Apa saja bukti-bukti terjadinya teori Big Bang ?

Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (The Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahsyat). Berdasarkan permodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi Referensi sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.

Apa saja bukti-bukti terjadinya teori Big Bang ?

Bukti-bukti adanya Big Bang yaitu mengembangnya alam semesta, radiasi latar gelombang mikro, dan melimpahnya unsur-unsur ringan. Akan tetapi jauh di masa mendatang bukti-bukti ini akan lenyap. Seandainya di masa itu peradaban manusia masih ada maka mereka akan kembali meyakini pandangan pertengahan abad 20 yakni alam semesta statik dan tidak memiliki awal.

Berikut merupakan bukti-bukti terjadinya Big Bang dan bagaimana mereka akan lenyap.

1. Mengembangnya Alam Semesta

Bukti yang paling langsung mengarah pada Big Bang adalah mengembangnya alam semesta. Saat mengamati galaksi-galaksi jauh, seorang astronom bernama Edwin Hubble menemukan bahwa galaksi-galaksi tersebut bergerak menjauh. Semakin jauh jarak sebuah galaksi dari bumi, semakin cepat galaksi tersebut bergerak menjauh. Hal ini menunjukkan bahwa alam semesta mengalami pengembangan, alam semesta senantiasa bertambah besar. Jika alam semesta bertambah besar maka jauh di masa lalu alam semesta tentunya memiliki ukuran yang sangat kecil, lebih kecil daripada atom, dan menurut teori relativitas umum akan sampai pada sebuah titik tunggal.

Mengompres alam semesta yang sangat besar menjadi satu titik tentu saja membuat kerapatan alam semesta menjadi tak hingga. Akibatnya kelengkungan ruang-waktu juga menjadi tak hingga. Titik ini dikenal dengan istilah singularitas, tempat dimana ruang dan waktu menjadi lenyap. Singularitas ini tiba-tiba meledak dan mengembang menjadi alam semesta seperti yang kita lihat saat ini.

2. Radiasi Latar Gelombang Mikro

Big Bang sebenarnya bukan merupakan teori tentang asal-usul alam semesta melainkan teori tentang evolusi alam semesta. Singularitas merupakan bagian dari teori Big Bang yang belum terbukti. Asal-usul alam semesta merupakan pertanyaan mendalam yang belum bisa kita jawab. Akan tetapi kita biasa menggunakan istilah Big Bang untuk menyebut waktu ketika usia alam semesta adalah nol. Satu hal yang pasti, semakin kita tarik garis waktu ke belakang, alam semesta tidak hanya semakin kecil dan rapat tetapi juga semakin panas.

Setiap benda memancarkan radiasi yang frekuensinya ditentukan oleh temperatur benda tersebut. Semakin tinggi temperatur sebuah benda, semakin tinggi pula frekuensi radiasi yang dipancarkannya. Tubuh manusia memiliki temperatur rata-rata 37 derajat Celcius sehingga memancarkan radiasi inframerah. Alam semesta awal yang sangat panas tentunya memancarkan radiasi yang lebih tinggi. Jika teori Big Bang memang benar maka saat ini kita seharusnya masih mengamati sisa-sisa radiasi tersebut. Sisa-sisa radiasi ini berhasil ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson tahun 1965 dalam bentuk gelombang mikro yang datang dari segala penjuru langit

Di masa mendatang, alam semesta akan semakin dingin. Gelombang mikro akan turun frekuensinya menjadi gelombang radio, dan akan terus menurun seiring mengembangnya alam semesta. Sisa-sisa radiasi ini akan semakin sulit dideteksi sampai akhirnya tidak bisa dideteksi sama sekali. Astronom di masa itu tidak akan tahu kalau alam semesta dahulu memiliki temperatur yang sangat tinggi karena akan sangat sulit mengamati sisa-sisa radiasi.

3. Melimpahnya Unsur-Unsur Ringan

Sebagian besar unsur yang ada dalam tabel periodik terbentuk di inti sebuah bintang. Tiga menit pertama kelahiran alam semesta hanya membentuk dua unsur yang paling ringan yaitu hidrogen dan helium. Unsur yang berat molekulnya ringan lebih mudah terbentuk sehingga perbandingannya adalah 76% hidrogen dan 24% helium. Ini merupakan prediksi dari teori Big Bang. Bagaimana cara mengetesnya? Dengan cara melihat bintang atau galaksi yang jauh. Hal ini karena cahaya memiliki kecepatan yang berhingga. Semakin jauh kita memandang semakin jauh pula kita mengamati masa lalu. Pengamatan yang telah dilakukan ternyata cocok dengan prediksi tersebut.

Unsur-unsur berat dibuat dengan cara penggabungan unsur-unsur ringan. Akibatnya, unsur-unsur ringan akan semakin berkurang dan unsur-unsur berat akan semakin bertambah. Jauh di masa mendatang jika kita mengamati setiap bintang atau galaksi sejauh apapun mereka, kita sudah tidak akan mendapati perbandingan yang diprediksi oleh teori Big Bang ini. Bukti dari teori Big Bang yang satu ini pada akhirnya akan lenyap juga.

Saat ini kita tidak perlu khawatir. Semua bukti di atas baru akan lenyap sekitar dua triliun tahun lagi. Di masa itu mungkin umat manusia sudah punah dan lahir peradaban baru entah dimana di alam semesta yang luas ini. Tak peduli seberapa maju peradaban itu, mereka akan sampai pada kesimpulan yang salah tentang alam semesta karena memang tidak ada bukti-bukti yang mengarah kepada Big Bang.

Kemampuan untuk mengamati adanya Big Bang patut kita rayakan, sebab ini artinya kita hidup di waktu yang spesial. Sebuah waktu dimana masih ada banyak hal yang bisa diamati. Sebuah waktu dimana alam masih belum bosan bercerita tentang asal-usulnya. Jadi marilah tetap menatap langit, mendengarkan cerita dari semesta sebelum ia terdiam dan membiarkan kita dalam ketidaktahuan.

Sumber:
[1] Keller, Matthew. 2016. Big Bang Theory – Beyond The Big Bang Explosion (Space Documentary). - YouTube (diakses 14 April 2018)
[2] Krauss, Lawrence M. 2012. A Universe From Nothing. New York: FREE PRESS
[3] CentenaryofCanberra. 2013. Brian Schmidt – The Accelerating Universe & The Hunt for Dark Energy. Brian Schmidt - The Accelerating Universe & the hunt for dark energy - YouTube (diakses 14 April 2018)
[4] Richard Dawkins Foundation for Reason & Science. 2009. A Universe From Nothing by Lawrence Krauss , AAI 2009. 'A Universe From Nothing' by Lawrence Krauss, AAI 2009 - YouTube (diakses 14 April 2018)