Apa Saja Ciri-ciri orang dengan Gangguan Obsesif Kompulsif?

ciri-ciri gangguan ocd

Gangguan Obsesif Kompulsif atau Obsesif Compulsive Disease (OCD) merupakan penyakit jangka panjang yang bersifat kompulsif. Orang dengan gangguan ini memiliki ketakutan tidak masuk akal yang berlebihan (obsesif) dan menunjukkan sikap atau perilaku kompulsif. Misalnya seperti orang yang takut akan kotor, sehingga harus mencuci tangan berkali –kali bahkan bisa sampai 3 kali bilas dalam satu kali cuci tangan. Atau juga orang yang merasa harus memeriksa pintu dan jendela berkali kali terlebih dahulu sebelum pergi keluar rumah.

Apa saja ciri-cirinya?

gok2

Ciri –Ciri OCD
Coba pahami ciri ciri OCD berikut dan perhatikan mana yang mungkin Anda alami:

  1. Sering mencuci tangan
    Obsesi penderita OCD adalah ketakutan akan terkena penyakit atau kontak dengan bakteri. Ketakutan ini muncul bahwa apabila tangannya kotor, maka bakteri akan bersarang dan menyebabkan dirinya sakit. Kekhawatiran terhadap bakteri atau kuman ini pun tidak pergi dengan mudah bahkan setelah mencuci tangan. Rasa cemas atau khatir terhadap kuman akan terus dipikirannya.

  2. Terlalu bersih
    Memiliki kebiasaan menginginkan semuanya terjaga bersih. Tidak hanya cuci tangan, namun juga seperti mencuci baju, mencuci piring, atau menjaga kerapian ruangan dan kebersihan rumah. Akibatnya, penderita OCD akan menghabiskan waktu hanya untuk bersih bersih setiap saat dan selalu merasa ada kotoran di setiap sudut yang sangat mengganggu dirinya.

  3. Suka mengecek ulang
    Penderita OCD memiliki kebiasaan untuk mengecek ulang suatu hal berkali kali. Misalnya mengecek apakah pintu sudah terkunci attau belum. Hal ini dilakukan tidak hanya sekali namun secara berulang seolah olah kecemasan tidak hilang dan merasa pintu rumahnya belum terkunci dengan baik.

  4. Menghitung
    Beberapa penderita OCD memiliki kebiasaan menghitung hal hal kecil dalam aktivitas hariannya. Misalnya seperti menghitung jumlah anak tangga saat dia menaikinya. Kebiasaan seperti itu terkadang dipicu oleh suatu kepercayaan seperti apabila dia berada pada anak tangga ketujuh, maka dia akan mendapat keberuntungan atau hal semacamnya.

  5. Terorganisir
    Orang dengan OCD beberapa diantaranya menyukai kerapian dan menata rapi barang barangnya sesuai dengan warna, angka, atau posisinya yang harus simetris dan sejajar. Penderita OCD merasa cemas apabila menemukan ketidakrapian sedikitpun, misal apabila rak bukunya berderet tidak rata atau lainnya.

  6. Takut disakiti
    Kekhawatiran atau kecemasan pada OCD semakin memburuk ketika dirinya berusaha menghilangkan pemikiran pemikiran negatif dari otaknya. Kejadian kejadian tidak menyenangkan yang dia alami, akan terus terulang dan terulang kembali di pikirannya dan menjadikan kecemasannya bertambah.

  7. Hal seksual
    Kecemasan seksual juga bisa terjadi pada OCD seperti ketakutan akan hal hal yang mungkin salah pada diri mereka. Misalnya bagaimana jika dirinya ternyata gay dan dengan tidak sadar merabba bagian tubuh teman kerjanya.

  8. Hubungan asmara
    Penderita OCD kerap mempermasalahkan hal hal kecil dan terus mengingatnya karena hal kecil tersebut yang sifatnya membuat kerusakan atas kesempurnaan hidup yang dia inginkan. Kesalahpahaman kecil yang terus dipikirkan oleh penderita seringkali membuat hubungan asmara retak .

  9. Pandangan diri
    Penderita OCD juga berkaitan dengan Body Dysmorphic Disorder (BDD) yaitu merasa dirinya merupakan individu yang tidak sempurna. Perasaan tidak sempurna mengakibatkan munculnya kecemasan dan kepanikan bahwa apa yang dia kenakan mungkin tidak sesuai.

  10. Penampilan diri
    Penderita OCD terlihat selalu rapi, berpakaian bersih, wangi, dan juga menaruh barang barangnya dengan hati hati. kondisi rumah rapi, bersih, dan tertata teratur. mereka juga selalu berpenampilan necis dengan sepatu menghilat, dan membawa barang barang sesuai kebutuhan

Adapun kriteria diagnosis dari gangguan kepribadian obsesif kompulsif menurut DSM-IV-TR adalah sebuah pola yang meresap pada terpusatnya perhatian pada keteraturan, perfeksionisme, dan kontrol mental dan interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi, dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks. (Harold Kaplan dkk, 2010) menjelaskan bahwa kriteria penderita OCD adalah :

  1. Sibuk dengan rincian, peraturan, daftar, urutan, organisasi, atau jadwal sejauh bahwa poin utama dari aktivitas ini hilang.

  2. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas (misalnya, tidak dapat menyelesaikan proyek karena standar yang terlalu ketat kepada dirinya sendiri yang tidak dapat dipenuhi).

  3. Kerja secara berlebihan yang ditujukan untuk produktivitas dengan mengesampingkan kegiatan rekreasi dan persahabatan (tidak diperhitungkan oleh kebutuhan ekonomi yang jelas).

  4. Terlalu teliti, cermat, dan tidak fleksibel tentang masalah moralitas, etika, atau nilai-nilai (tidak diperhitungkan oleh identifikasi budaya atau agama)

  5. Tidak dapat membuang benda yang sudah usang atau benda tak berharga bahkan ketika mereka tidak memiliki nilai yang sentimental

  6. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau bekerja dengan orang lain kecuali mereka tunduk persis kepada dirinya caranya dalam melakukan sesuatu

  7. Mengadopsi gaya belanja kikir baik terhadap diri dan orang lain, uang dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk bencana di masa depan.

  8. Menunjukkan kekakuan dan keras kepala.

Sedangkan menurut PPDGJ III, gangguan kepribadian anankastik atau gangguan kepribadian obsesif-kompulsif adalah gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:

  • Perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan

  • Preokupasi dengan hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi atau jadwal

  • Perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas

  • Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati, dan keterikatan yang tidak semestinya pada produktivitas sampai mengabaikan kepuasan dan hubungan interpersonal

  • Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan sosial

  • Kaku dan keras kepala

  • Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu, atau keengganan yang tidak beralasan untuk mengizinkan orang lain mengerjakan sesuatu

  • Mencampur- adukan pikiran atau dorongan yang memaksa dan yang enggan.