Apa saja contoh penelitian tentang karakteristik biometrik pohon?

Berikut ini adalah penelitian-penelitian yang telah dilakukan terkait karakteristik biometrik dan kesalingterkaitan antar dimensi pohon.

  • Baroroh (2006) telah melakukan penelitian mengenai Karakteristik Biometrik Pohon Shorea leprosula Miq. di Hutan Tanaman Haurbentes, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Pohon yang diteliti adalah pohon Shorea leprosula Miq. yang mempunyai umur 13 tahun, 20 tahun, 21 tahun, 37 tahun, 54 tahun dan 66 tahun.

    Penelitian ini mencari hubungan antara diameter pohon dengan dimensi yang lainnya, hubungan antara diameter batang relatif dengan tinggi batang relatif, angka bentuk rata-rata, dan hubungan antara rasio diameter dengan angka bentuk pohon. Penelitian ini menghasilkan hubungan antar dimensi pohon tererat dimiliki oleh hubungan antara diameter setinggi dada dengan diameter pangkal. Bentuk persamaan taper yang didapatkan dari penelitian ini adalah (d/D)2 = 1,06 – 0,436 h/H – 0,726 (h/H)2 + 0,627 (h/H)3. Angka bentuk absolut batang pohon Shorea yang diperoleh adalah 0,71 dan angka bentuk setinggi dada sebesar 0,77.

  • Maulidian (2007) telah melakukan penelitian serupa dengan obyek penelitiannya adalah pohon Belian (Eusideroxylon zwageri T.et.B.) pada Tegakan Hutan Sumber Benih Plomas, Kabupaten Sangau, Propinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini mencari hubungan antar dimensi pohon, hubungan diameter pohon dengan dimensi lainnya, hubungan diameter relatif dengan tinggi relatif dan angka bentuk dari pohon tersebut. Pohon yang diteliti mempunyai tahun tanam yang berbeda yaitu tahun 1939 dan tahun 1985. Pada penelitian ini menghasilkan hubungan antar dimensi pohon tererat dimiliki oleh hubungan antara diameter setinggi dada dengan diameter pangkal. Bentuk persamaan taper yang dihasilkan adalah (d/D)2 = 1,01 – 0,277 h/H – 0,673 (h/H)2 + 0,481 (h/H)3. Angka bentuk absolut batang pohon Belian yang diperoleh sebesar 0,69 dan angka bentuk setinggi dada sebesar 0,80.

  • Wijayanti (2008) melakukan penelitian mengenai Karakteristik Biometrik Pohon Agathis loranthifolia R.A. Salisbury pada KPH Banyumas Timur, Perum Perhutani Unit II Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik pohon pada berbagai tingkat diameter dan hubungan antar karakteristik serta mencari penciri pokok dari pohon Agathis loranthifolia R.A. Salisbury. Adapun hasil dari penelitian ini adalah dimensi pohon yang mempunyai korelasi tertinggi adalah diameter pangkal dengan diameter setinggi dada. Faktor keruncingan batang Agathis sebesar 1,181. Bentuk persamaan matematis taper untuk pohon Agathis adalah d/D = 1,04 – 1,22 h/H + 0,584 (h/H)2. Untuk angka bentuk absolut batang pohon Agathis sebesar 0,57 dan angka bentuk setinggi dada sebesar 0,78.

  • Wijaksana (2008) telah melakukan penelitian tentang Karakteristik Biometrik Swietenia macrophylla King. bertempat di BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran hubungan antara dimensi kunci suatu pohon yang telah didapat dengan dimensi pohon yang lainnya sehingga dapat menggambarkan secara khas bentuk pohon tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa dimensi pohon berupa diameter pangkal mempunyai hubungan yang paling erat terhadap diameter setinggi dada. Persamaan taper yang dihasilkan untuk pohon Mahoni adalah d/D = 0,980 – 0,794 h/H + 0,364 (h/H)2. Adapun angka bentuk absolut dari pohon Mahoni adalah 0,60 dan angka bentuk setinggi dada sebesar 0,76. Faktor keruncingan yang dimiliki bentuk batang Mahoni adalah sebesar 1,126.

Dari keempat penelitian terhadap dimensi berbagai tanaman tersebut dapat disimpulkan bahwa dimensi pohon yang memiliki korelasi tertinggi adalah diamter pangkal dan diameter setinggi dada.