Apa saja Faktor-Faktor yang Mensituasikan Hubungan Dagang China-AS?

Faktor-Faktor yang Mensituasikan Hubungan Dagang China-AS

Apa saja Faktor-Faktor yang Mensituasikan Hubungan Dagang China-AS ?

Faktor-Faktor yang Mensituasikan Hubungan Dagang China-AS


Menurut Dong Wang ada lima faktor yang mensituasikan hubungan bilateral China-AS. Pertama, kedua negara sama-sama mengalami pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan hal ini menciptakan stimulus bagi aktivitas ekspor-impor kedua negara. (lihat tabel 2.2) Selama 40 tahun terakhir, peningkatan pesat terjadi baik dari segi volume, besaran maupun kompleksitas perdagangan, investasi dan alih teknologi sedemikian sehingga keduanya menjadi patner dagang paling besar dan paling penting dalam perdagangan dunia.
image

Kedua, pertumbuhan dan perkembangan hubungan kerjasama keduanya didorong oleh faktor ekonomi dan ketergantungan geopolitik mulai dari kesamaan kepentingan China dan AS dalam geopolitik Perang Dingin (untuk mengisolasi Uni Soviet) dan Pasca Perang Dingin, memperoleh keuntungan dari perdagangan, reformasi ekonomi China, sampai pada kebangkitan ekonomi Asia dalam panggung dunia.

Ketiga adalah faktor kebangkitan China dan kemunduran AS. Pada periode awal hubungan, AS tampil sebagai pihak yang lebih unggul dengan kemenangan terhadap Uni Soviet sebagai puncak kondisi unipolaritasnya dalam panggung dunia sementara China sendiri cenderung dalam posisi defensif terhadap berbagai kritik yang dilakukan AS. Namun, seiring dengan hubungan kedua negara yang semakin serius, China memperoleh posisi tawar yang lebih tinggi. Pada krisis finansial Asia tahun 1997-1998 dan resesi global tahun 2008 China berhasil bertahan dan menjadi penggerak perekonomian dunia. Sejak tahun 2006, China menjadi sangat instrumental dalam menjaga kestabilan nilai tukar USD dengan pembelian surat berharga AS sebesar 585 Milyar USD, penyelamat dari kesalahan manajemen perokomian AS, serta pemberi hutang bagi kondisi krisis dan tingkat konsumsi tinggi di AS. (lihat grafik 2.3)
image

Keempat adalah kemajuan perekonomian China tidak terbatasi oleh hubungan China-AS. Setelah bergabung dalam keanggotaan WTO, China telah meminimalisir resiko dengan mendiversifikasikan kerjasama ekonominya dengan Jepang, Korea, Eropa, dan negara-negara Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika. Hal ini terlihat dari perbandingan pertumbuhan volume perdagangan China-AS dan China-Dunia berikut.
image

Kelima adalah perbedaan mencolok antara hubungan ekonomi yang semakin baik dan hubungan politik yang berubah-ubah. Sebagai contoh, muncul tantangan hubungan ekonomi kedua negara setelah peristiwa berdarah Tiananmen dimana China diberi sanksi terkait isu Hak Asasi Manusia, status MFN China ditinjau ulang dan China dipandang sebagai strategic rival AS; ditambah lagi dengan isu Taiwan dan Tibet. Meskipun setelah peristiwa 9/11 pandangan strategic rival berubah menjadi strategic partner, kedua negara masih belum memiliki pondasi hubungan politik yang cukup kuat selain daripada hubungan pragmatisme ekonomi