Apa Saja Aspek-Aspek Kecanduan Internet?

Ada beberapa kegiatan yang dapat digolongkan kedalam kecanduan internet. Apa saja aspek-aspek kecanduan internet?

Menurut Young (1999) terdapat delapan aspek kecanduan internet, diantaranya:

  1. Merasa keasyikan dengan internet.

  2. Perlu waktu tambahan dalam mencapai kepuasan sewaktu menggunakan internet.

  3. Tidak mampu mengontrol, mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.

  4. Merasa gelisah, murung, depresi, cepat marah ketika berusaha mengurangi atau menghentikan penggunaan internet.

  5. Mengakses internet lebih lama dari yang diharapkan.

  6. Kehilangan orang-orang terdekat, pekerjaan, kesempatan pendidikan atau karir akibat penggunaan internet.

  7. Membohongi keluarga, terapis atau orang-orang terdekat untuk menyembunyikan keterlibatan lebih jauh dengan internet.

  8. Menjadikan internet sebagai cara untuk melepaskan diri dari berbagai permasalahan atau melepaskan diri dari perasaan yang tidak menyenangkan.

  9. Menggunakan internet sebagai jalan keluar mengatasi masalah atau menghilangkan perasaan seperti keadaan tidak berdaya, rasa bersalah, kegelisahan atau depresi.

Orzack (2004) menggolongkan gejala-gejala yang nampak pada individu yang mengalami kecanduan internet menjadi dua golongan, yaitu :

  1. Gejala-gejala psikologis, yaitu mengalami euphoria saat menggunakan komputer, tidak mampu menghentikan aktivitasnya, membutuhkan waktu tambahan dalam menggunakan komputer, berbohong kepada keluarga dan rekan kerja mengenai aktivitasnya dan mendapat masalah dengan sekolah atau pekerjaannya.

  2. Gejala-gejala fisik, yaitu mengalami carpal tunnel syndrome, mata menjadi kering, migren atau sakit kepala, sakit punggung, gangguan pada pola makan, mengabaikan kesehatan dan gangguan tidur.

Griffiths (2015) mencantumkan enam dimensi kecanduan internet, yaitu sebagai berikut :

  1. Salience
    Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran individu (preokupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat butuh) dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet.

  2. Mood modification
    Hal ini mengarah pada pengalaman individu sendiri, yang menjadi hasil dari bermain internet, dan dapat dilihat sebagai strategi coping.

  3. Tolerance
    Hal ini merupakan proses dimana terjadinya peningkatan jumlah penggunaan internet untuk mendapatkan efek perubahan dari mood.

  4. Withdrawal symptoms
    Hal ini merupakan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi karena penggunaan internet dikurangi atau tidak dilanjutkan (misalnya mudah marah, cemas atau tubuh bergoyang).

  5. Conflict
    Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya (pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet.

  6. Relapse
    Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali pola penggunaan internet setelah adanya kontrol.

Sedangkan Beard dan Wolf (dalam Soetjipto, 2005) mengusulkan menggunakan delapan kriterium diagnostik kecanduan internet. Lima kriterium pertama harus ada sebagai dasar penegakan diagnosis kecanduan internet. Sedangkan salah satu dari tiga kriterium lainnya pun harus ada. Lima kriterium yang harus ada seluruhnya yaitu :

  1. Preokupasi terhadap internet (pikiran dikuasai oleh aktivitas internet yang dilakukan sebelumnya dan mengantisipasi sesi penggunaan internet berikutnya)
  2. Kebutuhan untuk menggunakan internet dengan alokasi waktu yang terus bertambah demi untuk mengejar kepuasan.
  3. Telah mencoba dan gagal untuk mengendalikan, mengurangi atau berhenti untuk menggunakan internet.
  4. Tidak tenang, moody, depresi atau mudah teriritasi ketika harus menghentikan aktivitas berinternet.
  5. Aktifitas online melebihi waktu yang direncanakan.

Sedangkan salah satu dari kriterium tambahan yang harus dapat di deteksi yaitu :

  1. Mengalami masalah atau mempunyai resiko kehilangan hubungan pribadi, kehilangan pekerjaan, kehilangan kesempatan pendidikan atau kehilangan karir.
  2. Berbohong kepada anggota keluarganya, terapis atau pihak lain dalam rangka menutupi aktivitas berinternetnya.
  3. Menggunakan internet sebagai jalan keluar mengatasi masalah atau menghilangkan perasaan seperti keadaan tidak berdaya, rasa bersalah, kegelisahan atau depresi.