Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh Tsunami?

tsunami

Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bawah laut, erupsi gunung api, tanah longsor bawah laut atau jatuhnya meteor ke laut. Gempa bumi bawah laut merupakan penyebab utama terjadinya tsunami. Seperti yang dipelajari para ahli dari pengalaman, sebuah gempa bumi bawah laut dapat menyebabkan tsunami jika gempa tersebut mempunyai kekuatan lebih dari 6,5 pada Skala Richter, lokasi gempa bumi berada pada kedalaman kurang dari 70 km dan lempeng-lempeng bergerak vertikal. Ketika menjangkau pantai, tsunami sangat berbahaya dan dapat menghancurkan kota dan desa dan menewaskan banyak orang. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari Tsunami?

1 Like

Dampak Tsunami


Kita semua ingat gambar-gambar mengerikan dari Aceh setelah tsunami menghantam pada 26 Desember 2004. Tsunami tersebut menewaskan ribuan orang, membuat penduduk pesisir kehilangan tempat tinggal, menghancurkan aset-aset mereka, melenyapkan seluruh bagian pesisir dan mengubah pola-pola lanskap. Gambar-gambar satelit di bawah ini mengingatkan kita pada cakupan kehancuran yang disebabkan oleh gelombang tsunami di Sumatra Utara.

Meskipun peristiwa tsunami seperti yang terjadi di Aceh yang berdampak pada seluruh Samudra Hindia jarang terjadi, tsunami merupakan salah satu fenomena alam yang paling menakutkan dan kompleks yang telah menyebabkan banyaknya korban jiwa dan kerusakan harta benda yang tak terkira.

Kerusakan dan kehancuran karena tsunami merupakan akibat langsung tiga kekuatan ini dan tergantung pada energi tsunami serta karakteristik pantai :

  • Dampak gelombang pada struktur secara langsung
  • Penggenangan
  • Erosi

Kategori-kategori zona berikut membantu untuk membedakan dampak tsunami pada daratan :

  • Zona Erosi atau Zona Dampak: dekat dengan garis pantai dimana struktur
  • terpapar erosi, kikisan aksi gelombang dan penggenangan (inundasi)
  • Zona Gelombang: bergantung pada gelombang dan penggenangan
  • Zona Banjir: bergantung pada penggenangan

Dalam suatu peristiwa tsunami, kematian terjadi karena orang tenggelam dan dampak fisik atau trauma lain ketika orang terjebak dalam gelombang tsunami yang sangat bergejolak. Arus yang kuat yang ditimbulkan tsunami dapat menimbulka erosi fondasi dan meruntuhkan jembatan dan dinding pembatas laut (seawalls). Kekuatan untuk menghanyutkan dan menyeret bisa membuat rumah-rumah berpindah tempat dan mobil-mobil jungkir balik. Kekuatan gelombang tsunami telah menghancurkan kerangka bangunan dan struktur-struktur lain.

Kerusakan yang besar juga diakibatkan oleh hanyutnya puing-puing, termasuk perahu, mobil dan pohon yang bisa menjadi berbahaya karena bisa menghantam bangunan, pelabuhan dan
kendaraan-kendaraan lain. Perahu dan fasilitas pelabuhan telah rusak karena tekanan kencang yang tiba-tiba, bahkan oleh tsunami yang lemah sekalipun. Lahan pertanian dapat rusak atau hancur karena erosi tanah dan/atau infiltrasi air laut. Kebakaran yang diakibatkan tumpahan minyak atau ledakan dari perahu yang rusak di pelabuhan, atau dari gudang penyimpanan minyak di pantai serta fasilitas penyulingan yang rusak juga dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar dari yang ditimbulkan oleh tsunami. Kerusakan sekunder lain bisa diakibatkan oleh polusi saluran air limbah dan polusi kimia menyusul kerusakan yang terjadi.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada dampak tsunami


Dampak sebuah tsunami di daratan ditentukan oleh berbagai faktor yang berbeda, antara lain:

  • Orientasi dan konfigurasi garis pantai.
  • Batimetri lepas pantai (struktur dasar laut di dekat pantai).
  • Terumbu karang atau pulau-pulau yang berdampak pada orientasi gelombang tsunami.
  • Lereng pantai.
  • Karakteristik pantai seperti bakau, dinding pasir, vegetasi dan bangunan.
  • Lahan basah, sungai dan dataran banjir sungai.

Setiap tsunami menghasilkan penggenangan dan run up yang berbeda-beda sesuai dengan energi dan faktor-faktor di atas. Penggenangan dan run up tsunami di Aceh merupakan yang paling tinggi yang pernah tercatat di Indonesia. Di daerah yang datar, tsunami menjangkau hingga 5 km ke daratan dengan run up tertinggi 35 m.

Referensi :
  • Idris, Irwandi, dkk. Tanpa tahun. Seri Pengetahuan Kelautan TSUNAMI. Jakarta: Direktorat Bina Pesisir, Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan.
  • Istiyanto, Dinar Catur. Sutikno, Pramono, Hadi (Ed.) 2003. Panduan Mitigasi Bencana Alam Tsunami. Yogyakarta: Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, Projek Penelitian dan Pengembangan Teknologi Survei dan Pemetaan dan Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah mada.
  • Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)
  • Yayasan IDEP. 2005. Tsunami, Kisah Tentang Kemandirian Masyarakat saat Menghadapi Bencana Tsunami. Jakarta: Yayasan` IDEP.
1 Like