Dampak Kekerasan Seksual
Pada penganiayaan seksual bisa terjadi luka memar, rasa sakit, gatalgatal di daerah kemaluanya, pendarahan pada vagina atau anus, infeksi saluran kencing yang berulang, keluarnya cairan dari vagina. Sering pula didapati korban menunjukan gejala sulit berjalan atau duduk dan terkena infeksi penyakit bahkan bisa terjadi suatu kehamilan.
Dari segi tingkah laku anak-anak yang sering mengalami penganiayaan sering menunjukan: penarikan diri, ketakutan, atau mungkin juga tingkah laku agresif, emosi yang labil. Mereka juga sering menunjukkan gejala depresi, jati diri yang rendah, kecemasan gangguan susah tidur, phobia, kelak bisa tumbuh penganiaya, menjadi sifat keras, gangguan stress pascatrauma dan terlibat dalam penggunaan zat adiktif.
Gejala depresi dilaporkan sering terjadi pada anak-anak yang mengalami kekerasan seksual dan biasanya disertai dengan rasa malu, bersalah dan perasaan-perasaan sebagai korban yang mengalami kerusakan permanen (hilang keperawanan). Kekerasan seksual sering juga merupakan faktor predisposisi untuk berkembangnya gangguan dissociative identity (gangguan kepribadian ganda). Gangguan kepribadian ambang juga dilaporkan pada beberapa penderita yang mempunyai sejarah pernah mengalami kekerasan seksual.
Demikian secara lebih terperinci bahwa anak yang mengalami kekerasan seksual dapat digolongkan menjadi dua:
1. Kerusakan Fisik
Terjadi luka memar, rasa sakit, gatal-gatal di daerah kemaluanya, pendarahan pada vagina atau anus, infeksi saluran kencing yang berulang, keluarnya cairan dari vagina. Sering pula didapati korban menunjukan gejala sulit berjalan atau duduk dan terkena infeksi penyakit bahkan bisa terjadi suatu kehamilan.
2. Gangguan Mental
Penarikan diri, ketakutan, atau mungkin juga tingkah laku agresif, emosi yang labil. Mereka juga sering menunjukan gejala depresi, jati diri yang rendah, kecemasan, gangguan susah tidur, phobia, kelak bisa tumbuh penganiaya, menjadi sifat keras, gangguan stress pascatrauma dan terlibat dalam penggunaan zat adiktif. Apabila dampak kekerasan ini tidak segera ditangani maka akan dikhawatirkan akan mengarah pada gejala stress pasca trauma yaitu gangguan yang muncul seperti gangguan kecemasan, ketakutan yang berlebih, dan mudah kaget apabila mendengar suara yang keras.
3. Pelaku Kekerasan Seksual
Berdasarkan beberapa pemberitaan media baik cetak maupun elektronik. Banyak dari kasus kekerasan seksual melibatkan orang-orang terdekat korban. Seperti pacar, teman dan ayah tiri. Dan juga beberapa temuan beberapa LSM bahwa yang banyak menjadi pelaku korban kekerasan seksual tidak lain adalah orang-orang terdekat korban. Begitu pula didasari atas faktor sosial ekonomi, seperti orang tua yang sibuk bekerja bahkan orang tua yang bekerja di luar negeri. Sehingga anak tidak mendapatkan perhatian orang tua secara penuh. Sebagian dari mereka tinggal bersama kakek dan neneknya ataupun dengan keluarga dari ibu atau ayah.
Pelaku yang masih kerabat korban seperti ayah tiri maupun paman, terkadang melampiaskan nafsunya dikarenakan si istri sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan biologisnya ataupun istri yang sibuk bekerja sedangkan si suami tidak bekerja.
Pelaku yang berstatus pacar dari korban biasanya melakukan pemaksaan hubungan intim dengan cara membujuk, merayu dan berjanji untuk dinikahi. Bahkan terkadang mereka mengancam akan bunuh diri apabila si perempuan tidak mau memenuhi nafsunya.