Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi citra raga?

Keinginan seseorang untuk membentuk tubuhnya sesuai dengan yang diinginkan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi citra raga tersebut?

Hurlock (1983) menambahkan faktor peranan seseorang berpengaruh terhadap citra raga. Tubuh bagi individu berkaitan dengan peranan yang dipegangnya dalam kehidupan, khususnya dalam pergaulan. Ada suatu anggapan bahwa kedudukan tertentu atau peranan tertentu dalam pergaulan lebih mudah diraih oleh mereka yang mempunyai daya tarik fisik.

Faktor-faktor sosiokultural mempunyai peranan penting dalam citra raga. Dalam lingkungan sosial tertentu ada anggapan masyarakat mengenai tubuh ideal seperti ; tubuh ramping, kaki panjang, dan wajah menarik.

Ciri seperti ini banyak digambarkan melalui majalah dan tubuh ideal ini cenderung disukai banyak kalangan. Standar ideal dari daya tarik fisik mempengaruhi perkembangan nilai sosial individu (Indriastuti, 1998).

Suryanie (2005) mengatakan faktor sosio kultural berperan penting dalam citra raga. Pada setiap kebudayaan terdapat standar ideal daya tarik fisik dan standar ini akan mempengaruhi citra raga seseorang dalam berkembangnya nilai sosial orang tersebut. Selain itu perbandingan perkembangan fisik dengan orang lain dan reaksi orang lain terhadap fisiknya juga mempengaruhi citra raga.

Menurut Melliana (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi citra raga antara lain:

1. Self Esteem

Citra raga mengacu pada gambaran seseorang tentang tubuhnya yang dibentuk dalam pikirannya, yang lebih banyak dipengaruhi oleh self esteem individu itu sendiri, dari pada penilaian orang lain tentang kemenarikan fisik yang sesungguhnya dimiliki, serta dipengaruhi pula oleh keyakinan dan sikapnya terhadap tubuh sebagaimana gambaran ideal dalam masyarakat.

2. Perbandingan dengan orang lain

Citra tubuh ini secara umum dibentuk dari perbandingan yang dilakukan seseorang atas fisiknya sendiri dengan standar yang dikenal oleh lingkungan sosial dan budayanya. Salah satu penyebab kesenjangan antara citra tubuh ideal dengan kenyataan tubuh yang nyata sering kali dipicu oleh media massa yang banyak menampilkan fitur dengan tubuh yang dinilai sempurna, sehingga terdapat kesenjangan dan menciptakan persepsi akan penghayatan tubuhnya yang tidak atau kurang ideal. Konsekuensinya adalah individu sulit menerima bentuk tubuhnya.

3. Bersifat Dinamis

Citra tubuh bukanlah konsep yang bersifat statis atau menetap seterusnya, melainkan mengalami perubahan terus menerus, sensitif terhadap perubahan suasana hati (mood), lingkungan dan pengalaman fisik inidvidual dalam merespon suatu peristiwa kehidupan.

4. Proses Pembelajaran

Citra tubuh merupakan hal yang dipelajari. Proses pembelajaran citra tubuh ini sering kali dibentuk lebih banyak oleh orang lain diluar individu sendiri, yaitu keluarga dan masyarakat, yang terjadi sejak dini ketika masih kanak-kanak dalam lingkungan keluarga, khususnya cara orang tua mendidik anak dan di antara kawan-kawan pergaulannya.

Tetapi proses belajar dalam keluarga dan pergaulan ini sesungguhnya hanyalah mencerminkan apa yang dipelajari dan diharapkan secara budaya. Proses sosialisasi yang dimulai sejak usia dini, bahwa bentuk tubuh yang langsing dan proporsional adalah yang diharapkan lingkungan, akan membuat individu sejak dini mengalami ketidakpuasan apabila tubuhnya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungan, terutama orang tua.

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi citra raga antara lain :

  1. Faktor sosio cultural atau standar ideal daya tarik fisik yang berlaku dalam kebudayaan
  2. Reaksi orang lain
  3. Perbandingan dengan orang lain
  4. Identifikasi terhadap orang lain
  5. Peranan yang dipegang individu dalam kehidupan
  6. Proses pembelajaran.

Berbagai macam penampilan fisik yang dianggap menarik atau tidak, sebagian besar ditentukan oleh kebudayaan. Blyth, dkk (2005) menyatakan faktor sosio cultural berperan penting dalam citra raga. Ada anggapan masyarakat dalam lingkungan sosial tertentu mengenai tubuh ideal seperti harapan tubuh ramping dan wajah menarik. Citra seperti ini banyak digambarkan melalui media massa dan tubuh ideal cenderung disukai oleh gadis-gadis.

Menurut Schonfeld (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi citra raga antara lain :

  1. Reaksi orang lain.
    Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan orang lain, agar dapat diterima oleh orang lain. Ia akan memperhatikan pendapat atau reaksi yang dikemukakan oleh lingkungannya termasuk pendapat mengenai fisiknya.

  2. Perbandingan dengan orang lain atau perbandingan dengan cultural idea.
    Wanita cenderung lebih peka terhadap penampilan dirinya dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain atau lingkungan disekitarnya.

  3. Identifikasi terhadap orang lain.
    Beberapa orang merasa perlu menyulap diri agar serupa atau mendekati idola atau simbol kecantikan yang dianut agar merasa lebih baik dan lebih menerima keadaan fisiknya.