Apa saja cara mengukur status gizi pada lansia?

Apa saja cara mengukur status gizi pada lansia ?

Status gizi merupakan keseimbangan antara asuapan zat gizi dan kebutuhan akan zat gizi tersebut. Status gizi juga didefenisikan sebagai keadaan kesehatan seseorang sebagai refleksi konsumsi pangan serta penggunaannya oleh tubuh. Status Gizi pada lanjut usia dipengaruhi oleh berbagai hal. Apa saja cara mengukur status gizi pada lansia ?

1 Like

Berikut ini adalah cara-cara mengukur status gizi pada lansia :

  1. Mini Nutritional Assessment (MNA)
    Pengukuran status gizi dilakukan untuk mengetahui apakah seorang manula mempunyai resiko mengalami malnutrisi akibat penyakit yang diderita. Pengukuran status gizi dapat dilakukan dengan Subjective Global Assessment (SGA) atau Mini Nutritional Assessment (MNA). SGA merupakan metode yang banyak dipakai karena sangat sederhana dan mudah dalam pelaksanaannya. SGA meliputi wawancara dan pengamatan mengenai berat badan dan perubahan berat badan selama 6 bulan dan 2 minggu terakhir, ada atau tidaknya gangguan gastrointestinal, ada atau tidaknya muscle wasting dan edema. Kesimpulan pemeriksaan SGA adalah menggolongkan pasien dalam keadaan status gizi baik, berisiko malnutrisi atau malnutirisi berat. MNA mempunyai dua bagian besar yaitu screening dan assessment, dimana penjumlahan semua skor akan menentukan seorang manula pada status gizi baik, berisiko malnutrisi, atau beresiko underweight.

  2. Antropometri
    Antropometri berasal dari kata Anthropos (tubuh) dan Metros (ukuran). Jadi, antropometri adalah teknik pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkatan usia dan tingkatan gizi. Antropometri merupakan alat yang mudah didapat dan digunakan seperti dacin, pita lingkar lengan atas dan mikrotoa. Indeks parameter antropometri yaitu Berat Badan menurut Usia (BB/U), Tinggi Badan menurut Usia (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Lingkar Lengan Atas menurut Usia (LLA/U).

  3. Indeks Masa Tubuh (IMT)
    Tinggi dan berat badan digunakan untuk mengukur Indeks Massa Tubuh yang diukur berdasarkan rasio berat badan dan kuadrat tinggi badan. IMT merupakan ukuran antropometri yang seringkali digunakan untuk menentukan status gizi seseorang.

    Keakuratan pengukuran tinggi badan mutlak diperlukan untuk mendapatkan nilai parameter yang benar. Pengukuran tinggi badan merupakan hal yang mudah dilakukan untuk golongan anak dan usia muda namun tidak demikian halnya dengan usia tua. Banyak lansia yang mengalami deformitas pada tulang belakang sehingga tinggi badan berkurang atau bahkan tidak mampu berdiri tegak. Pada populasi ini diperlukan pengukuran lain dari tubuh yang dapat mencerminkan tinggi badan.

Referensi

Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. 2012. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.