Gordon Allport memandang kepribadian sebagai organisasi dinamis didalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisis yang menentukan cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan. Sistem psikofiis terdiri dari kebiasaan, sikap, nilai, kepercayaan, keadaan emosi, motif, dan sentimen (Hurlock, 1981).
Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1993; Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat kedepan ke arah garis perkembangan sang pribadi dimasa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa lampau (dalam Supratiknya).
Jung mengkonsepkan tipe kepribadian secara panjang lebar yang disebut “ekstraversi” dan “intraversi”. Jung melihat pribadi ektrovert memiliki cara pandang objektif atau tidak personal tentang dunia, sedangkan pribadi introvert pada hakikatnya merupakan cara subjektif atau individual melihat segala sesuatu (Jess Feist & Gregoriy, 2008).
Cattel (dalam Nuqul, 2006. Hal : 24) menyebutkan, kepribadian merupakan suatu prediksi mengenai apa yang dilakukan seseorang terhadap situasi yang dihadapi. Sedangkan merut Jung dan Eysenck kepribadian adalah totalitas segala peristiwa psikis yang disadari maupun tidak disadari atau disebut juga sebagai “psyche”. Kesadaran sendiri mempunyai pernn penting dalam orientasi manusia dengan dunianya. Sedangkan sikap jiwa oleh Jung masih dibagi menjadi dua golongan yaitu kecenderungan ekstrovert dan introvert (Suryabrata, 1993).
Tipe Kepribadian Extrovert
Menurut Suryabrata (1993), orang-orang yang ekstrovert terutama dipengaruhi dunia objektifnya, yaitu dunia luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar. Pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun non sosial. Dia bersikap positif terhadap masyarakatnya, ini sama artinya dengan hati terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar. Bahaya bagi ekstrovert ini adalah apabila ikatan terhadap dunia luar itu terlalu kuat, sehingga tenggelam dalam dunia objektifnya, kehilangan dirinya atau asinga terhadap dunia subjektifnya sendiri (dalam Nuqul, 2006).
Eysenck, mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki tipe kecenderungan ektrovert akan memiliki karakteristik sebagai berikut: mereka tergolong orang yang ramah, suka bergaul, meyukai pesta, memiliki banyak teman, selalu membutuhkan teman untuk diajak bicara, tertarik dengan apa yang tejadi disekitar mereka, terbuka, dan sering banyak bicara, membendungkan pendapat mereka dengan pendapat orang lain seperti aksi dan inisiatif, mudah mendapat teman dan beradaptasi dalam kelompok baru, mengatakan apa yang mereka pikirkan tertarik dengan orang-orang baru mudah menolak bersahabat dengan orang-orang yang tidk diinginkannya. Mereka individu yang periang dan tidak memusingkan suatu masalah, optimis dan ceria (dalam Atkinson, 1993. Hal: 370).
Sedangkan menurut L. A. Pervin (dalam Nuqul, 2006. Hal: 30), bahwa gambaran sifat tipe kepribadian ekstrovert adalah sebagai orang yang ramah dalam pergaulan, banyak teman, sangat memerlukan kegembiraan, ceroboh, impulsive. Secara lebih rinci dijabarkan mudah marah, gelisah agresif, mudah menerima rangsang, berubah-ubah, impulsif, aktif, optimis, suka bergaul, banyak bicara, mau mendengar, menggampangkan lincah, riang, kepemimpinan.
Menurut Jung, orang ekstrovert dipengauhi dunia objektif, diluar dirinya. Orientasi tertuju pada pikiran, perasaan terdasarnya terutama ditentukan oleh lingkungan baik sosial maupun non sosial (Suryabrata, 2006. Hal: 292).