Apa saja bagian-bagian bunga?

Bunga

Bunga adalah daun dan batang di sekitarnya yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air

Pada bunga dapat dijumpai 4 lingkaran bagian bunga yang biasanya tersusun dalam lingkaran. Setiap lingkaran memiliki bagian dan fungsi masing-masing. Ahli evolusi tumbuhan menganggap bunga sebagai sumbu batang yang termodifikasi yang dikelilingi sejumlah daun yang termodifikasi pula. Beberapa bagian bunga dapat dengan mudah dikenali bentuk daunnya, tetapi pada bagian bunga yang lain diperlukan usaha atau penelitian untuk dapat mengerti asal dari organ-organ tersebut dari tetuanya yang berupa daun.

Struktur Bunga

Gambar. Struktur Bunga.

Bagian-bagian Bunga


Bunga merupakan kumpulan dari bagian fertil dan steril yang tersusun dalam susunan yang sangat rapat dan memiliki nodus yang sangat pendek. Bagian steril dari bunga adalah sepal dan petal. Sepal dan petal menyusun periantium atau perhiasan bunga. Apabila sepal dan petal memiliki kemiripan dalam ukuran dan bentuknya maka dinamakan tepal , dan secara kolektif dinamakan perigonium. Bagian reproduksi (fertil) terdiri dari stamen, secara kolektif dinamakan andresium dan pistilum , yang secara kolektif dinamakan ginesium. Bunga tumbuh pada bagian dasar bunga yang dinamakan reseptakel, di ujung batang atau cabang yang berfungsi sebagai pemegang, dinamakan pedunkulus (bunga tunggal) atau pedicelus (perbungaan).


Gambar. Bagian-bagian Bunga.

Bagian Steril

Bagian steril bunga terdiri dari sepal, secara kolektif dinamakan kaliks, dan petal, secara kolektif dinamakan korola.

  • Sepal atau kelopak bunga merupakan lingkaran terluar atau terdalam dari struktur bunga. Pada umumnya, sepal berwarna hijau dan memiliki penampilan seperti daun meski ukurannya lebih kecil dibanding daun. Seluruh sepal pada bunga menyusun kaliks dan memiliki fungsi utama untuk melindungi tunas bunga yang sedang berkembang. Pada saat bunga mekar, kaliks kerap melipat ke arah luar.

  • Petal merupakan bagian bunga yang umumnya berwarna mencolok, dapat menarik perhatian serangga dan hewan-hewan lainnya seperti tikus, burung, dan kelelawar, yang merupakan vektor dalam proses penyerbukan ( polinasi ). Petal biasanya berwarna terang. Seluruh tumbuhan berbunga memiliki bunga, tetapi tidak semua bunga berwarna terang. Petal pada bunga-bunga tertentu tereduksi (tidak tumbuh sempurna) atau tidak ada sehingga tumbuhan sangat tergantung pada angin atau air untuk membantu polinasinya.

Petal terdapat di bagian dalam atau atas dari sepal dan menyusun lingkaran kedua dari bunga. Biasanya petal berukuran lebih besar dibanding sepal dan berwarna cerah. Kumpulan petal akan menyusun korola. Petal berfungsi memberikan perlindungan tambahan di samping untuk menarik hewan penyerbuk melalui sinyal penglihatan seperti warna, pola, dan bentuk bunga. Baik kaliks maupun korola keduanya tidak terlibat langsung dalam menghasilkan gamet, tetapi mereka berperan sangat penting agar proses reproduksi tumbuhan dapat berlangsung dengan sukses.

Struktur dalam sepal dan petal memiliki kemiripan dengan daun, terdiri dari jaringan parenkim dasar, jaringan pembuluh dan epidermis (Gambar 1.6). Dapat pula dijumpai sel-sel mengandung kristal, latisifer, sel-sel tanin, dan sel idioblas lain. Pati dapat ditemukan pada petal muda. Sepal yang berwarna hijau mengandung kloroplas seperti daun, tetapi jarang memperlihatkan diferensiasi parenkima menjadi palisade dan spons. Pada beberapa tumbuhan, dinding antiklinal epidermis petal bergelombang atau beralur. Dinding terluar mungkin convex atau berpapila terutama pada sisi atas. Epidermis sepal dan petal dapat mengandung stomata dan trikom. Stomata pada petal memiliki struktur seperti pada daun atau dapat juga tidak terdiferensiasi secara sempurna.


Gambar. Penampang Melintang Petal.

Warna petal berperan penting agar bunga tampak menarik bagi agen polinator. Warna petal disebabkan oleh pigmen-pigmen dalam kromoplas, yaitu karotenoid dan dalam cairan sel, yaitu flavonoid terutama antosianin, atau dapat juga disebabkan oleh berbagai perubahan kondisi seperti keasaman cairan sel.

Studi mengenai pigmen flavonoid pada bunga anting-anting ( impatiens balsamina ) memperlihatkan adanya pigmentasi yang berbeda antara petal, sepal, dan bagian-bagian vegetatif tumbuhan. Perbedaan ini sesuai dengan fungsi petal dalam menarik serangga penyerbuk, diartikan sebagai seleksi yang terjadi selama proses evolusi berlangsung, dan akhirnya menghasilkan pigmentasi yang terspesialisasi. Pada Rudbeckia hirta , dasar petal mengandung glukosida flavonol yang menyerap sinar ultra violet (uv) dan membuat dasar petal mudah dikenali sebagai penunjuk adanya nektar untuk mendatangkan serangga penyerbuk. Pada kubis-kubisan (Brassicaceae), yang juga dipolinasi oleh serangga, bunga memperlihatkan pola refleksi uv yang bervariasi. Pola ini berhubungan sangat erat dengan taksa dan mungkin dapat dijadikan sebagai petunjuk taksonomi. Sel-sel epidermis petal kerap mengandung minyak volatil yang menunjukkan sifat fragrans dari bunga.

Bagian Fertil

Bagian reproduktif atau fertil bunga terdiri dari struktur reproduksi jantan atau stamen ( mikrosporofil ) dan struktur reproduksi betina atau karpel ( megasporofil ). Stamen menyusun andresium sedang karpel atau pistil menyusun ginesium .

Stamen

Struktur reproduksi jantan atau stamen terdiri dari antera yang menghasilkan polen dan filamen yang mendukung antera. Polen yang dihasilkan antera kemudian akan dibawa serangga atau hewan polinator lain ke bunga yang lain untuk membuahi sel telur.

Stamen atau alat perkembangbiakan jantan, menyusun lingkaran ketiga dari bunga, yaitu di bagian dalam atau atas korola. Kumpulan dari stamen menyusun androecium . Pada umumnya, stamen terdiri dari filamen yang berbentuk seperti tangkai dengan antera di ujungnya. Antera adalah tempat di mana butir polen dibentuk, terdiri dari kantung polen atau mikrosporangia . Setiap kantung polen disusun oleh lapisan dinding dan lokulus tempat pembentukan mikrospora. Kebanyakan angiospermae memiliki antera yang tetrasporangiate (empat sporangium) dengan dua lokulus pada setiap lobusnya yang juga berjumlah dua. Beberapa angiospermae memiliki antera yang bisporangiate dengan satu lokulus pada setiap setengah anteranya. Pada saat dewasa, sebelum antera pecah, dinding pemisah pada lokulus rusak sehingga antera yang tetrasporangiate tampak seperti bilokulus dan antera yang bisporangiate tampak seperti unilokular.

Filamen umumnya memiliki struktur yang relatif sederhana dengan parenkima mengelilingi jaringan pembuluh yang amfikibral. Epidermis yang berkutin dapat memiliki trikom, sedang pada antera dan filamen dapat pula dijumpai stomata. Jaringan pembuluh yang terdapat di sepanjang filamen dapat berakhir pada dasar antera atau pada konektivum yang berada di antara dua belahan antera.

Antera pada umumnya membuka secara memecah atau membuka secara spontan. Pecahnya antera didahului dengan rusaknya dinding pemisah di antara dua lokulus pada lobus yang sama. Kemudian jaringan terluar dari antera, yaitu epidermis bersel tunggal juga rusak sehingga polen dilepaskan melalui celah panjang atau stomium. Dinding sub epidermis antera, yaitu endotesium, yang memiliki penebalan sekunder berupa ‘strips thickening’, tampaknya yang menginduksi rusaknya stomium karena adanya perbedaan derajat pengerutan saat antera mengalami kekeringan. Pada beberapa spesies, stomium merupakan pori yang dibentuk di tepi atau pada apeks lobus antera.

Pistilum

Pistilum atau alat perkembangbiakan betina, dapat terdiri dari satu atau lebih daun buah ( karpel ), berada di bagian tengah bunga. Kumpulan dari karpel disebut sebagai ginoecium . Bunga dapat memiliki satu atau lebih karpel. Jika bunga memiliki 2 atau lebih karpel, karpel-karpel tersebut dapat bebas satu dari yang lain ( ginesium apokarp ) atau bersatu (ginesium sinkarp). Ginesium dengan satu karpel diklasifikasikan sebagai apokarp .

Pistilum terdiri dari 3 bagian yaitu:

  • Stigma yang merupakan bagian teratas dari pistil, biasanya lengket dan merupakan tempat melekatnya polen;

  • Stilus merupakan tabung panjang yang melekatkan stigma ke ovarium (bakal buah).

  • Ovarium ( bakal buah ), merupakan bagian basal dari pistil berupa suatu ruangan dengan satu atau lebih bakal biji (ovulum) di dalamnya.

Sperma dari polen akan bergerak turun melalui tabung tersebut menuju ke ovulum (bakal biji). Selanjutnya, ovulum dan sel telur akan tersimpan dalam ovarium sampai terjadinya fertilisasi (pembuahan). Fertilisasi hanya dapat terjadi pada tumbuhan dari spesies yang sama. Senyawa-senyawa kimia tertentu dari telur akan mencegah pembuahan oleh sperma yang berasal dari bunga spesies yang berbeda.

Stilus merupakan pemanjangan ke arah atas dari karpel. Pada ginesium sinkarp dengan satu stilus, stilus berasal dari semua karpel yang menyusun ginesium. Karpel mungkin saja tidak bersatu secara sempurna sehingga stilus menyatu di bagian dasar tetapi terpisah di bagian atas; atau ada banyak unit stilus (stilus bercabang atau ’stylodes’) sejumlah karpel pada ovarium yang sinkarp. Stilus dan ’stylodes’ mungkin memiliki struktur yang padat atau dengan saluran di tengahnya. Pada kebanyakan angiospermae, stilus adalah padat. Stigma dewasa memberikan lingkungan yang sesuai untuk perkecambahan butir polen dan saat matang disebut sebagai reseptif. Stigma yang reseptif dapat ditutupi senyawa-senyawa yang disekresikan (stigma basah) atau tidak ditutupi senyawa-senyawa yang disekresikan (stigma kering). Stigma basah sebenarnya merupakan suatu kelenjar. Sel epidermis stigma umumnya memanjang membentuk papila dengan rambut pendek atau panjang bercabang, seperti pada bunga rumput-rumputan. Jaringan stigma dihubungkan dengan ovulum di ruang ovarium oleh ’pollen transmitting tissue’ yang berfungsi sebagai jalan dan sumber makanan untuk tabung polen yang sedang berkembang. Pada stilus yang memiliki saluran maka ’pollen transmitting tissue’ tadi akan menjadi batas terluar saluran. Pada stilus padat, ’pollen transmitting tissue’ membentuk satu atau lebih ’benang’ yang tertanam dalam jaringan pengisi atau berasosiasi dengan ikatan pembuluh.

Stigma yang berkelenjar memiliki struktur dan fungsi yang mirip nektar. Lapisan epidermis dan sub epidermis menghasilkan sekret (hasil sekresi) yang akan melapisi dinding epidermis. Dari sejumlah tumbuhan yang telah dianalisis ternyata sekret ini mengandung sedikit gula atau tidak mengandung gula, tetapi terutama senyawa lipid dan fenolat seperti antosianin, flavonoid, asam sinamat. Lipid kemungkinan berhubungan dengan komponen lilin pada dinding epidermis yang berfungsi untuk mencegah hilangnya air. Fenol yang ada dalam bentuk glikosida dan ester serta hasil hidrolisanya dapat menyuplai gula yang diperlukan untuk perkecambahan polen. Senyawa fenol juga memiliki fungsi yang lain yaitu sebagai pelindung dari serangga, infeksi penyakit, dan stimulasi atau inhibisi perkecambahan polen, mungkin dalam kaitannya dengan fenomena polinasi yang kompatibel atau inkompatibel.

Ginesium yang Tersusun dari Beberapa Karpel

Gambar. Ginesium yang Tersusun dari Beberapa Karpel (Sinkarp).

Stigma A. Epidermis Stigma Berpapila. B. Stigma Bercabang pada Tumbuhan Poaceae

Gambar. Stigma A. Epidermis Stigma Berpapila. B. Stigma Bercabang pada Tumbuhan Poaceae.

Karpel dari ginesium apokarp maupun seluruh ginesium sinkarp umumnya berdiferensiasi menjadi bagian bawah yang fertil (ovarium) dan bagian atas yang steril (stilus) yang merupakan hasil pemanjangan dinding ovarium. Bagian paling atas dari stilus biasanya berdiferensiasi menjadi stigma. Bila stilus tidak berkembang, stigma tampak melekat pada ovarium. Stilus memiliki struktur sempit, berukuran pendek atau panjang, merupakan jaringan tempat tabung polen tumbuh dalam perjalanannya menuju ovulum, dan stigma yang berada di ujung stilus dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi.

Karpel yang terletak pada posisi lebih tinggi dibanding reseptakel maka ovarium disebut sebagai superior dan bunga hipogin . Pada tumbuhan tertentu periantium dan stamen terletak pada tepi tengah reseptakel, bunga seperti itu disebut sebagai perigin dan ovariumnya intermediate atau pseudo inferior . Bila ovarium berada di bawah organ bunga yang lain, ovarium disebut inferior dan bunga epigin .

Di dalam struktur ovarium terdapat dinding ovarium, ruangan ovarium (lokul/lokulus), dan pada ovarium yang memiliki banyak ruang, terdapat dinding pemisah/sekat. Ovulum berada pada tempat tertentu di dinding ovarium paling dalam. Tempat perlekatan ovulum di dinding ovarium disebut sebagai plasenta. Pada setiap karpel, plasenta dapat berada dekat tepi karpel atau agak jauh dari tepi karpel sehingga dikenal plasenta marginal dan laminar. Plasenta kadang dapat tumbuh secara nyata dan menutupi lumen dari ruang ovarium.

Penampang Melintang Ovarium

Gambar. Penampang Melintang Ovarium.

Sumber :
Trimurti H. Wardhini, Iriawati, Struktur Bunga, Bagian-bagian Bunga, dan Modifikasinya, Universitas Terbuka