Apa saja ciri-ciri atau gejala orang yang memiliki gangguan kepribadian narsistik ?

Gangguan Pribadi Narsistik

Gangguan Pribadi Narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah sebuah tingkatan yang lebih tinggi dari narsis. Bisa dibilang ciri-ciri orang narsis adalah kecintaan yang berlebihan terhadap dirinya sendiri. Sementara pada gangguan pribadi narsistik, ciri narsis akan dibawa ketingkat yang lebih tinggi lagi, semacam arogansi, egoisme, sombong, dll.

Apa saja ciri-ciri atau gejala orang yang memiliki gangguan psikologi kepribadian narsistik ?

1 Like

Berikut ini adalah gejala, tanda, serta ciri-ciri orang yang memiliki gangguan psikologi kepribadian narsistik. Diantaranya adalah:

  • Memiliki rasa kepentingan diri sendiri yang berlebihan.

  • Mengharapkan untuk diakui sebagai seseorang yang superior, bahkan tanpa adanya prestasi yang menjamin.

  • Melebih-lebihkan bakat dan prestasi.

  • Disibukkan oleh fantasi mengenai kesuksesan, kekuatan, kecerdasan, kesempurnaan fisik, atau sebagai pasangan hidup yang sempurna.

  • Mempercayai bahwa dirinya adalah pihak superior dan hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang berkedudukan sama tinggi atau sama spesialnya.

  • Membutuhkan puja-puji yang konstan setiap saat.

  • Merasa berhak terhadap segala sesuatu.

  • Mengharapkan perlakuan khusus dari semua orang.

  • Mengambil keuntungan dari orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

  • Memiliki ketidakmampuan atau ketidakinginan untuk mengakui kebutuhan dan perasaan orang lain.

  • Cemburu dan iri terhadap orang lain, sekaligus memercayai bahwa orang lain cemburu terhadap dirinya.

  • Berperilaku arogan dan sombong.

Narsistik berasal dari mitologi Yunani mengenai Narcissus, seorang pemuda tampan yang jatuh cinta pada cerminan dirinya sendiri. Kepribadian narsistik memiliki perasaan yang berlebihan mengenai pentingnya diri sendiri dan okupasi dengan pemikiran dan ketertarikan diri sendiri yang berlebihan (Wade dan Tavris 2007).

Narcissistic Personality Disorder adalah bentuk dari narsisme yang bersifat patologis., Secara istilah narsisme adalah cinta diri sendiri yang sangat ekstrim, paham yang menganggap diri sendiri sangat superior dan sangat penting ada extreme self-impotency. (Kartono, 2000).

Orang yang berperilaku narsisme cenderung menjadi sangat self-consciousness (Chaplin, 2003), yakni perhatian yang sangat berlebihan pada diri sendiri dan apabila kecenderungan ini semakin gawat maka muncul Imaginary Audience dalam pikirannya.

Menurut aliran psikoanalisis, narsisme ialah perhatian yang sangat berlebihan kepada diri sendiri, dan kurang atau tidak adanya perhatian kepada orang lain.

Narsisme menurut Raskin dan Terry (1998) merupakan kekaguman pada diri sendiri yang ditandai dengan kecenderungan ke arah ide-ide yang mengagumkan, kebiasaan berfantasi, eksibisionisme, bersikap defensive dalam menanggapi kritik, hubungan interpersonal yang ditandai dengan perasaan menuntut hak, bersikap eksploitatif, dan kurangnya empati. Penelitian menunjukan bahwa individu narsis dinilai oleh atasan mereka sebagai individu yang kurang efektif, terutama ketika harus membantu individu lain (Robbins, 2008).

Ciri-Ciri Kecenderungan Narsistik


Individu dengan kecenderungan narsisistik mempunyai ciri-ciri, antara lain: suka bersolek, suka berdandan, dan suka mengagumi dirinya sendiri secara berlebihan.

Campbell berpendapat bahwa seseorang narsistik mempunyai ciri-ciri, antara lain:

  • Mempunyai konsep diri yang selalu positif tentang dirinya (berpikir bahwa dirinya baik dalam hampir segala hal).
  • Egosentrisme (memikirkan dirinya sendiri tanpa mau mendengarkan pandangan orang lain).
  • Merasa diri spesial atau unik.
  • Mempunyai hubungan interpersonal yang kurang baik.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder – Fourth Edition (DSM-IV) menyatakan bahwa individu dapat dianggap mengalami gangguan kepribadian narsistik meliputi:

  1. Merasa diri paling hebat namun seringkali tidak sesuai dengan potensi atau kompetensi yang dimiliki.
  2. Percaya bahwa dirinya adalah special dan unik.
  3. Dipenuhi dengan fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kepintaran, kecantikan atau cinta sejati.
  4. Memiliki kebutuhan yang eksesif untuk dikagumi.
  5. Merasa layak untuk diperlakukan istimewa.
  6. Mengeksploitasi hubungan interpersonal
  7. Seringkali memiliki rasa iri pada orang lain atau menganggap bahwa orang lain iri padanya.
  8. Angkuh

Gejala kecenderungan narsistik menurut Taufik (2014), antara lain:

  1. Kebutuhan ekstrem untuk dipuji
  2. Iri pada orang lain
  3. Kecenderungan memanfaatkan orang lain
  4. Terfokus pada keberhasilan
  5. Kecerdasan dan kecantikan diri
  6. Perasaan kuat bahwa mereka berhak mendapatkan sesuatu

Narcistic


Individu-individu narsistik memiliki perasaan diri sebagai sosok penting yang tidak realistis, tidak dapat menerima kritik, memanipulasi orang lain, dan kurang empati. Karakteristik ini dapat mengarah pada permasalahan dalam hubungan yang substansial di masa depannya.

Ciri-ciri dari gangguan kepribadian ini adalah:

  1. Memiliki rasa bangga atau keyakinan yang berlebihan terhadap diri sendiri dan kebutuhan yang ekstrem akan pemujaan

  2. Membesar-besarkan prestasi dan berharap orang lain menghujaninya dengan pujian

  3. Berharap orang lain akan melihat kualitas khusus, meskipun prestasinya biasa saja

  4. Tetap dapat mengorganisasi pikiran dan perilaku serta cenderung bisa berhasil dalam karir

  5. Sangat peka terhadap kritik dan cenderung marah jika dikritik

  6. Asyik dengan dirinya dan kurang empati dengan orang lain dan berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan dirinya

  7. Seringkali memanfaatkan orang lain

  8. Memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi

  1. Memiliki rasa kepentingan diri yang besar

  2. Yakin bahwa ia khusus dan unik

  3. Memiliki perasaan bernama besar

  4. Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan dan kecantikan

  5. Membutuhkan penghargaan yang berlebihan

  6. Eksploitasif secara interpersonal

  7. Sikap merasa iri terhadap orang lain

  8. Tanpa empati dalam bertindak