Apa saja Dampak Globalisasi pada Hubungan Internasional?

globalisasi

Apa dampak yang ditimbulkan dari globalisasi terhadap hubungan internasional?

Apabila berbicara mengenai globalisasi, maka kaitannya akan menjurus pada hubungan internasional.

Globalisasi secara tidak langsung telah mempengaruhi atau menyebabkan hilangnya sekat-sekat atau batas-batas negara yang pada akhirnya memudahkan untuk saling berinteraksi satu sama lain.

Kemudahan berinteraksi itu kemudian pada akhirnya melahirkan isu global. Adanya isu global yang ditandai dengan meningkatnya hubungan saling ketergantungan antar negara. Hal itu karena adanya kesadaran bahwa kegagalan dalam mengatasi isu global tersebut dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat internasional secara keseluruhan.

Istilah globalisasi bukanlah hal yang asing dan baru lagi bagi seluruh masyarakat di dunia. Kata globalisasi sering diagung-agungkan sesuai dengan perkembangan era sebagai zaman modern. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa globalisasi memiliki pengertian yang sangat luas. Globalisasi dapat mencakup dalam banyak aspek, mulai dari politik, hubungan internasional, ekonomi, perdagangan, hingga bisa mencakup hubungan politik internasional, perdagangan, ekonomi, komunikasi, sampai badan intelijen.

Dengan adanya era globalisasi, semua yang terjadi di belahan dunia lain dapat kita ketahui dengan cepat. Dengan bantuan media seperti VOA (Voice Of America) Indonesia, misalnya, mempermudah semua berita-berita yang terjadi di wilayah Amerika diketahui oleh masyarakat yang ada di negara Indonesia. VOA merupakan Voice of America atau VOA (bahasa indonesia: Suara Amerika) adalah siaran multimedia (radio, televisi dan internet) milik pemerintah Amerika Serikat yang menyiarkan beragam program dalam 53 bahasa sejak tahun 1942.

Internet memberikan kemudahan dan keuntungan yang besar bagi penikmat berita baik nasional maupun internasional. Dengan adanya koneksi internet yang dapat diakses dari berbagai penjuru dunia, sehingga mempermudah semua kalangan untuk dapat mengakses informasi hanya dalam hitungan detik.

Hal ini menunjukan bahwa pengaruh dari globalisasi sangatlah besar terhadap kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang kemudian sangat berpengaruh terhadap hubungan antar bangsa. Israel menggempur Libanon yang jarak negaranya dengan Indonesia bermil-mil jauhnya tapi kita bisa mengetahuinya hingga detil.

Globalisasi membuat seluruh masyarakat dunia kini tidak hanya menjadi pendengar, namun juga memberikan kontribusi berupa pendapat dan opini yang disebarkan melalui situs jejaring sosial terkenal, seperti facebook, twitter, multiply, kaskus, dan masih banyak lagi.

Dengan adanya globalisasi yang memberikan kemudahan bagi seluruh masyarakat di dunia dalam bentuk teknologi informasi, maka akan memudahkan komunikasi terjalin dari satu negara ke negara lain. Kita juga bisa dengan mudah berkomunikasi via Skype buatan Estonia untuk menghubungi teman dan sahabat kita yang ada di luar negeri.

Segala kemudahan dalam hal informasi dan juga dalam berkomunikasi ditawarkan oleh globalisasi. Banyak orang yang kagum dengan kecanggihan globalisasi, namun banyak pula yang mengecam bahaya dibalik globalisasi. Bahaya akibat kapitalisme dan konsumerisme selalu diusung kaum penggugat globalisasi.

Ketika KFC dan Mc Donald dianggap sebagai barang-barang kapitalis yang dijadikan sebagai cara untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya di negara-negara berkembang. Sehingga banyak masyarakat yang merasa anti terhadap globalisasi. Dan semua itu, banyak dipengaruhi oleh media yang menyiarkan informasi dan ditanggapi sinis oleh sebagian masyarakat. Demikianlah cara media yang telah menghegemoni kemampuan berpikir masyakarakat di era globalisasi.

Dalam perspektif hubungan internasional selama ini, nampak terjadi disparitas (perbedaan) yang amat kentara antara negara yang memiliki modal dan teknologi (biasa disebut kapitalis) dan negara-negara yang sedang membangun (sering disebut negara dunia ketiga). Negara pemilik modal dan segalanya didominasi Eropa Barat dengan leader nya AS, sementara negara sedang membangun adalah mereka yang terletak di kawasan Afrika, Amerika Latin dan Asia termasuk Indonesia. Bahwa dalam relasi internasional terdapat ketergantungan yang sangat kuat antara negara sedang berkembang terhadap negara maju, hal ini berangkat dari ketergantungan modal untuk membiayai pembangunan.

Contoh yang paling kongkret adalah konsekuensi yang mulai dirasakan betapa lemahnya posisi negara Indonesia ketika AS memojokkan Indonesia dalam kancah internasional, seperti tuduhan sebagai negara jaringan terorisme melalui berbagai media. Sementara media (cetak maupun elektronik) adalah instrumen yang amat handal dalam membangun relasi antar bangsa, khususnya membangun citra dan nama baik sebagai bangsa berdaulat. Dalam kasus ini bisa kita kaji media massa berfungsi menyebarluaskan informasi yang diperlukan untuk penentuan sikap, dan memfasilitasi pembentukan opini publik dengan menempatkan dirinya sebagai wadah independen di mana isu-isu permasalahan bisa diperdebatkan. Jadi apa yang dimuat media dipandang sebagai sesuatu yang independen dan layak diperdebatkan. Namun mereka barangkali lalai apa yang ditulisnya sangat menyinggung harga diri suatu bangsa dan memiliki implikasi yang luas dalam pergaulan internasional.

Akan tetapi, rasa ketakutan yang berlebihan bisa ditepiskan dengan serentetan keuntungan yang diberikan dalam globalisasi. Kemudahan komunikasi dan jaringan, pertumbuhan ekonomi, peningkatan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, sampai kepada akses ke lembaga peminjam internasional.

Pada era globalisasi, teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi bagian dari gaya hidup manusia, kemajuannya luar biasa terutama dalam bidang komputer baik desainnya maupun softwarenya. Hampir setiap bulan para desainer, pabrikan, ahli dalam bidang teknologi komputer terus menerus mengadakan penelitian dan pengembangan teknologi karena peranannya yang sangat penting. Dengan menguasai teknologi dan informasi kita memiliki modal yang cukup untuk menjadi pemenang dalam persaingan global. Di era globalisasi, tidak menguasai teknologi informasi identik dengan buta huruf.

Globalisasi yang terjadi pada saat ini telah membawa implikasi baik maupun buruk bagi kehidupan. Implikasi buruk yang dapat kita lihat diantaranya adalah adanya fakta bahwa ternyata proses globalisasi yang semula diharapkan dapat membawa kemakmuran bagi masyarakat, justru berakibat sebaliknya dimana banyak negara-negara mengalami keterpurukan ekonomi. Hal ini disebabkan karena globalisasi menciptakan liberalisasi ekonomi sehingga memaksa negara untuk mampu bersaing dan mensejajarkan dirinya dengan negara lain dalam bidang ekonomi.

Ketidakmampuan bersaing dapat mengakibatkan industri lokal suatu negara tidak berkembang dan pada akhirnya makin memperburuk kondisi perekonomian negara tersebut. Dampak-dampak negatif dari globalisasi terutama bagi negara yang perekonomiannya tidak cukup stabil memaksa mereka untuk mencari jalan keluar dalam menanggulangi defisit anggaran negara. Dari sinilah kemudian muncul pemikiran mengenai privatisasi aset-aset negara, dimana privatisasi dianggap dapat mengembalikan kestabilan suatu perekonomian negara. Namun, disamping itu ada anggapan bahwa privatisasi tersebut nantinya akan dapat mengikis kedaulatan suatu negara.