Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara?

Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi

  • Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
  • Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.

2 Likes

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah, diambil dari wikipedia :

Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.

Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas

Selain faktor-faktor yang sudah disebutkan @lia.permata, beberapa faktor lainnya, yang tidak kalah penting, dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah :

Pembagian kerja dan Skala Produksi

Salah satu faktor yang tidak semua negara mampu melaksanakannya adalah pembagian kerja dan skala produksi. Pembagian kerja harus diterapkan dalam sebuah perusahaan atau organisasi.

Ketika seorang individu ditempatkan dalam posisi yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki, maka hal ini akan menumbuhkan sebuah produktifitas dan efektif dalam kerjanya.

Begitu juga sebaliknya ketika seorang ditempatkan dalam posisi yang tidak sesuai dengan keahliannya maka hal ini akan menghambat laju produktifitas produksi dan akan menimbulkan ketidakefektifan. Selain itu skala produksi juga bisa menentukan pertumbuhan ekonomi dimana produksi harus selalu ditingkatkan bahkan harus diperluas lagi. Karena seiring dengan kemajuan zaman inovasi dan pembaharuan perlu dilakukan. Untuk itulah skala produksi menjadi salah satu perhatian yang harus dilakukan oleh semua pihak untuk pertumbuhan ekonomi.

Keadaan Politik

Keadaan politik suatu negara mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang ada. Dimana kondisi politik yang stabil dan baik akan memberikan kenyamanan bagi para individu dan mendukung kinerja dalam produksi.

Dengan demikian individu akan bebas berinovasi dan mengmbangkan segala potensinya dengan leluasa. Sehingga dengan demikian pertumbuhan ekonomipun akan tercapai.

Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan relatif mengenai Nilai Tambah Bruto seluruh kategori lapangan usaha di Indonesia.

Nilai Tambah Bruto (NTB) adalah salah satu parameter ekonomi yang menggambarkan selisih antara nilai produksi (output) dan biaya antara (biaya yang habis dipakai selama proses produksi) dari suatu produk, baik barang maupun jasa.

Mengapa relatif?

Sebab pertumbuhan itu diukur berdasarkan kolaborasi data sampel baik primer maupun sekunder. Sebenarnya angka pertumbuhan ekonomi sendiri adalah sebuah mission impossible yang di-possible-kan dengan teknik kalkulasi yang dilakukan manusia atas seluruh nilai tambah aktivitas produksi, konsumsi dan akumulasi.

Sehingga kalau mau adil dalam menilai pertumbuhan ekonomi, maka fokuslah pada faktor ke-ekonomi-an suatu negara yang mempunyai pengaruh terbesar dalam pertumbuhannya, yaitu dunia usaha atau bisnis.

Apakah dunia usaha, penopang ekonomi suatu negara, sudah benar-benar mengalami peningkatan Nilai Tambah Bruto-nya atau tidak.

Sehingga tidak adalagi pertanyaan, pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi masyarakat dan dunia usaha (secara umum) tidak merasakan dampak dari pertumbuhan tersebut.

Menurut Boediono (1999), pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan output perkapita dalam jangka panjang. Penekanannya pada tiga aspek yaitu: proses, output perkapita, dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini akan terlihat aspek dinamis arti suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.

Proses pertumbuhan dipengaruhi oleh dua macam faktor, faktor ekonomi dan non ekonomi.

Faktor Ekonomi


Beberapa faktor ekonomi, antara lain:

1. Sumber Alam

Sumber alam merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian. Sebagaimana dipergunakan dalam ilmu ekonomi, yang mencakup sumber alam antara lain ialah: kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air dan sebagainya, Tersedianya sumber alam secara melimpah merupakan hal yang penting. Suatu negara yang kekurangan sumber alam tidak akan membangun dengan cepat. Namun yang terpenting ialah pemanfaatannya secara tepat dengan teknologi yang baik sehingga efisiensi dipertinggi dan sumber alam dapat dipergunakan dalam jangka waktu lebih lama.

2. Akumulasi Modal

Pembentukan modal merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi. Di satu sisi mencerminkan permintaan efektif dan di lain sisi menciptakan efesiensi produktif bagi produksi di masa depan. Proses pembentukan modal menghasilkan kenaikan output nasional dalam berbagai cara. Pembentukan modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat di negara yang bersangkutan. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja serta kemajuan teknologi yang pada gilirannya akan membawa ke arah spesialisasi dan penghematan produksi skala luas.

3. Organisasi

Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan. Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh dan membantu meningkatkan produktifitasnya.

4. Kemajuan Teknologi

Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan di dalam metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru. Perubahan pada teknologi telah menaikkan produktifitas buruh, modal dan faktor produksi yang lain.

5. Pembagian Kerja dan Skala Produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktifitas. Keduanya membawa ke arah ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri (Jhingan, 2002).

Faktor non ekonomi


Faktor non ekonomi bersama-sama faktor ekonomi saling mempengaruhi kemajuan perekonomian. Dalam kenyataan, faktor non ekonomi seperti organisasi sosial, budaya, politik mempengaruhi faktor ekonomi seperti yang sudah diungkapkan di atas. Oleh karena itu faktor non ekonomi juga memiliki arti penting dalam pertumbuhan ekonomi.

Beberapa faktor non ekonomi antara lain:

1. Faktor Sosial

Faktor sosial juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial. Kalau perkembangan ekonomi diinginkan berjalan lancar maka pandangan, nilai dan lembaga- lembaga sosial harus dirubah. Perubahan hanya mungkin terjadi melalui penyebaran pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Faktor Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah sumber daya manusia saja tetapi lebih menekankan pada efisiensi mereka.

3. Faktor Politik dan Administratif

Faktor politik dan administrasi juga membantu pertumbuhan ekonomi. Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi di negara terbelakang. Administrasi yang kuat, efisien dan tidak korup akan amat penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi (Jhingan, 2002).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara umum yaitu:

Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin

Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar

Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai rupiah

Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif dan diterima pasar

Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah

Referensi

Pertumbuhan Ekonomi - WELCOME TO MY SITE

Menurut ekonomk klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi secara klasik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik (Sukirno, 2008)

Menurut teori pertumbuhan neo klasik tradisional, pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi (Todaro dan Smith, 2008)

Mankiw, Romer dan Weil (MRW) melakukan modifikasi terhadap model pertumbuhan neo klasik dimana mereka mengusulkan pemakaian variabel akumulasi modal manusia ( human capital ). Sumber pertumbuhan ekonomi dengan demikian berasal dari pertumbuhan kapital, tenaga kerja dan modal manusia. Hasil estimasi yang dihasilkan dari model MRW ternyata lebih baik dibandingkan dengan model neo klasik (Mankiw, 2006)

image
Gambar Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

Teori pertumbuhan baru memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari hanya sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal manusia. Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi (Mankiw, 2006)

Laju pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja ( labor force ) secara tradisional telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Kebenaran hubungan yang positif tersebut tergantung pada kemampuan sistem ekonomi untuk menyerap dan mempekerjakan tambahan pekerja secara produktif. Teori neoklasik menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang menjelaskan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Sodik et al (2007) dalam penelitiannya berusaha memeriksa pengaruh aglomerasi dalam pertumbuhan ekonomi regional. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi regional salah satunya dipengaruhi oleh angkatan kerja.

Teori Solow (Neo Klasik) juga menyatakan bahwa laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, yang disebabkan melalui semakin banyaknya angkatan kerja yang bekerja, maka kemampuan untuk menghasilkan output semakin tinggi. Dengan banyaknya output yang mampu dihasilkan, maka akan mendorong tingkat penawaran agregat sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Secara umum, laju pertumbuhan penduduk dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, peran laju pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi.

Selain jumlah penduduk, peran tenaga kerja terhadap pertumbuhan PDB juga sangat tergantung pada kualitas tenaga kerja tersebut. Teori Human Capital menjelaskan bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain penundaan penerimaan penghasilan, orang yang melanjutkan pendidikan harus membayar biaya secara langsung. Setelah tamat dari pendidikan yang ditempuhnya, sangat diharapkan seseorang itu bisa mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dan berujung pada pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Laju pertumbuhan modal manusia dipandang sebagai mesin pertumbuhan utama yang memiliki peranan menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Teori Solow menyatakan bahwa laju pertumbuhan modal manusia berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, yang disebabkan modal manusia merupakan input kunci pokok untuk sector riset sehingga ditemukan produk atau ide baru. Dengan demikian, negara-negara dengan stock awal modal manusia yang lebih tinggi, ekonominya tumbuh lebih cepat. Sehingga modal manusia disadari merupakan sumber pertumbuhan yang penting dalam teori pertumbuhan endogen.

Modal manusia merujuk pada stok pengetahuan dan keterampilan berproduksi seseorang. Pendidikan adalah salah satu cara dimana individu meningkatkan modal manusianya. Argumen yang disampaikan pendukung teori ini ialah manusia yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, yang diukur juga dengan lamanya waktu sekolah, akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan produktivitas, maka semakin banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas dan hasilnya ekonomi nasional akan bertumbuh lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan stok modal manusianya semakin tinggi. Dikarenakan modal manusia memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi maka implikasinya pendidikan juga memiliki hubungan positif dengan produktivitas atau pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi yang berorientasi ekspor dapat dipahami melalui export-led growth yang merupakan kebijakan ekonomi dan perdagangan yang bertujuan untuk mempercepat proses industrialisasi suatu negara dengan mengekspor barang-barang yang memiliki keunggulan komparatif. Export-led growth membuka pasar domestik untuk kompetisi asing dalam pertukaran untuk akses pasar di Negara lain. Export-led growth merupakan strategi ekonomi yang digunakan oleh beberapa Negara berkembang. Strategi ini berusaha untuk menemukan ceruk dalam perekonomian dunia untuk ekspor jenis tertentu. Industri yang menghasilkan ekspor dapat menerima subsidi pemerintah dan akses yang lebih baik ke pasar lokal. Dengan menerapkan strategi ini, negara-negara berharap untuk mendapatkan mata uang yang lebih kuat untuk mengimpor komoditi yang diproduksi lebih murah di tempat lain.

Export-led growth memiliki dua alasan penting yaitu dapat menghasilkan keuntungan dan memungkinkan suatu negara untuk menyeimbangkan keuangan mereka bahkan melebihi utang mereka asalkan fasilitas dan bahan-bahan untuk diekspor tersedia. Selain itu, alasan yang jauh lebih penting diperdebatkan yaitu peningkatan pertumbuhan ekspor dapat memicu produktivitas yang lebih besar. Pentingnya konsep ini dibahas dalam model oleh J.S.L McCombie dan A.P. Thirwall’s (1994) dalam Economic Growth and the Balance-of-Payments Constraint . Pada dasarnya ada dua jenis ekspor yang digunakan dalam konteks ini yaitu barang-barang manufaktur dan bahan baku.

Neraca perdagangan ( balance of trade ) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara nilai moneter antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan biasa disebut dengan ekspor netto. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor, dan biasa disebut surplus perdagangan. Sementara itu jika neraca perdagangan menunjukkan kondisi negatif artinya nilai moneter impor melebihi ekspor, dan disebut sebagai defisit perdagangan. Bagi setiap negara tentunya kondisi surplus lebih diharapkan. Dengan terjadinya surplus perdagangan berarti jumlah ekspor yang dilakukan oleh sebuah negara lebih banyak dibandingkan impor. Kondisi ini berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah tingkat harga. Dalam perekonomian, proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus terkait dengan proses dan mekanisme yang terjadi dalam pasar, yang berpengaruh terhadap penurunan nilai mata uang. Inflasi sesungguhnya mencerminkan kestabilan nilai sebuah mata uang yang tercermin dari stabilitas tingkat harga yang kemudian berpengaruh terhadap realisasi pencapaian tujuan pembangunan ekonomi suatu negara, seperti perluasan kesempatan kerja dan stabilitas ekonomi. Secara empiris menurut Sodik et al (2007), pertumbuhan ekonomi regional salah satunya dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Sodik dan Nuryadin (2005) menyimpulkan bahwa laju inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional, hanya pada periode pengamatan 2000 – 2003 (Setelah otonomi daerah) berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dengan tanda yang negatif.

Para ekonom aliran klasik yang telah mempelajari gejala pertumbuhan ekonomi, melihat bahwa terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Berikut ini penjelasan terkait dengan faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi tersebut (Pratama dan Manurung, 2008)

Barang Modal

Ekonomi akan tumbuh, jika stok barang modal ditambah. Penambahan stok barang modal dilakukan lewat investasi. Karena itu salah satu upaya pokok untuk meningkatkan investasi adalah menangani faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi. Pertumbuhan ekonomi baru dimungkinkan jika investasi neto lebih besar daripada nol. Sebab, jika investasi neto sama dengan nol, perekonomian hanya dapat berproduksi pada tingkat sebelumnya. Akan lebih baik lagi, jika penambahan kuantitas barang modal juga disertai peningkatan kualitas.

Tenaga kerja

Sampai saat ini, khususnya di Negara Sedang Berkembang (NSB), tenaga kerja masih merupakan faktor produksi yang sangat dominan. Penambahan tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output. Yang menjadi persoalan adalah sampai berapa banyak penambahan tenaga kerja akan terus meningkatkan output. Hal ini sangat tergantung dari seberapa cepat terjadinya The Law of Diminishing Return (TLDR). Sedangkan cepat atau lambatnya proses TLDR sangat ditentukan oleh kualitas SDM dan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi produksi. Selama ada sinerji antara tenaga kerja dan teknologi, penambahan tenaga kerja akan memacu pertumbuhan ekonomi.

Jumlah tenaga kerja yang dapat dilibatkan dalam proses produksi akan semakin sedikit bila teknologi yang digunakan makin tinggi. Sehingga akan terjadi trade-off antara efisiensi produktivitas dan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan output secara efisien, pilihan yang rasional adalah teknologi padat modal. Harga dari pilihan tersebut adalah menciutnya kesempatan kerja.

Teknologi

Penggunaan teknologi yang makin tinggi sangat memacu pertumbuhan ekonomi, jika hanya dilihat dari peningkatan output. Namun ada trade off antara kemajuan teknologi dan kesempatan kerja. Lebih dari itu, kemajuan teknologi makin memperbesar ketimpangan ekonomi antar bangsa, utamanya bangsa-bangsa maju serta dunia ketiga atau Negara Sedang Berkembang (NSB).

Uang

Dalam perekonomian modern, uang memegang peranan dan fungsi sentral. Tidak mengherankan makin banyak uang yang digunakan dalam proses produksi, makin besar output yang dihasilkan. Tetapi dengan jumlah uang yang sama, dapat dihasilkan output yang lebih besar jika penggunaannya efisien. Jika terdapat perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki cukup uang, namun memiliki prospek yang baik maka banyak bank atau lembaga keuangan yang mau membantu, misalnya dengan memberikan kredit. Hanya saja minat meminjam, sangat tergantung dari besar kecilnya biaya yang harus dikeluarkan, terutama bunga pinjaman. Sedangkan bunga pinjaman dapat ditekan, jika sistem keuangan berjalan efisien. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uang sangat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, selama penggunaannya sangat efisien. Tingkat efisiensi penggunaan uang sangat ditentukan oleh tingkat efisiensi sistem perbankan.

Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai target ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling penting dalam keberhasilan perekonomian suatu negara untuk jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan dan dianggap sebagai sumber peningkatan standar hidup (standar of living) penduduk yang jumlahnya terus meningkat.“Economic Development is Growth Plus Change” yang berarti pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti olehperubahanperubahan dalam struktur dan corak (Sukirno, 1994). Simon Kuznets dalam Sukirno, mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu peningkatan bagi suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi, kelembagaan,
serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan (Sukirno, 1995).

Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat dari satu periode ke periode lainnya. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh factor-faktor produksi yang selalu meningkat baik jumlah maupun kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan
menambah keterampilan mereka.

Robinson Tarigan (2004) secara khusus menjelaskan pengertian pertumbuhan ekonomi wilayah (daerah) sebagai pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang terjadi di wilayah (daerah) tersebut. Pertambahan pendapatan ini diukur dalam nilai riil (dinyatakan dalam harga konstan).Ukuran yang sering digunakan untuk menghitung pertumbuhan ekonomiadalah Produk Domestik Bruto (PDB).PDB adalah nilai barang dan jasa yangdihasilkan dalam suatu negara dalam satu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-faktor produksi milik warga negaranya dan penduduk di negara-negara lain(Sadono Sukirno, 2004).

Ada tiga faktor atau komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa (Todaro, 2003). Ketiga faktor tersebut adalah:

  1. Akumulasi modal, meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanh , peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia;
  2. Pertumbuhan penduduk, yang akan meningkatkan jumlah angkatan kerja;
  3. Kemajuan teknologi