Apa saja ciri-ciri pemimpin yang memiliki kemampuan kepemimpinan transformasional ?

Kepemimpinan transformasional

Kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan dimana para pemimpin menggunakan kharisma, stimulasi intelektual untuk melakukan transformasional dan merevitalisasi organisasinya. Para pemimpin yang transformasional lebih mementingkan revitalisasi para pengikut dan organisasinya secara menyeluruh ketimbang memberikan instruksi-instruksi yang bersifat Top Down . Selain itu pemimpin yang transformasional lebih memposisikan dirinya sebagai mentor yang bersedia menampung aspirasi para bawahannya.

Apa saja ciri-ciri pemimpin yang memiliki kemampuan kepemimpinan transformasional ?

Kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang memberi inspirasi dan memotivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil yang lebih besar daripada yang direncanakan secara orisinil dan imbalan internal. Kepemimpinan transformasional bukan sekedar mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, melainkan lebih dari itu bermaksud ingin merubah sikap dan nilai-nilai dasar para pengikutnya melalui pemberdayaan. Pengalaman pemberdayaan para pengikutnya meningkatkan rasa percaya diri untuk terus melakukan perubahan walaupun mungkin ia sendiri akan terkena dampak dalam perubahan itu.

Pemimpin dapat dikatakan transformasional apabila para pengikutnya memiliki kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat terhadap dirinya, karena Kepemimpinan Transformasional adalah kepemimpinan yang mampu menginspirasi, mengarahkan dan menggerakkan pengikut untuk melakukan perubahan melalui pemberdayaan dalam mencapai tujuan tertentu.

Ciri-ciri kepemimpinan Transformasional


Ciri-ciri kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut :

  • Memiliki Kualitas Sebagai Agen Perubahan.

    Pemimpin yang transformasional memiliki kreativitas, inovatif dan fleksibel dalam berorganisasi. Kepribadian dan kesan professional membuatnya memungkinkan memimpin orang-orang dilingkungannya. Selain itu juga menginsprirasi pengikut untuk mementingkan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

  • Memiliki Keberanian dan Optimisme.

    Pemimpin yang transformasional siap dan mampu menunjukkan sikap yang tepat untuk mengambil resiko dan menghadapi batasan-batasan dalam organisasi.Kecakapan dan kemampuan intelektualnya membuat mereka mampu menghadapi kenyataan yang sebenarnya, meskipun situasinya komplek, tidak menentu dan hal tersebut tidak menyenangkan.

  • Memiliki Kepercayaan dan Keterbukaan pada Pengikutnya.

    Pada saat menjalin hubungan dengan pengikut, pemimpin yang transformasional menunjukkan sikap terbuka dan siap memberikan kepercayaan ketika dibutuhkan (dapat berupa pemberian wewenang).

  • Mampu Memimpin Berdasarkan Nilai.

    Pemimpin yang transformasional memformulasikan nilai-nilai dasar yang ingin dicapai, menekankan nilai-nilai penting dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai tersebut

  • Melakukan Proses Pembelajaran Secara Terus menerus.

    Pemimpin transformasional akan menjelaskan pelajaran apa yang dapat diambil dari pengalamannya, untuk menghadapi masa depan. Hal tersebut juga menunjukkan upaya seorang pemimpin dalam mengembangkan para pengikut untuk dapat menjadi pemimpin masa datang, serta memperhatikan kebutuhan para pengikut dalam bekerja.

  • Merupakan seorang yang Visioner.

    Pemimpin transformasional merupakan visioner yang baik.mereka mampu menyatakan visi dengan jelas dan menarik, serta menjelaskan bagaimana visi tersebut dapat tercapai sehingga dapat membuat pengikut lebih menyadari pentingnya hasil tugas dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Selain itu, secara pribadi, seorang pemimpin transformasional juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Kharismatik (Attribute Charisma)

    Karismatik merupakan kekuatan besar yang dimiliki oleh pemimpin untuk memotivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.Bawahan mempercayai pemimpin karena pemimpin dianggap mempunyai pandangan, nilai dan tujuanyang dianggap benar. Oleh sebab itu pemimpin yang mempunyai kharisma dapat lebih mudah mempengaruhi dan mengarahkan bawahan agar bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemimpin. Selanjutnya dikatakan kepemimpinan yang kharismatik dapat memotivasi bawahan untuk mengeluarkan upaya kerja keras karena mereka menyukai pemimpinnya.

  2. Inspirasional (Inspirational Leadership)

    Perilaku pemimpin yang inspirasional dapat merangsang antusias dan semangat bekerja bawahan terhadap tugas-tugas kelompok dan dapat mengatakan hal-hal yang dapat menumbuhkan kepercayaan bawahan terhadap kemampuan untuk menyelesaikan tugas dalam upaya untuk mencapai tujuan kelompok kerja.

  3. Stimulasi Intelektual (Intellectual Stimulation)

    Stimulasi intelektual merupakan upaya pimpinan terhadap persoalan-persoalan dan mempengaruhi bawahan untuk melihat persoalan-persoalan tersebut melalui perspektif baru. Melalui stimulus intelektual, pemimpin merangsang kreativitas bawahan dan mendorong untuk menemukan pendekatan-pendekatan baru terhadap masalah-masalah lama. Jadi, melalui stimulus intelektual, bawahan didorong untuk berpikir mengenai relevansi cara, sistem nilai, kepercayaan, harapan dan didorong melakukan inovasi dalam menyelesaikan persoalan dan berkreasi untuk mengembangkan kemampuan diri serta didorong untuk menetapkan tujuan dan sasaran yang menantang.

    Kontribusi intelektual dari seorang pemimpin pada bawahan harus didasari sabagai suatu upaya untuk memunculkan kemampuan bawahan. Aspek stimulus intelektual berkolaborasi positif dengan extra effort. Maksudnya, pemimpin yang dapat memberikan kontribusi intelektual senantiasa mendorong staf supaya mampu mencurahkan upaya untuk perencanaan dan pemecahan masalah.

  4. Perhatian secara individual (Individualized Consideration)

    Perhatian atau pertimbangan terhadap perbedaan individual implikasinya adalah memelihara kontak langsung face to face dan komunikasi terbuka dengan pegawai. Pengaruh personal dan hubungan satu persatu atasan-bawahan merupakan hal yang terpenting yang utama. Perhatian secara individual tersebut dapat sebagai identifikasi awal terhadap para bawahan terutama bawahan yang mempunyai potensi untuk menjadi seorang pemimpin. Sedangkan monitoring merupakan bentuk perhatian individual yang ditunjukan melalui tindakan konsultasi, nasehat dan tuntutan yang diberikan oleh senior kepada yunior yang belum berpengalaman nilai dibandingkan dengan seniornya.

Sedangkan menurut John M. Ivancevich (2006), terdapat tiga ciri-ciri kepemimpinan transformasional, yaitu:

  1. Karisma. Pemimpin mampu menanamkan rasa kebernilaian, hormat, dan bangga serta mengartikulasi visi.

  2. Perhatian Individual. Pemimpin memperhatikan kebutuhan dari para pengikut dan memberikan proyek yang bermakna sehingga para pengikut akan tumbuh secara pribadi.

  3. Stimulasi Intelektual. Pemimpin membantu para pengikut untuk berpikir ulang dengan cara rasional bagaimana cara menganalisis situasi. Dia mendorong para pengikut untuk menjadi kreatif.

Menurut (Munandar, 2006) berikut merupakan ciri-ciri pemimpin yang memiliki kemampuan kepemimpinan transformasional, yaitu

  1. Attributed charisma
    Adalah pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain dari kepentingan diri. ia sebagai pimpinan perusahaan bersedia memberikan pengorbanan untuk kepentingan perusahaan.
  2. Inspirational Leadership Motivation
    Adalah pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya antara lain dengan menentukan standar – standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai. Bawahan merasa mampu melakukan tugas pekerjaannya, mampu memberikan berbagai macam gagasan. Mereka merasa diberi inspirasi oleh pimpinananya.
  3. Intellectual Stimulation
    Bawahan merasa bahwa pimpinan mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara kerja mereka, untuk mencari cara – cara baru dalam melaksanakan tugas, merasa mendapatkan cara baru dalam mempersepsi.
  4. Individualized Consideration
    Bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya. Pemimpin memperlakukan setiap bawahannya sebagai seorang pribadi dalam kecakapan, keutuhan, keinginnya masing – masing.
  5. Idealized Influence
    Pemimpin berusaha, melalui pembicaraan, mempengaruhi bawahan dengan menekankan pentingnya nilai – nilai dan keyakinan, pentingnya keikatan pada keyakinan, perlu dimilikinya tekat mencapai tujuan, perlu diperhatikan akibat – akibat moral dan etik dari kepuasan yang diambil. Memperhatikan aspek – aspek kepemimpinan transformasional maka dapat dilihat analoginya dengan tridarmanya Ki Hajar Dewantoro, yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Kesimpulannya Secara penjabaran dari aspek - aspek kepemimpinan transformasional diatas maka ing ngarsa sung tuladha berkaitan dengan Attributed charisma dan Idealized Influence, ing madya mangun karsa, berhubungan dengan Inspirational Leadership Motivation, Intellectual Stimulation dan tut wuri handayani. Analog artinya Individualized Consideration tugas – tugas mereka.