Apa saja dampak debu terhadap pernapasan?

Debu adalah butiran-butiran padat yang dihasilkan oleh proses mekanisme seperti penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan, pengolahan dan lain-lain dari bahan organik dan anorganik, contohnya debu kayu, logam, arang batu, batu, butir-butir zat dan sebagainya. (Suma’mur, 2014). Debu terbentuk dari aktivitas manusia yang dapat tersebar di udara karena adanya angin dan letusan gunung berapi (IUPAC, 1990). Apa dampaknya debu bagi pernapasan manusia?

Dampak Paparan Debu terhadap Saluran Pernapasan


Paparan debu yang masuk ke saluran pernapasan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan gangguang saluran pernapasan. Faktor yang mempengaruhi debu terhadap gangguan saluran pernapasan, antara lain:

  1. Jenis Debu
    Faktor utama yang mengakibatkan gangguan saluran pernapasan merupakan jenis debu.
  2. Konsentrasi Debu
    Efek terjadinya gangguan pernapasan adalah konsentrasi debu yang semakin tinggi.
  3. Ukuran Partikel Debu
    Gangguan pada saluran pernapasan yang sebabkan oleh ukuran partikel debu adalah yang menentukan lokasi terdepositnya debu di dalam saluran pernapasan. Debu yang berukuran 5-10 µ akan tertahan pada saluran pernapasan bagia atas, untuk ukuran 3-5 µ akan tertahan pada saluran
    pernapasan bagian tengah yaitu pada trakea dan bronkhiolus, untuk ukuran 103 µ akan mengendap di permukaan alveoli, dan debu yang berukuran di bawah 0,1 µ akan bergerak keluar masuk alveoli karena debu tersebut tidak mengalami pengendapan. Jadi semakin kecil ukuran partikel pada debu akan semakin berdampak buruk terhadap system pernapasan (Suma’mur, 2011).
  4. Durasi Paparan
    Semakin lama dusrasi terpapar debu akan semakin berdampak buruk terhadap saluran pernapasan.

Pengaruh Fisiologi dari Debu


Terhadap adanya debu di dalam alat pernapasan, maka tubuh dapat memberikan berbagai reaksi (Ryadi,1982), yaitu:

  1. Pada debu-debu yang menerap pada lokasi saluran pernapasan atas akan memberikan reaksi iritasi (secara ringan) dengan akibat penyakit yang akan ditimbulkan berupa pharyngitis. Tetapi bila debu-debu itu dapat mudah dikeluarkan pada reaksi iritasi itu, maka tidak perlu menimbulkan pharyngitis.

  2. Untuk debu-debu yang sudah berada dalam jaringan paru-paru maka di sini kemungkinan dapat difagositir oleh makrofaag, atau mengalami filtrasi lewat dinding alveoler masuk dalam saluran dan selanjutnya diselesaikan dalam Reticulo endethelial system pada kelenjer-kelenjer getah bening.

Penyakit Akibat Paparan Debu


Penyakit yang diakibatkan oleh paparan debu adalah pneumoconiosis adalah segolongan penyakit pada paru-paru yang berupa penimbunan debu-debu. Menurut jenis-jenis debu yang dapat ditimbun di dalam paru-paru, maka pneumoconiosis dapat dibagi dalam:

  1. Silicosis(oleh debu SO2 bebas)
  2. Asbestosis (debu asbes)
  3. Berryliosis (debu berrylium)
  4. Stanosis (debu kapas)
  5. Siderosis (debu biji timah)
  6. Abthracosis (Abthracosis)

Secara klinis sulit dibedakan gejala-gejala antara masing-masing jenis pneumoconiosis. Pembedaan dapat dilakukan secara patalogis anatomis maupun dengan radioogis. Akan tetapi sering pula sulit juga menentukan debu apa, kecuali dengan pengalaman-pengalaman yang bertahun-tahun dibidang pneumoconiosis. Umumnya pneumoconiosis lebih banyak didapatkan pada pencemaran udara dalam lingkungan tertutup seperti di dalam lingkungan-lingkungan kerja daripada udara terbuka. Tingkat gejala yang ditimbulkan pada pneumoconiosis tergantng pada jumlah debu yang tertimbun serta bagian paru-paru yang lebih banyak mengalami efek.

Pengobatan terhadap penyakit pneumoconiosis tidak ada. Hanya kita dapat sedikit mengurangi penderita dengan memberikan berbagai pengobatan simptomatis. Karenanya, di dalam public healthpokok-pokok penanggulangannya dititik beratkan pada program-program penanggulangan masalah pencemaran

2 Likes

Dampak Pencemaran Debu terhadap Manusia


Ada tiga cara masuknya bahan polutan seperti debu dari udara ke tubuh manusia yaitu melalui inhalasi, ingesti, dan penetrasi kulit. Inhalasi bahan polutan udara ke paru-paru dapat menyebabkan gangguan di paru dan saluran napas. Bahan polutan yang cukup besar tidak jarang masuk ke saluran cerna. Refleks batuk juga akan mengeluarkan bahan polutan dari paru yang kemudian bila tertelan akan masuk ke saluran cerna. Bahan polutan dari udara juga dapat masuk ketika makan atau minum.

Permukaan kulit juga dapat menjadi pintu masuk bahan polutan di udara khususnya bahan organik dapat melakukan penetrasi kulit dan dapat menimbulkan efek sistemik (Aditama, 1992). Kerusakan kesehatan akibat debu tergantung pada lamanya kontak, konsentrasi debu dalam udara, jenis debu itu sendiri dan lain-lain (Agusnar, 2008). Ukuran debu atau partikel yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya. Partikel yang terhisap oleh manusia dengan ukuran kurang dari 1 mikron akan ikut keluar saat napas dihembuskan.

Partikel yang berukuran 1-3 mikron akan masuk ke dalam kantong udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel berukuran 3-5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran di atas 5 mikron akan tertahan di saluran napas bagian atas (Sunu, 2001). Penyakit peneumokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru.

2 Likes