asma dan flu dapat mengganggu tidur

  3. Faktor Persepsi Terhadap Lingkungan
    Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat , lintasan kereta api, pencahayaan, suhu , suara gaduh, pabrik atau suara televisi tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur. Suhu yang terlalu panas atau dingin juga dapat menyebabkan gangguan tidur sehingga menyebabkan lansia lebih sering terbangun.

  4. Sakit Fisik
    Setiap penyakit yang menyebabkan ketidaknyamanan (seperti nyeri, kesulitan bernafas), penyakit pernafasan seringkali mempengaruhi tidur, klien yang berpenyakit paru kronik, penyakit jantung koroner, hipertensi, nokturia atau berkemih pada malam hari, mengganggu tidur dan siklus tidur. Dan lansia yang mempunyai sindrom kaki tak berdaya yang terjadi pada saat sebelum tidur mereka mengalami berulang kali kambuh gerakan berirama pada kaki dan tungkai. Dorongan isi perut ke esophagus (sering disebut perut panas, karena nyeri atau mulas di tengah dada) dapat membangunkan orang beberapa kali di malam hari. Menurut Ekasari, 2012 dalam sebuah penelitian, 15% orang Amerika dilaporkan menderita penyakit kronis dan dua per tiganya dilaporkan mengalami masalah tidur. Sakit punggung, sakit kepala dan sindrom sendi rahang (masalah dengan otot rahang) merupakan penyebab utama kurangnya tidur.