Apa saja faktor-faktor penyebab stres pada hewan ternak?

Berbagai penyebab cekaman dapat menyebabkan terjadi stress, meliputi factor yang menimpa secara tiba-tiba, perlahan-lahan tanpa disadari atau merupakan ancaman yang akan mengganggu stabilitas kemampuan genetis.

B. Faktor-faktor Penyebab Stres
Berbagai penyebab cekaman dapat menyebabkan terjadi stress, meliputi factor yang menimpa secara tiba-tiba, perlahan-lahan tanpa disadari atau merupakan ancaman yang akan mengganggu stabilitas kemampuan genetis.
Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi:

  1. Genetik
    Merupakan kerentanan secara genetis atau bawaan, tetapi sangat sulit dibedakan dengan kondisi stress akibat leingkungan. Keadaan di lapang menunjukkan pada saat terjadi ancaman, akan lebih mudah terserang apabila dibandingkan dengan bangsa atau strain (pola genetis) yang lain . Beberapa contoh di bawah ini menunjukkan ketahanan terhadap tekanan eksternal dalam bentuk agen infeksi:
  • Ayam-ayam Leghorn putih lebih tahan terhadap Salmonella pullorum bila dibandingkan dengan Rod Island Red (perbedaan strain) atau sering disebut dengan Host strain specific
  • Kalkun jantan lebih mudah terserang Erysipelas dari pada kalkun betina (perbedaan kelamin) atau sering disebut dengan host sex-specific
  • Kodisios ayam lebih banyak menyerang pada periode grower (perbedaan umur) atau sering disebut dengan host aged specific
  • Mastitis banyak menyerang pada bentuk ambing yang menggantung (perbedaan anatomi)
  1. Lingkungan
    Perbedaan pemeliharaan khususnya dalam hal tatalaksana
  • Perubahan cara pemeliharaan sistem kendang
  • Perubahan topografi daerah yang berhubungan dengan kondisi lingkungan
    a. Psycho somatic
  • Ketrampilan inseminator yang berbeda
  • Ketrampilan pemerah yang berbeda
  • Kegaduhan yang berlebihan
  • Pengaruh transportasi
    b. Iklim
  • Kandang yang tidak terjamin terhadap ancaman pengaruh cuaca atau iklim
  • Mastitis banyak menyerang pada musim hujan dan kelembaban tinggi
  • Salmonella, CRD banyak menyerang pada pergantian musim.
    c. Pakan
    Kekurangan dalam kuantitas maupun kualitas, pakan yang tidak rasional akan berakibat menurunkan kondisi yang tidak rasional akan berakibat menurunkan kondisi tubuh ternak, sehingga resistensi tubuh menurun.
    d. Defisiensi protein, selain gangguan pada kebutuhan untuk pertumbuhan tubuh, juga akan mengurangi kemampuan pembentukan antibody karena protein digunakan untuk produksi anti bodi.
  1. Pemberian antibiotic
  • Pada dosis rendah akan menaikkan nafsu makan, dapat berperan sebagai kontrol terhadap organisme pathogenctetapi dapat menurunkan daya tahan tubuh apabila diberikan secara terus menerus.
  • Bentuk respons negative dapat berupa hipersentivitas atau alergi, bagi yang tidak cocok
  • Pengobatan antibiotic yang tidak proporsional merangsang pertumbuhan mikroorganisme resisten antibiotic
  1. Pengaruh pemberian vitamin yang tidak proporsional akan berakibat perubahan fungsi di bawah ini akan menurun antara lain:
  • Dosis vitamin A yang cukup akan mengatur kontinuitas mukosa membrane
    -Peran asam panthotenat membantu produksi Adrenal Corteks
    -Peran riboflavin untuk sintesis ACTH
    -Peran thiamine mengaktivasi adrenal sistem
    -Defisiensi niasin menyebabkan enteritis pada babi
    -Cholin pyridoksin akan mengurangi nafsu makan.
    Pemberian vitamin dalam jumlah yang tidak cukup, berakibat pada hewan menjadi mudah stres karena mekanisme fungsi fisiologis hewan tidak berjalan normal.
  1. Kekurangan mineral mengakibatkan mudah stres sehingga akan muncul antara lain gejala di bawah ini:
    -Defisiensi Sodium dan Potasium menghambat produk pituitari dan adrenal sehingga terjadi dehidrasi efisiensi Ca dan P mengakibatkan paraketosis pada babi dan rachitis
    -Defisiensi Iodine menyebabkan Goiter, Hydrocephalus dan rontok bulu
  2. Kondisi menderita penyakit akan mudah terjadi stres

Referensi:
Trisunuwati, P., 2011. Pengantar Ilmu Penyakit Hewan. Malang: UB Press.