Apa saja Bentuk Komunikasi Keluarga?

Bentuk Komunikasi Keluarga

Komunikasi dalam keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan keluarga.

Apa saja Bentuk Komunikasi Keluarga ?

Komunikasi dalam Keluarga


Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin yaitu communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Percakapan tersebut akan dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan (Effendy, 2011).

Menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid, komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian mendalam (Cangara, 2014).

Lain halnya dengan Shannon dan Weaver yang mendefinisikan komunikasi sebagai bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sma lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi (Cangara, 2014).

Sebelumnya sudah dijelaskan apa yang dimaksud dengan keluarga yaitu unit terkecil masyarakat yang terdiri dari sekelompok orang yang terikat hubungan dan tinggal bersama dalam satu atap. Dapat dikatakan bahwa komunikasi dalam keluarga merupakan interaksi antar anggota keluarga dalam melakukan pertukaran informasi yang pada gilirannya akan tiba pada saling memiliki kesamaan makna, sehingga dapat dikatakan komunikatif karena saling mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-maslah dalam keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta keterbukaam (Friendly, 2002). Dengan adanya komunikasi, permasalahan yang terjadi diantara anggota keluarga dapat dibicarakan dengan mengambil solusi terbaik.

Komunikasi dalam keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Tanpa komunikasi, kehidupan keluarga terasa hampa tanpa kehidupan keluarga dari kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran akan hilang. Akibatnya kerawanan hubungan antara anggota keluarga sukar dihindari, oleh karena itu komunikasi antara suami dan istri, komunikasi antara orang tua dengan anak perlu dibangun secara harmonis dalam rangaka membangun hubungan yang baik dalam keluarga (Djamarah, 2014).

Komunikasi yang terjadi dalam keluarga diharapkan adalah komunikasi yang efektif, karena komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Demikian juga dalam lingkungan keluarga diharapkan terbina komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak, sehingga akan terjadi hubungan yang penuh kasih sayang dan dengan adanya hubungan harmonis antara orang tua dan remaja, diharapkan adanya keterbukaan antara orang tua dan remaja dalam membicarakan masalah dan kesulitan yang dialami oleh remaja (Mulandar, 2003).

Komunikasi dalam keluarga dapat terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah, ibu dan anak (Gunarsa, 2006). Akan tetapi, tidak selamanya komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik, banyak faktor penghambat yang mempengaruhi dalam komunikasi keluarga, jika komunikasi keluarga tidak berjalan dengan baik dapat mengakibatkan pertengkaran ataupun perceraian, karena komunikasi merupakan salah satu aspek dari keharmonisan keluarga. Jadi, seberapa sehatnya kelurga dapat diukur dari seberapa sehatnya komunikasi dalam keluarga tersebut.

Bentuk Komunikasi Keluarga


Bentuk komunikasi keluarga ditandai dengan interaksi keluarga satu sama lain. Ada empat bentuk interaksi keluarga, sebagai berikut (Djamarah, 2014) :

  1. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
    Komunikasi orang tua yaitu suami-istri disini lebih menekankan pada peran penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga.

  2. Komunikasi orang tua dan anak
    Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga di mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana natara orang tua dna anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan komunikasi yang efektif ini terjalin karena adanya rasa keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua dan anak.

  3. Komunikasi ayah dan anak
    Komunikasi di sini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran ayah dalam memberi informasi dan mengarahkan pada pengambilan keputusan pada anak yang peran komunikasinya cenderung meminta dan menerima.

  4. Komunikasi anak dan anak lainnya
    Komunikasi terjadi antara anak satu dengan anak lainnya. Di mana anak yang lebih tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih muda. Biasanya dipengaruhi oleh tingkatan usia atau faktor kelahiran.

Komunikasi Dalam Keluarga

Komunikasi dalam interaksi keluarga yang dianggap penting untuk mencapai tujuan tertentu, biasanya direncanakan dan diutamakan. Komunikasi dikatakan berhasil kalau menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Komunikasi demikian harus dilakukan dengan efektif. Tanpa komunikasi, sepilah kehidupan keluarga terasa hilang, karena di dalamnya tidak ada kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran, dan sebagainya, sehingga kerawanan hubungan antara orang tua dan anak sukar untuk dihindari. Oleh karena itu, komunikasi merupakan sesuatu yang esensial dalam kehidupan keluarga. Fenomena komunikasi terdapat di mana saja, sehingga setiap orang menganggap dirinya sebagai ahli komunikasi, baikyang menyangkut permasalahannya maupun pemecahannya.

Keluarga menggunakan bentuk komunikasi keluarga dengan orientasi konformitas (conformity orientation) yaitu interaksi keluarga yang menanamkan kepada kesamaan antara anggota keluarga sehingga anak bisa terlibat dalam mengambil keputusan, mempunyai karakter interaksi yang berfokus pada interaksi keluarga yang menanamkan kesamaan anggota keluarga sehingga anak bisa terlibat dalam pengambilan keputusan. Orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga , dapat berperan sebagai komunikator atau dapat menunju ke salah seorang anggota keluarga menjadi komunikator.

Secara umum terdapat empat hambatan komunikasi yang dihadapi kebanyakan orang, khususnya terkait komunikasi dengan keluarga.

  1. Hambatan fisik atau lingkungan. Ini memang dirasakan dan dihadapi banyak keluarga yang terpaksa terpisah satu sama lain akibat jarak dan pekerjaan.

  2. Hambatan situasional, misalnya saat seorang ibu hamil tengah moody dan akhirnya orang di sekitarnya enggan melakukan komunikasi dengannya akibat perilakunya yang kurang memberi kenyamanan bagi orang di sekitarnya.

  3. Adanya hambatan psikologis, dimana seseorang sudah terlebih dahulu merasa takut ditolak atau tidak diterima sebelum memulai komunikasi.

  4. Hambatan gender yang melihat bahwa wanita dan pria masingmasing memiliki cara berbeda dalam upaya berkomunikasi.

Proses Komunikasi dalam Keluarga Manusia sebagai pribadi maupun makhluk sosial akan saling berkomunikasi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan yang beraneka ragam, dengan gaya dan cara yang berbeda pula. Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi antar manusia. Interaksi manusia baik antara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi tanpa komunikasi. Begitupun dalam interaksi keluarga, baik antar pribadi anggota keluarga, orang tua dengan anak maupun dengan keluarga yang lain sebagai perorangan, kelompok maupun sebagai keluarga itu sendiri.

Komunikasi keluarga mengacu pada pertukaran informasi secara verbal (ujaran) dan nonverbal (bahasa tubuh) antar anggota keluarga. Komunikasi melibatkan kemampuan untuk memperhatikan apa-apa yang disampaikan, dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Dengan kata lain, bagian terpenting dari komunikasi keluarga tidak semata-mata hanya berbicara, tetapi menyimak apa yang akan dikatakan oleh orang lain.

Agar komunikasi yang dilakukan mencapai maksud dan tujuannya maka pada saat proses komunikasi keluarga itu berlangsung diperlukan beberapa faktor pendukungnya, yaitu :

  1. Sikap saling percaya. Apabila tidak ada unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil. Sebab kedua belah pihak dikuasai oleh perasaan curiga.

  2. Pertalian. Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan situasi atau kondisi lingkungan pada waktu komunikasi berlangsung. Misalnya situasi atau keadaan yang sedang kacau, maka komunikasi akan terhambat sehingga komunikasi tidak berhasil.

  3. Kepuasan. Komunikasi harus dapat menimbulkan rasa kepuasan antara kedua belah pihak. Kepuasan ini tercapai apabila isi berita dapat dimengerti oleh pihak penerima berita dan sebaliknya penerima berita mau memberikan respon positif kepada pemberi berita.

  4. Kejelasan. Dalam berkomunikasi dibutuhkan kejelasan isi berita, tujuan yang hendak dicapai dan kejelasan makna istilah yang dipergunakan

  5. Keterbukaan. Bersikap terbuka berarti rela mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dibutuhkan untuk menjalin hubungan kerja sama yang harmonis dengan sesama.

  6. Dukungan. Situasi keterbukaan belum cukup apabila komunikasi kita berada dalam tekanan dan ketakutan. Apabila akan dikritik dan dicaci maka seharusnya akan segan untuk berbicara. Oleh sebab itu, situasi yang mendukung akan mendukung keberhasilan komunikasi.

Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/287/3/Bab%202.pdf