Kecemasan neurotik , merupakan reaksi yang ditimbulkan tidak sebanding denggan ancaman yang dirasakan, selalu melibatkan represi dan sebagai bentuk lain dari konflik-konflik intra psikis, serta dapat dikendalikan melalui berbagai macam ”blocking-off” dari aktivitas dan kesadaran.
Faktor-Faktor Penyebab Neurotik
Menurut Mahmud (1990) neurois merupakan akibat dari usaha penyesuaian diri yang tidak berhasil. Neurosis adalah bentuk ekstrim dari mekanisme penyesuaian diri. Bertahannya mekanisme malajustive itu karena adanya kenyataan bahwa kebiasaan menyesuaikan diri itu mulai berlangsung bertahun-tahun sebelum kecenderungan sepenuhnya matang.
Ibrahim (2012) menyebutkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan neurosis adalah:
Selain itu faktor-faktor lain disebutkan oleh Kartono (1980) bahwa sebab-sebab timbulnya gangguan neurotik, adalah:
- Tekanan-tekanan sosial dan tekanan kultural yang sangat kuat, yang menyebabkan ketakutan yang disertai dengan kecemasan dan ketegangan- ketegangan dalam batin sendiri yang kronis berat sifatnya. Sehingga orang yang bersangkutan mengalami mental breakdown.
- Individu mengalami banyak frustrasi, konflik-konflik emosionil dan konflik internal yang serius, yang sudah dimulai sejak kanak-kanak.
- Individu sering tidak rasionil sebab sering memakai defence mechanism yang negatif dan lemahnya pertahanan diri secara fisik dan mental.
- Pribadinya sangat labil tidak imbang dan kemauannya sangat lemah.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab neurotik bisa dari individu itu sendiri, seperti keterbatasan individu dalam menghadapi masalah, gagalnya individu untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Dan penyebab lain berasal dari luar individu, seperti tekanan- tekanan sosial dan tekanan kultural yang sangat kuat dan juga pengaruh lingkungan yang buruk. Semua itu dapat menyebabkan kecemasan, ketegangan dalam batin, frustasi, konflik emosi. Sehingga individu tersebut menggunakan pertahanan diri yang negatif yang dapat mengakibatkan gangguan mental berupa kecenderunga neurotik.
Gejala-Gejala Neurotik
Dali Gulo (1982, dalam Kuntojo, 2009) berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelelahan mental hanya memberi pengaruh kepada sebagian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dann sering kali ditandai dengan:
- Keadaan cemas yang kronis
- Gangguan-gangguan indera dan motorik
- Hambatan emosi
- Kurang perhatian terhadap lingkungan
- Kurang memiliki energi fisik
Neurotik beraneka ragam dan setiap penderitanya sangat unik dalam memperlihatkan simtom-simtom tertentu, tetapi menurut Semium (2006) beberapa ciri umum yang dapat ditemukan dalam semua bentuk neurotik adalah:
- Adanya kecemasan
- Tidak dapat berfungsi sesuai kapasitas
- Pola tingkah laku yang kaku atau diulang-ulang
- Egosentrik
- Hipersensitif
- Tidak matang
- Keluhan-keluhan somatik
- Tidak bahagia
- Banyak tingkah laku bermotifasi tidak sadar
Manson (1993, dalam Meichati, 1975) mengemukakan bahwa orang yang mengalami gangguan neurotic ditandai oleh beberapa hal, diantaranya:
-
Anxiety, sebagai simbol rasa takut, gelisah, rasa tidak aman, tidak mampu, mudah lelah, dan kurang sehat.
-
Depressive Fluctuations tanda mudah tertekan, susah, suasana hati muram, mudah kecewa.
-
Emosional Sensitivity, sangat perasa, tidak mampu menyesuaikan secara baik emosi dan sosialnya, labil. Mudah tersinggung dan banyak melakukan mekanisme pertahanan diri.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa gejala-gajala kecenderungan neurotik ditunjukkan oleh individu yang mempunyai hambatan emosi sehingga memiliki gambaran diri yang selalu negatif. Lalu timbul adanya kecemasan yang kronis, mudah tersinggung, mudah tertekan yang akhirnya sulit untuk menyesuaikan diri dan banyak melakukan mekanisme pertahanan yang negatif.