Apa Saja Ciri-Ciri Bahasa?

image
Bahasa sebagai salah satu alat komunikasi memiliki ciri-ciri.

Apa saja ciri-ciri bahasa?

Bahasa adalah Sebuah Sistem

Yang dimaksud dengan sistem adalah susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem terbentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang saling berhubungan secara fungsional. Contoh seperangkat komputer terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk dapat bekerja dengan baik. Semua komponen dalam komputer tersebut harus disusun atau berada pada tempat yang tepat sehingga dapat beroperasi sebagaimana mestinya.

Begitu pula bahasa, bahasa merupakan sistem yang dapat dipelajari. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa tersusun menurut suatu pola yang teratur; tidak tersusun acak secara sembarangan. Contoh Buku membeli adik, merupakan contoh kalimat yang tidak berterima dalam bahasa Indonesia. Mengapa? Karena kalimat tersebut tidak tersusun menurut pola bahasa Indonesia. Tentu dapat memperbaiki kalimat tersebut sesuai dengan pola kalimat bahasa Indonesia. Itulah yang disebut sistematis.

Sistemis artinya bahasa itu terdiri dari subsistem-subsistem lain atau sistem bawahan seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Subsistem morfologi dibangun dari unsur-unsur fonologi. Selanjutnya subsistem sintaksis dibangun dan unsur-unsur morfologi. Begitu selanjutnya. Jadi, unsur yang satu terletak di bawah unsur yang lain. Contoh morfem buka terdiri atas fonem /b/, /u/, /k/, dan /a/.

Bahasa sebagai Lambang Lambang atau simbol tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Anda tentu ingat lambang pohon beringin yang digunakan untuk melambangkan persatuan Indonesia. Jika Anda mengikuti Pemilu, Anda juga akan berhubungan dengan lambang-lambang dari berbagai partai yang ada di Indonesia. Jadi, lambang-lambang tersebut mengacu pada suatu konsep tertentu sesuai konvensi.

Bagaimana dengan bahasa? Kata atau gabungan kata dalam bahasa terdiri atas lambang-lambang bunyi. Kata-kata tersebut mengacu pada suatu konsep yang disebut makna. Melalui lambang-lambang tersebutlah manusia berkomunikasi. Jika Anda ingin menyatakan bahwa kemarin tidak dapat hadir karena mobil anda mogok. Anda tidak perlu membawa mobil tersebut untuk menghadirkan konsep mogok di benak para pendengar. Melalui kalimat “Maaf, kemarin mobil saya mogok”, para pendengar yang Anda ajak bicara sudah paham maksud Anda. Jadi lambang /m/, /o/, /g/, /o/, /k/ telah mewakili konsep yang Anda inginkan.

Bahasa adalah Bunyi

Yang dimaksud bunyi pada bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Namun bunyi dengkur, bersin, dan batuk bukanlah bunyi bahasa karena tidak termasuk dalam sistem bahasa. Jadi bunyi bahasa adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai “fon”, di dalam fonemik sebagai fonem. Lalu bagaimana dengan bahasa tulisan? Menurut Alwasilah dalam Linguistik suatu Pengantar sebenarnya tulisan digunakan untuk melestarikan ucapan dan penyelidikan membuktikan bahwa dahulu tulisan-tulisan digunakan untuk menghafal wacana tertentu seperti wacana keagamaan.

Bahasa itu Bersifat Arbitrer

Arbitrer berasal dari arbitrary yang berarti selected at random and without reason (dipilih secara acak tanpa alasan). Manasuka ini berarti seenaknya, asal bunyi, tidak ada hubungan logis antara kata-kata sebagai simbol dengan yang disimbolkannya. Contoh, kita menamakan perabot rumah tangga yang digunakan untuk duduk dengan sebutan kursi atau bangku, mengapa tidak disebut atap? Lalu, sepatu dalam bahasa Indonesia akan dipadankan dengan shoes dalam bahasa Inggris…

Bunyi-bunyi manasuka tersebut lalu digunakan sepanjang masa oleh setiap penutur suatu bahasa. Selanjutnya menjadi kebiasaan (conventional) yang menetap sampai akhirnya menjadi peraturan atau menjadi suatu sistem.

Bahasa itu Bermakna

Morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana merupakan satuansatuan bahasa yang bermakna. Karena satuan-satuan bahasa tersebut berada pada tingkatan linguistik yang berbeda maka jenis maknanya pun berbeda. Makna yang berkenaan dengan morfem dan kata disebut makna leksikal, yang berkenaan dengan frase, klausa, dan kalimat disebut makna gramatikal, dan yang berkenaan dengan wacana disebut makna pragmatik atau makna konteks. Berdasarkan hal ini, dapatlah dikatakan bahwa segala ucapan yang tidak bermakna bukanlah bahasa.

Bahasa itu Konvensional

Sudah dijelaskan di atas bahwa bahasa bersifat arbitrer, lalu lamakelamaan menjadi kebiasaan (conventional). Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu, mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Kalau tidak dipatuhi maka akan terjadi hambatan komunikasi. Contoh, berdasarkan konvensi, tentunya para pengguna bahasa Indonesia memahami konsep adil, jujur, tolong-menolong, kasih sayang, dan sebagainya. Jika konsep yang telah disepakati tersebut dilanggar maka akan terjadi kekacauan berbahasa (kekacauan komunikasi).

Bahasa itu Unik

Unik artinya mempunyai ciri khas spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa lain. Setiap bahasa memiliki keunikan sendiri-sendiri. Misalnya susunan kata dalam kalimat bahasa Indonesia sangat menentukan makna, sedangkan dalam bahasa Latin tidak. Struktur frase bahasa Indonesia adalah MD (menerangkan diterangkan) sedangkan bahasa Inggris DM. (diterangkan menerangkan).

Bahasa itu Universal

Di samping keunikan yang telah dikemukakan di atas, bahasa juga, bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama dimiliki oleh setiap bahasa di dunia. Contohnya: setiap bahasa memiliki kata-kata berkategori nomina, verba, ajektiva, adverbia. Setiap bahasa memiliki unsur konsonan dan vokal. Setiap bahasa memiliki satuan-satuan bahasa yang bermakna.

Bahasa itu Produktif

Produktif berarti “banyak hasilnya”. Meskipun unsur-unsur suatu bahasa terbatas tetapi melalui unsur-unsur tersebut dapat dihasilkan satuan-satuan bahasa yang tidak terbatas jumlahnya. Contoh dari 6 fonem dan 22 konsonan bahasa Indonesia dapat terlahir kata, frase, dan kalimat yang tak terbatas jumlahnya.

Bahasa itu Bervariasi

Bahasa digunakan oleh suatu masyarakat tertentu yang disebut masyarakat bahasa. Masyarakat bahasa Indonesia adalah sekelompok orang yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa Indonesia. Anggota masyarakat tersebut tentu saja memiliki latar belakang sosial yang beragam, baik dari segi tempat tinggal, pekerjaan, maupun pendidikan. Keberagaman inilah yang menimbulkan variasi bahasa.

Menurut Chaer ada tiga istilah yang perlu diketahui sehubungan dengan variasi bahasa, yaitu idiolek, dialek, dan ragam. Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Contoh setiap orang memiliki gaya bicara yang berbeda-beda. Begitu pula dalam menulis. Bahasa tulis seorang Sapardi Djoko Damono akan berbeda dengan bahasa tulis Arswendo Atmowiloto.

Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat pada suatu tempat tertentu. Karena itu, muncullah variasi bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Flores, dan sebagainya.

Sedangkan ragam adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Contoh jika berada pada situasi formal, kita selalu berusaha menggunakan bahasa baku. Sebaliknya, jika berbicara dalam situasi nonformal kita akan menggunakan ragam bahasa nonbaku. Berdasarkan sarananya, ragam bahasa juga dapat diklasifikasikan atas variasi bahasa lisan dan tulisan.

Bahasa itu Dinamis

Sesuai dengan kehidupan manusia yang selalu berubah atau dinamis maka bahasa sebagai satu unsur yang terkait erat dengan manusia otomatis juga bersifat dinamis. Perkembangan budaya suatu masyarakat bahasa akan berakibat pula pada perkembangan bahasanya.

Perubahan tersebut dapat berupa pertambahan unsur maupun perubahan bentuk/makna. Contoh perubahan makna pada kata canggih yang awalnya bermakna cerewet menjadi bermakna banyak tuntutan (sangat rumit). Sedangkan sarjana yang dahulu bermakna orang yang cendekia, sekarang merujuk pada lulusan perguruan tinggi.

Perubahan bahasa terjadi pada semua tataran, baik tataran fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik. Kata-kata berkembang terus sesuai dengan kebutuhan. Contoh, kata komputer, perangkat lunak, perangkat keras, internet, surat elektronik, adalah beberapa kata yang muncul mengikuti perkembangan teknologi.

Bahasa itu Manusiawi

Dari penelitian para pakar terhadap alat komunikasi binatang dapat disimpulkan bahwa satuan komunikasi yang dimiliki binatang itu tetap. Sejak dahulu hingga sekarang komunikasi mereka terbatas hanya pada komunikasi yang bertujuan untuk mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan biologisnya (kebutuhan survival).

Binatang tidak dapat menyampaikan konsep baru atau ide baru dengan alat komunikasinya. Mengapa? Binatang tidak dianugerahi akal budi oleh Tuhan seperti manusia. Inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Melalui akal budinya, manusia dapat berkembang sedemikian rupa dan menghasilkan kedinamisan dalam berbahasa. Manusia dapat menemukan ideide baru dan menyampaikannya melalui bahasa. Oleh karena itulah dikatakan bahwa bahasa bersifat manusiawi karena hanya dihasilkan oleh manusia.