Apa saja bentuk morfologi degenerasi?

Beberapa Bentuk Morfologi Degenerasi Degenerasi hidropik (vacuolar degeneration) adalah gambaran umum pada cell swelling (sel bengkak).

Beberapa Bentuk Morfologi Degenerasi Degenerasi hidropik (vacuolar degeneration) adalah gambaran umum pada cell swelling (sel bengkak). Dapat ditemukan pada beberapa sel seperti; sel tubulus ginjal, hepatosit,neuron, glia dan sebagainya. Sitoplasma tampak jelas mengandung vakuola jernih, merupakan bentukan lemak, air atau glikogen.

Balloning degeneration menggambarkan degenerasi hidropik ekstrem, sel akan bengkak, sitoplasma jernih disekitar inti sel tampak kosong/jernih. Balloning degenerasi paling sering tampak pada sel epidermal terinfeksi epitheliotropic virus, seperti pada pox virus. Lesi makroskopis adalah terbentuknya vesikel atau bullae, sel epidermal lisis. Infeksi virus tersebut menyebabkan degradasi protein sitoplasma (cytoplasmic proteolysis) dan masuknya air dalam sitoplasma.

Degenerasi Melemak
Merupakan akumulasi abnormal lemak dalam sitoplasma sel, terutama hepar, tubular ginjal, miokardial. Proses normal pelemakan hepar umumnya terjadi sebagai berikut: asam lemak sampai ke hepar melalui plasma dalam 2 bentuk yaitu: trigliserida dari sel penyimpanan lemak dan sebagai kilomikron dari usus. Beberapa problema pada proses sintesa atau sekresi, dapat menimbulkan akumulasi lemak dalam hepatosit, dalam bentuk droplet lemak, dengan mekanisme seperti gambar 2.12. Beberapa penyebab gangguan akumulasi trigliserida dalam hepatosit antara lain: 1. Gangguan hati: gagalnya sintesa protein (apoprotein), menyebabkan trigliserida tertimbun dalam sel. 2. Hepatotoksin, mengubah fungsi SER dan mitokondria. 3. CCl4 dan malnutrisi: menurunkan sintesa protein (apoprotein) 4. Anoksia, menghambat oksidasi asam lemak. 5. Kelaparan, meningkatkan mobilisasi asam lemak dari cadangan perifer.

Hepar termasuk pelindung tubuh dari berbagai bentuk nutrisi yang masuk dietary (faktor makanan), zat toksik dan hipoksia mungkin bisa mengganggu fungsi umum hepar. Pada hewan, perlemakan hepar terjadi pada kasus diabetes, terutama pada anjing dan ketosis pada sapi, pada kondisi seperti ini terjadi pemanfaatan atau persediaan glukosa sehingga terjadi mobilisasi lipid sebagai sumber energi dan terjadi peningkatan fungsi hepar.

Akibat anoksia pada hepar terjadi degenerasi dan nekrosis sentrolubularis, karena sistem sirkulasi dalam hepar, darah terdistribusi melalui arteri hepatika dan vena hepatika dari portal, masuk sinusoid menuju ke vena centralis. Hepatosit di zona satu (sekitar portalis), adalah zona paling dekat dengan sumber pasokan darah, makin jauh dari portal pasokan oksigen makin berkurang, sehingga daerah centrolobularis rentan terhadap hipoksia, akibatnya mudah mengalami jejas dan nekrosis.

Apabila darah dari vena portal banyak membawa racun/toksin, maka zona pertama paling dekat dengan sumber pasokan darah yang pertama kali terkena zat toksit tersebut sehingga kerusakan sel paling banyak ditemukan pada sekitar portalis.

Referensi:
Buku Ajar Patologi Umum Veteriner