Apa saja dampak penggunaan air cucian beras atau air leri terhadap tanaman?

Tanaman saya di kocor air leri terus menerus. Nah ada yg bilang kalo bisa buat tanamannya jadi kuntet. Apakah benar seperti itu? Kalo iya, sebaiknya penyiraman air leri dilakukan selang berapa hari terhadap tanaman?

Berdasarkan jurnal Undip yang saya baca penggunaan air cucian beras atau air leri mampu memacu pertumbuhan tinggi, bobot basah, dan jumlah klorofil tanaman tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah daun, bobot kering, dan kandungan karetonoid.

1 Like

Menurut Lalla (2018), air leri atau air cucian beras memang berpotensi untuk digunakan pada tanaman namun pada konsentrasi yang tidak pekat dan yang paling baik adalah air cucian beras bilasan ketiga.

Berdasarkan hasil penelitian Wulandari dkk. (2011) dalam Lalla (2018), hasil analisis kandungan air leri atau air cucian beras putih adalah unsur N (0,015%), P (16, 306%), K (0,02%), Ca (2,944%), Mg (14,252%), S (0,027%), Fe (0,0427%), dan B1 (0,043%).

Dari kandungan tersebut dapat dilihat bahwa unsur yang paling dominan adalah unsur P atau Fosfor. Unsur P sendiri sangat diperlukan tanaman namun dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan unsur N dan K. Unsur ini berguna terutama saat tanaman masuk ke dalam fase generatif atau pembungaan dan pembuahan.

Aplikasi air cucian beras tentunya tidak bermasalah bila diimbangi dengan ketersedian unsur N dan K (terutama N) yang cukup dalam media tanam. Unsur sendiri sangat penting bagi pertumbuhan vegetatif. Jadi, mungkin saja peristiwa tanaman yang menjadi kerdil setelah dikocor dengan air leri karena tanaman tersebut kekurangan unsur N dan pemupukan hanya mengandalkan air leri saja. Aplikasinya dapat dilakukan 1-2 minggu sekali…

Mungkin dalam sebelum diaplikasikan air leri tersebut dapat dibuat menjadi MOL terlebih dahulu dengan menambahkan sisa daun atau sayuran hijau dan difermentasikan terlebh dahulu. Untuk caranya dapat dilihat di internet mengenai “cara pembuatan MOL/Pupuk Cair dari air cucian beras dan limbah sayuran”. Semangat…

Rujukan :
Lalla, M. 2018. Potensi Air Cucian Beras sebagai Pupuk Organik pada Tanaman Seledri (Apium graveolens L.). Jurnal Agropolitan. 5(1):38-43.

2 Likes

Berdasarkan pengalaman yang saya lakukan, air leri baik untuk pertumbuhan tanaman, membuat daun subur, namun penyiraman setiap hari tidak baik untuk pertumbuhan karna kandungan P (fosfor) secara terus menerus akan menyebabkan unsurnya berlebih, kelebihan unsur P menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun, penyiraman yg baik sekitar 1 minggu sekali atau 3 hari sekali namun harus diimbangi dengan unsur N dan K yang cukup agar ketiga unsur bekerja secara seimbang

1 Like

Kandungan air cucian beras putih adalah N 0,015%, P 16,306%, K 0,02%, Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe 0,0427% dan B1 0,043% (Wulandari dkk, 2011). Air cucian beras putih memiliki kandungan unsur hara nitrogen, fosfor, magnesium, dan sulfur yang lebih tinggi dibanding air cucian beras merah.

Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit ari. Saat mencuci beras biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh. Warna keruh tersebut menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut terkikis.

Pemberian air cucian beras memberikan efek positif pada bobot kering tanaman
(Wardiah, dkk.,2014). Air cucian beras juga mengandung zat pengatur tumbuh. ZPT pada tanaman yang berperan merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang dengan menghambat dominasi apical dan pembentukan daun muda (Bahar, 2016).

Komposisi air beras 90% karbohidrat yang berupa pati, juga mengandung vitamin, mineral dan protein, 80% protein beras disebut protein glutein. Kulitas protein gluitein cenderung berupa zat lisin. Lisin sendiri merupakan asam amino esensial terbatas. Beberapa literature mengatakan bahwa air beras mengandung 100% karbohidrat dalam jumlah tinggi akan membentuk proses terbentunya hormone tumbuh berupa auksin, gibbereline dan alanine. Ketiga jenis hormone tersebut bertugas merangsang pertumbuhan pucuk daun, mengangkut makanan ke sel-sel terpenting daun dan batang.

Dari struktur mikrobiologi, air beras juga punya keanekaragaman bakteri antagonis, artinya bisa melawan bakteri jahat/patogen. Juga dapat menginvasi sel telur hama kutu-kutuan menjadi pecah sebelum waktunya. Tak ayal daun yang selalu diaplikasikan dengan air cucian beras sebagai pupuk cair hayati cenderung sehat dan subur.

Berikut ini beberapa jenis mikroorganisme bermanfaat yang dihasilkan dari air cucian beras :

  1. Bakteri Pseudomonas fluorescens. Bakteri Pseudomonas fluorescens adalah sejenis mikroba atau mikroorganisme yang beradaptasi serta mengkloning dengan baik pada sistem perakaran ( akar tanaman ) serta mempunyai keunggulan untuk mensintesis metabolit untuk proses menghambat perkembangbiakan patogen.

  2. Bakteri Pektolitik pektin. Bakteri Pektolitik pektin adalah sejenis mikroba yang mensintesis karbohidrat dan asam amino untuk menghasilkan hormon tumbuh atau ZPT.

  3. Bakteri Xanthomonas maltophilia. Bakteri Xanthomonas maltophilia ini menginfeksi sel hama embun tepung karna perkembangbiakan pesat di atas suhu 33 derajat celcius dan ketersediaan lisis dalam jumlah besar .

Referensi :
  • Bahar, A. E. 2016. Pengaruh Pemberian Limbah Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea reptans L.). Artikel Ilmiah Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian, Riau.
  • Wardiah, Linda dan Rahmatan, 2014. Potensi Limbah Air Cucian Beras Sebagai Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Pakchoy (Brassica rapa L.). Jurnal Biologi Edukasi Edisi 12 Vol. 6 No.1 Juni 2014, Hal 34-38.
  • Wulandari, Muhartini dan Trisnowati, 2011. Pengaruh Air Cucian Beras Merah Dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.