Apa Prespektif Psikologi Keluarga?

psikologi keluarga

Psikologi keluarga merupakan pemahaman tentang interaksi atau pola sosial dalam keluarga. Keluarga sendiri terdiri dari beberapa individu yang bisa diidi dari dua generasi, tiga generasi, atau bahkan lebih. Banyaknya individu dalam keluarga ini akan mempengaruhi kualitas interaksi antar individu dan berdampak pada sisi psikologi individu maupun kelompok.

1 Like

Perspektif psikologi keluarga merupakan pandangan tentang bagaimana psikologi keluarga ini diterapkan atau pengaruh yang diberikan terhadap keluarga maupun individu di dalamnya. Beberapa hal berikut ini menarik tentang psikologi keluarga :

  1. Psikologi keluarga merupakan ilmu yang menggabungkan antara psikologi dengan ilmu tentang keluarga.

Keilmuan ini dipersatukan dengan definisi yang berbeda. Psikologi melihat seseorang dari segi kejiwaan dan tingkah lakunya dan keluarga merupakan objek yang dapat dipengaruhi seccara psikologis.

  1. Psikologi keluarga dikenal sebagai bentuk intervensi psikologi dengan target keluarga, berupa terapi keluarga.

Terapi keluarga salah satunya adalah kebersamaan keluarga sebagai terapi penyemangat, terapi rekreasi dan lain sebagainya.

  1. Keluarga merupakan tempat dimana pertama kali individu mendapatkan pendidikan, pengalaman interaksi, dan lainnya.

Keluarga merupakan dasar dari terbentuknya karakteristik tertentu seorang individu.

  1. Keluarga mampu mempengaruhi individu dengan kuat.

Keluarga merupakan sebuah sistem yang sangat kuat dan selalu berperan dalam setiap tumbuh kembang individu. Hal ini dapat mengendalikan pembentukan individu dan karakteristiknya atau kepribadiannya.

  1. Pemahaman bahwa keluarga merupakan sistem dimana setiap individu terlibat didalamnya.

Keluarga membutuhkan sudut pandang sebagai suatu sistem. Setiap keluarga memiliki masing masing tujuan pencapaiannya. Cara berfikir sistem ini yang kemudian akan memperhitungkan masing masing individu didalamnya namun tetap menuju tujuan utama yang satu.

Genogram sebagai dasar pemahaman dan pembangun persepsi terhadap anggota keluarga lainnya yang masing – masing memiliki status yang berbeda misalnya kakek, nenek, ayah, ibu, kakak, adek.

  1. Sistem keluarga bisa mengalami perubahan apabila satu individu berubah

Individu dalam keluarga merupakan cerminan keluarga tersebut. Meskipun tidak semua perilaku individu merupakan apa yang diajarkan dalam aturan aturan yang di tetapkan dalam keluarga tersebut, namun adanya sikap positif atau negatif dari individu akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut. Misalnya, apabila ada keluarga yang baik, dan salah satu anaknya terjerat kasus narkoba. Keluarga yang biasanya sangat ramah, suka bersosialisasi, maka seketika bisa berubah menjadi tertutup, tidak sering bertemu orang, sering absen dalam pekerjaan, dan lainnya.

  1. Banyak terapi keluarga dengan metode yang menarik.

Terapi psikologi banyak yang bisa diterapkan dalam keluarga baik yang mempengaruhi individu saja atau untuk keseluruhan. Terapi psikologi dalam keluarga ini bisa memberikan sudut pandang yang lebih luas, pemikiran dan hati yang lebih sabar dan membuka diri. Contoh terapi psikologi yang bisa diterapkan yaitu terapi manajemen konflik, terapa manajemen stres, dan lainnya. Masing masing terapi memiliki tujuan dan metodenya yang berbeda beda dan menarik.

  1. Terapi keluarga bisa diaplikasikan oleh masing masing individu sendiri.

Terapi psikologi dalam keluarga bisa diaplikasikan sendiri oleh individu dan juga ada yang membutuhkan bantuan orang lain. Terapi terapinya kebanyakan memiliki metode yang mudah dan bisa diaplikasikan secara luas tidak hanya dalam keluarga namun juga dalam masyarakat juga bisa.

  1. Pendekatan psikologis mencegah terjadinya gangguan psikologis dalam keluarga.

Psikologis yang merupakan ilmu kejiwaan tentu memperhatikan tentang persepsi psikologis seseorang. Dalam keluarga pun juga dibutuhkan kesadaran akan peratian terhadap hal ini. Jangan sampai aturan aturan yang dibuat memberatkan salah satu individu dan memicu adanya stres permanen.

Misalnya, seorang remaja yang dituntut untuk selalu mendapatkan juara kelas, sedangkan hal tersebut bertentangan dengan keinginan individu yang ingin bermain atau bertentangan dengan keadaan lingkungan misalnya banyak temannya yang juga pintar. Tuntutan semacam itu bisa memicu tekanan stres yang berangsur angsur memburuh dan timbullah gangguan psikologis kronik. Jika hal tersebut sampai terjadi, pendekatan yang dilakukan mungkin lebih sulit dan membutuhkan bantuan tenaga medis dan psikolog.