Apa saja dampak dari ketidaksetaraan dengan ketahanan pangan?

Ketimpangan yang terjadi di berbagai negara kan memperparah masalah kerawanan pangan. peningkatan ketimpangan dapat dikaitkan dengan konsumsi pangan serta gizi yang rendah. Lalu, Apa saja dampak dari ketidaksetaraan dengan ketahanan pangan?

Ketidaksetaraan dalam hal peluang kesehatan, pendidikan, kebebasan, dan partisipasi dalam masyarakat memiliki dampak ketimpangan terhadap ketahanan pangan. ketidaksetaraan telah memberi jarak yang sangat besar terhadap berbagai kelompok. Ketimpangan yang sangat tinggi dapat merugikan proses pembangunan dan ketahanan pangan. berikut ini adalah dampak ketidaksetaraan pendapatan dengan ketahanan pangan berdasarkan penelitian (Barbara & Alberto, 2019)

  • Pendapatan rumah tangga menentukan jumlah protein yang dikonsumsi dalam makanan
  • Pendapatan menjadi pendorong utama jarak pemisah yang sangat besar dibandingkan pembagian masyarakat pada kelompok perkotaan dan pedesaan dalam hal konsumsi protein
  • Tingkat pendidikan orang dewasa mempengaruhi akses pangan yang lebih baik karena pengetahuan tentang produksi pangan dan manajemen rumahtangga serta masalah gizi
  • Perempuan dan anak perempuan menghadapi ketidaksetaraan seperti akses pendidikan dan kesempatan kerja serta sulitnya mmemenuhi peran mereka dalam produksi, pengeolahan, dan distrinusi pangan

Kejadian pada ketidaksetaraan pada wanita menunjukkan bahwa perempuan tidak diberdayakan untuk mengambil keputusan rumah tangga tentang asupan makanan dan pola asuh yang cenderung mengutamakan anak laki laki untuk akses pangan yang memadai dibandingkan untuk anak perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan minimum dan masalah ketidaksetaraan perempuan dalam rumahtangga perlu diperhatikan dan diatasi. Karena masalah gender sangat penting dalam mengatasi kerawanan pangan

Sumber:
Barbara, S., & Alberto, G. (2019). Reducing Inequality as an Opportunity to Improve Food Security. Encyclopedia of Food Security and Sustainability, Vol. 1 , 550-554.

Masalah ketahanan pangan masih menjadi perhatian dunia dan dibahas dalam poin utama di dokumen Millennium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs). Dampak dari ketidaksetaraan dengan ketahanan pangan berpengaruh pada kebutuhan suatu rumah tangga. Kelaparan dan kemiskinan termasuk dampak dari ketidaksetaraan dengan ketahanan pangan. Yakni dengan ketidkasetaraan akan menyebabkan pendapatan rumah tangga akan menentukan jumlah protein yang dikonsumsi, kurangnya pemenuhan kebutuhan.
Ketidaksetaraan juga akan berdampak pada tingkat pendidikan dalam mempengaruhi akses pangan dan manajemen rumah tangga. Sama halnya dengan kerawanan pangan bahwa menunjukkan ketidakaturan akses terhadap jumlah dan kualitas pangan.

Refrensi:
Hapsari, N. I., dan I. Budiarto. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerawanan dan Ketahanan Pangan dan Implikasi Kebijakannya di Kabupaten Rembang. J. Wilayah dan Lingkungan, 5(2), 125-140.

Berdasarkan pengalaman negara India saat meghadapi kondisi krisis pangan, yang dimuat dalam jurnal dengan judul Achieving Food Security in Times of Crisis, keadilan atau equity harus menjadi perhatian penting dan terintegrasi dalam ketahanan pangan. Sebab, tidak adanya keadilan dapat menimbulkan adanya ketidaksetaraan yang menjadi hambatan dalam mencapai ketahanan pangan. Dimana 4 dimensi yang ditekankan pada keadilan adalah pada bidang keadilan sosial, ekonomi, lingkungan, dan gender. Bidang pemerataan yang perlu mendapat perhatian segera dalam upaya mencapai ketahanan pangan adalah penghapusan kurang gizi pada ibu dan janin yang mengakibatkan lahirnya anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR) atau low birth weight (LBR). Sebab, anak yang lahir dengan berat badan rendah tersebut dapat mengalami beberapa kecacatan termasuk gangguan kemampuan kognitif. Di sisi lain, semakin rusaknya sistem penyangga kehidupan yaitu tanah, air, keanekaragaman hayati dan iklim, serta ketidaksetaraan dalam akses pangan, dapat menyebabkan berkurangnya kesempatan untuk hidup sehat dan produktif terutama bagi anak-anak.

Adapun upaya untuk mengatasi masalah ketidaksetaraan di bidang lingkungan, sosial dan gender adalah dengan menjadikan semua program pembangunan harus dirancang dengan memastikan apakah program tersebut pro-alam, pro-kaum miskin, dan pro-perempuan. Selain itu, orientasi yang pro-alam, pro-kaum miskin dan pro-perempuan juga penting di bidang pengembangan dan penyebaran teknologi.

Referensi

Swaminathan, M. S. (2010). Achieving Food Security in Times of Crisis. New Biotechnology, 27 (5), 453–460. https://doi.org/10.1016/j.nbt.2010.08.002.