Apa saja contoh perilaku budaya politik partisipan di Indonesia?

gambar
Apa saja contoh perilaku budaya politik partisipan di Indonesia?

Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilu
Menggunakan hak pilih dalam fungsi pemilu merupakan contoh perilaku budaya politik partisipan yang terlihat secara jelas. Warga negara yang baik, akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. Baik secara aktif maupun pasif. Hak pilih secara aktif berarti warga negara dengan ketentuan tertentu sesuai Undang-Undang yang berlaku mempunyai hak menjadi calon anggota legislatif, calon kepala daerah, atau calon presiden. Sementara hak pilih pasif, berarti setiap warga negara sesuai ketentuan Undang-undang berhak memilih calon legislatif, calon kepala daerah, dan calon presiden yang diinginkan dan sesuai hati nurani.

Di Indonesia keberlangsungan pemilu dengan prinsip dan asas-asas pemilu LUBER JURDIl, yaitu langsung umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Ikut serta dalam pemilu berarti penting. Karena siapapun yang terpilih mewakili rakyat di legislatif maupun pemimpin negara yang akan menentukan masa depan Indonesia, minimal dalam waktu lima tahun setelahnya.

Ikut Serta dalam Partai Politik
Ikut serta dalam partai politik juga menjadi perilaku politik partisipan. Partai politik adalah salah satu tempat seseorang menyuarakan suaranya untuk kemudian mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan negara. Ada orang yang hanya menjadi partisipan partai politik, yaitu orang yang memilih partai dalam pemilihan umum karena setuju dengan segala program dan visinya untuk penyelenggaraan negara. Ada juga dalam partai politik yang dinamakan kader, yaitu orang yang aktif ikut melaksanakan kegiatan partai politik, giat mempengaruhi masyarakat untuk pemilihan tertentu, dan dapat menjadi calon anggota legislatif yang dipilih.

Mengikuti Kegiatan Organisasi Tertentu
Ikut serta dalam kegiatan organisasi tertentu dapat menjadi pertanda politik partisipan. Di ruang lingkup yang kecil, ikut serat dalam organisasi sekolah, seperti Osis dan Pramuka. Di lingkup lingkungan, ada karang Taruna dan PKK. Sementara di lingkup nasional kita mengenal berbagai organisasi kepentingan dan penekan sebagai fungsi infrastruktur politik. Organisasi ini seperti Komunitas Peduli Lingkungan dan komunitas lain, Ikatan Dokter Indonesia dan perhimpunan profesi lain, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Lembaga Bantuan Hukum. Semua organisasi tersebut dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah di bidangnya masing-masing. Misalnya, Ikatan Dokter Indonesia dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah di bidang kesehatan.

Kegiatan Lobbying

Kegiatan atau perilaku selanjutnya sebagai contoh perilaku budaya partisipan adalah kegiatan lobbying. Kegiatan yang dilakukan oleh orang atau kelompok orang kepada perorangan atau instansi untuk mempengaruhi kebijakan. Contoh sekarang yang sedang marak adalah kegiatan organisasi AILA yang sedang melakukan berbagai kegiatan hukum dan lobbying untuk terciptanya Undang-Undang tentang LGBT.

Demonstrasi
Kebanyakan demonstrasi dianggap negatif. Padahal demonstrasi adalah kegiatan yang mengkritik suatu kebijakan pemerintah yang merupakan pertanda demokrasi di suatu negara berjalan baik. Tidak ada orang atau kelompok yang mengkritisi pemerintah menjadi pertanda terjadi sesuatu dalam negara. rakyat tidak berani mengajukan aspirasi atau pendapatnya. Namun, demonstrasi hendaknya dilakukan dengan cara sesuai ketentuan berlaku dan tidak mengganggu ketertiban umum.

Aktif dan Patuh pada Peraturan
Seperti telah disebutkan dalam ciri-ciri masyarakat dengan budaya politik partisipan adalah menyadari dengan mematuhi aturan negara. Aturan negara yang paling terlihat adalah aturan lalu lintas dan terkait aturan membayar pajak. Masyarakat dengan kesadaran tinggi akan melaksanakan peraturan. Mereka meyakini bahwa peraturan dibuat untuk ketertiban umum, selama pepemrintah yang berjalan adalah pemerintah pro rakyat. Dan pajak adalah sebagai sumber biaya pembangunan negara.

Partisipasi dalam Musyawarah Mufakat
Dalam lingkungan mulai dari keluarga hingga negara, politik paritisipan yang dapat dilakukan adalah musyawarah untuk mufakat. Sebuah ciri khas demokrasi Pancasila yang tidak dimiliki negara lain. Manfaat musyawarah harus dilaksanakan dalam berbagai segi kehidupan. Semua masalah harus diselesaikan secara musyawarah agar tercapainya kepentingan bersama. Setelah musyawarah mufakat tercapai, maka semua yang ikut serta secara bertanggung jawab pula menghormati dan melaksanakan seluruh hasil musyawarah.

Disiplin dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Disiplin dalam berbagai aspek kehidupan enjadi contoh perilaku budaya politik partisipan selanjutnya. Disiplin berarti mematuhi semua aturan yang berlaku. Semua Undang-Undang yang ada. Disiplin mulai dari keluarga sejak dini. Disiplin bangun pagi, disiplin jam sekolah, dan disiplin melakukan semua tugas dan kewajiban.

Ikut Mengawasi Jalannya Pemilu
Pelaksanaan pemilihan umum yang berjalan baik cermin demokrasi berjalan baik. Oleh karena itu, salah satu cermin budaya politik partisipan adalah ikut sertanya masyarakat mengawasi jalannya pemilihan umum. Agar pemilihan umum menghasilkan sesuatu yang baik, mewakili aspirasi mereka.

Ikut Mengkritisi Calon Pemimpin
Terakhir, masyarakat yang memiliki budaya politik partisipan dapat mengkritisi calon pemimpinnya dan calon anggota legislatif yang kelak akan mewakili mereka menyuarakan aspirasi. Mengkritisi calon pemimpin tentunya dilakukan dengan cara yang baik dan bahasa yang baik. Tidak dengan menempatkan isu SARA dan dengan bahasa yang sopan. Kebebasan mengeluarkan pendapat harus diartikan dengan lapang dada, penuh aturan, dan tujuan menyampaikan pendapat di muka umum.