Apa saja ciri-ciri atau gejala dari penderita retardasi mental ?

penderita retardasi mental

Retardasi mental (RM) atau keterbelakangan mental atau yang sekarang memakai istilah disabilitas intelektual (DI) adalah keadaan dengan tingkat kecerdasan yang di bawah rata-rata atau kurangnya kemampuan mental dan keterampilan yang diperlukan dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Orang-orang dengan disabilitas intelektual dapat belajar untuk keterampilan yang baru, akan tetapi mereka belajar mereka hanya lebih lambat. Keadaan disabilitas ini bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun terdapat proses patologis yang terjadi pada otak.

Apa saja ciri-ciri atau gejala dari penderita retardasi mental ?

Gejala retardasi mental :

  1. Keterlambatan dalam tumbuh kembang

    Keterlambatan dalam tumbuh kembang pada anak bisa menjadi ciri seorang anak mengalami disabilitas intelektual. Keterlambatan ini mencakup lamanya anak untuk belajar tengkurap, duduk, dan berdiri.

  2. Terlambat bicara

    Biasanya di usia batita anak akan mulai belajar bicara dan meniru ucapan orang dewasa. Namun untuk anak-anak yang menyandang disabilitas intelektual, kemampuan bicara biasanya akan datang terlambat. Keadaan ini bisa dimulai dari sulitnya anak mengikuti ucapan orang tuanya dan senang berbicara sesukanya tanpa makna yang jelas.

  3. Keterlambatan mengenali orang-orang sekitar

    Sedari dini seorang anak akan mulai diperkenalkan dengan anggota keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Hal inilah yang seringkali membuat seorang anak menjadi takut atau tidak nyaman dengan orang yang baru dikenalnya. Namun pada anak-anak penyandang retardasi mental hal ini tidak berlaku.

    Sulitnya mereka mengenali orang-orang disekitar mereka membuat anak penyandang disabilitas intelektual tidak merasa sungkan pada orang baru atau sebaliknya merasa tidak nyaman dengan orang baru maupun orang-orang disekitarnya.

  4. Kesulitan untuk mandiri

    Gejala lain dari retardasi mental adalah sulitnya anak untuk menjadi mandiri. Anak-anak dengan kondisi ini cenderung sulit untuk mengurus dirinya sendiri seperti berpakaian, toilet training, atau mengurus makanannya sendiri. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dan pemahaman dari diri mereka mengenai apa yang harus dilakukan.

  5. Logika berpikir yang kurang

    Seperti yang telah disebutkan, penyandang retardasi mental atau disabilitas intelektual memiliki IQ yang rendah. Hal ini berpengaruh pada logika berpikir mereka yang kurang sehingga untuk penalaran, menghubungkan sebab akibat, dan rasa ingin tahu mereka menjadi sangat rendah.

  6. Emosi yang tidak stabil dan meledak-ledak

    Selain kurangya penalaran dan logika berpikir, penyandang disabilitas intelektual juga ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan cenderung meledak-meldak. Tentunya ini sejalan dengan sulitnya membedakan mana yang baik dan buruk, sehingga apa yang mereka tidak sukai akan lebih mudah memicu emosi mereka.