Apa Saja Alasan yang Membuat Orang Jatuh Cinta?

alasan jatuh cinta

Apa Saja Alasan yang Membuat Orang Jatuh Cinta?

Berusaha dengan keras

Sebuah studi di tahun 2014 menemukan bahwa pria akan tertarik kepada seorang wanita yang melakukan usaha yang sama dengan dirinya saat melakukan pendekatan. Jika seorang wanita menunjukkan keseriusan dirinya di saat-saat kencan, kemungkinan pria tersebut akan tertarik untuk berkomitmen.

Menampilkan ekspresi wajah yang tepat

Kebahagiaan dapat sangat terpancar pada seorang wanita, namun tidak pada kaum pria. Di tahun 2011, para peneliti melakukan penelitian terhadap 1.000 orang, memberikan foto dari orang-orang berjenis kelamin berbeda, dan menanyakan seberapa menariknya orang-orang tersebut.

Hasilnya menunjukkan bahwa kaum pria menyatakan seorang wanita terlihat lebih menarik ketika bahagia. Sedangkan kaum wanita menyatakan bahwa seorang pria lebih terlihat menarik ketika dirinya bangga.

Berpandangan mata selama 2 menit

Joan Kellerman seorang psikolog di University of Massachusetts meminta 72 pasangan saling berhadap-hadapan dan saling menatap mata selama 2 menit. Hasilnya, mereka masing-masing melaporkan dapat meningkatkan gairah cinta dan kasih sayang lawannya.

Hal ini membuktikan bahwa lamanya kontak mata dengan seseorang dapat menghubungkan Anda dengan orang tersebut, bahkan memicu rasa cinta.

Aroma tubuh Anda wangi

Studi dari University of Southern California menemukan bahwa beberapa wanita lebih suka mengenakan pakaian pasangannya, karena aromanya yang tertinggal di sana. Sama halnya ketika kaum wanita yang lebih menyukai pria yang memiliki garis rahang kuat.

Terlihat seperti orang tuanya

David Perrett, psikolog di University of St. Andrews menemukan bahwa beberapa orang cenderung lebih tertarik pada lawan jenis yang memiliki kemiripan dengan orang tuanya, seperti rambut atau warna mata.

Peduli terhadap hewan dan lingkungan

Para peneliti menyatakan bahwa seseorang yang memiliki hewan peliharaan lebih mampu membuat komitmen hubungan jangka panjang.

Sebuah studi di tahun 2016 menemukan, bahwa pria dan wanita yang cinta lingkungan dianggap sebagai orang-orang yang lebih diinginkan dan bisa memiliki hubungan jangka panjang. Sementara mereka yang hidup mewah lebih menarik secara fisik dan cenderung memiliki hubungan jangka pendek.

Menurut Elizabeth Phillips, mahasiswa doktoral psikologi faktor manusia dan terapannya di University of Central Florida, yang menyebabkan orang jatuh cinta antara lain :

  • Kesamaan. Menurut Phillips, manusia cenderung berpikir bahwa orang yang sama dengannya akan menyukainya.

  • Saling suka. Manusia menikmati ketika dirinya diinginkan, sehingga ia pun ingin agar orang yang disukainya sama-sama menyukainya.

  • Karakter yang disuka. Penampilan dan kepribadian merupakan dua hal paling mendasar yang menimbulkan ketertarikan. Meski kedua aspek itu dinilai berbeda oleh tiap orang, keduanya tetap dianggap penting.

  • Penerimaan sosial. Termasuk norma budaya dan faktor pembatas lain yang membuat manusia pilih-pilih soal siapa yang pantas ia cintai.

  • Kebutuhan pendamping. Setiap orang menginginkan seorang pendamping atau partner dalam hidupnya, entah untuk kedekatan intim atau perbaikan status sosial.

  • Gairah cinta. Ada saja orang yang merasa jatuh cinta karena mengalami situasi-situasi tertentu yang mendongkrak adrenalinnya, seperti gembira maupun stres.

  • Karakter spesifik. Semua orang memiliki ketertarikan terhadap karakter tertentu: dari mata yang menghanyutkan, hingga selera humor yang menyenangkan.

  • Kesiapan dalam berhubungan. Pada titik tertentu, seseorang bisa saja secara psikologis berkerinduan untuk menjalani sebuah hubungan. Biasanya terlihat jelas ketika orang tersebut baru memutuskan hubungan dengan orang lain.

  • Hubungan eksklusif. Faktor ini biasanya dimiliki oleh seseorang yang ingin menjalin hubungan dan menghabiskan waktu secara eksklusif dengan orang yang ingin didekati.

  • Misteri lain Sama halnya dengan kecenderungan seseorang untuk dekat dengan orang tertentu yang di luar lingkaran atau kebiasaannya. Seperti orang yang tertarik dengan pelaku kriminal, dan contoh unik lainnya.

1 Like

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kita tertarik dengan (pacaran atau menikah) seseorang karena mirip dengan kita. Beberapa kemiripan yang menjadi dasar kita memilih seseorang antara lain :

  • Kemiripan ketertarikan secara fisik (Berscheid, et al., 1971)
  • Kemiripan sikap, perilaku dan nilai-nilai (Lou & Klohnen, 2005)
  • Kemiripan kepercayaan (Byrne, 1971).
  • Kemiripan umur, agama pendidikan dan intelegensia (Watson et al., 2004).

Bahkan menurut Rosenbaum, 1986, kita tidak menyukai seseorang apabila terdapat perbedaan sikap dan perilaku.

Banyak teori yang menjelaskan mengapa hal itu terjadi, misalnya ketika kita mencintai seseorang karena kemiripan kepercayaan (Byrne, 1971). Ketika kita merasa diri kita adalah orang baik, maka kita akan condong mencari orang yang menurut kita baik, tetapi sebaliknya, ketika kita merasa diri kita adalah orang yang tidak baik, maka kita akan tertarik terhadap orang yang tidak baik pula.

Alasan yang mendukung hal tersebut adalah karena kita takut terhadap penolakan, sehingga kita mencari seseorang yang se-“level” dengan kita (Kiesler & Baral, 1970).

Yang lebih penting lagi adalah, dengan mencari dan menemukan kesamaan antar pasangan dapat meningkatkan kesuksesan sebuah hubungan (e.g., Acitelli, Kenny, & Weiner, 2001).

Selain kemiripan kemiripan diatas, kemiripan yang tidak kalah pentingnya adalah kemiripan secara personality (Luo & Klohnen, 2005) dan kemiripan emosi (Anderson, Keltner, & John, 2003) dalam meningkatkan kesuksesan sebuah hubungan, bukan kemiripan nilai-nilai politik, misalnya.

Penelitian yang dilakukan oleh eHarmony Labs researcher, Dr. Gian Gonzaga, menunjukkan bahwa pasangan yang mempunyai kemiripan personality dan emosi seiring dengan berjalannya waktu, akan merasakan kebahagiaan yang lebih, dibandingkan dengan pasangan yang tidak mempunyai kemiripan tersebut (Gonzaga, Campos, & Bradbury).

Referensi :

  • citelli, L. K., Kenny, D. A., & Weiner, D. (2001). The importance of similarity and understanding of partners’ marital ideals to relationship satisfaction. Personal Relationships, 8, 167-185.
  • Anderson, C., Keltner, D., & John, O. P. (2003). Emotional convergence between people over time. Journal of Personality and Social Psychology, 84, 1054-1068.
  • Berscheid, E., Dion, K., Hatfield, E., & Walster, G. W. (1971). Physical attractiveness and dating choice: A test of the matching hypothesis. Journal of Experimental Social Psychology, 7, 173-189.
  • Byrne, D. (1971). The Attraction Paradigm. New York: Academic Press.
  • Dryer, D. C, & Horowitz, L. M. (1997). When do opposites attract? Interpersonal Complementarity versus similarity. Journal of Personality and Social Psychology, 72, 592-603.
  • Gonzaga, G. C., Campos, B., & Bradbury, T. (in press). Similarity, convergence, and relationship satisfaction in dating and married couples. Journal of Personality and Social Psychology.
  • Kiesler, S. B., & Baral, R. L. (1970). The search for the romantic partner: The effects of self-esteem and physical attractiveness on romantic behavior. In K. Gergen & D. Marlow (Eds.), Personality and Social Behavior. Reading, MA: Addison-Wesley.
  • Luo, S., & Klohnen, E. C. (2005). Assortative mating and marital quality in newlyweds: A couple-centered approach. Journal of Personality and Social Psychology, 88, 304-326.
  • Rosenbaum, M. E. (1986). The repulsion hypothesis: On the nondevelopment of relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 51, 1156-1166.
  • Watson, D., Klohnen, E. C., Casillas, A., Nus Simms, E., & Haig, J. (2004). Match makers and deal breakers: Analyses of assortative mating in newlywed couples, Journal of Personality, 72, 1029-1068.