Apa perbedaan perairan Lentik dengan perairan Lotik ?

sungai

PERAIRAN LENTIK, mempunyai kecepatan arus yang lambat serta terjadi akumulasi massa air dalam periode waktu yang lama

PERAIRAN LOTIK, mempunyai kecepatan arus yang tinggi, disertai perpindahan massa air yang berlangsung dengan cepat

Apa perbedaan perairan Lentik dengan perairan Lotik ?

Perairan Lentik (menggenang)


Perairan Lentik (lentic water) atau Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air terakumulasi dalam periode waktu yang lama. Arus tidak menjadi faktor pembatas utama bagi biota yang hidup didalamnya.

Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di dalamnya aliran atau arus air tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air tidak begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di dalamnya. Pada perairan ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah pembagian wilayah air secara vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap lapisannya, contoh dan jenis perairan ini adalah danau, rawa, situ, kolam dan perairan menggenang lainnya.

Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang didasari oleh ada tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik dan profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya, perairan menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion, dan hipolimnion.

Kelompok organisme di perairan menggenang berdasarkan niche utama dalam kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof), makro konsumer (heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme yang ada di perairan menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos, plankton, perifiton, nekton dan neuston.

Distribusi Organisme di Perairan Menggenang

Pada zona litoral, produser utamanya adalah tanaman yang berakar (anggota spermatophyta) dan tanaman yang tidak berakar (fitoplankton, ganggang dan tanaman hijau yang mengapung). Sedangkan konsumernya meliputi beberapa larva serangga air seperti, platyhelminthes, rotifer, oligochaeta, moluska, amphibi, ikan, penyu, ular dan lain sebagainya.

Pada zone limnetik, produsernya terutama fitoplankton dan tumbuhan air yang terapung bebas seperti, water hyacinth (Eichornia crassipes), Cerratophyllum spp, Utricularia spp, Hydrilla verticillata, duckweed (Lemna spp); dan vascular plants, seperti: Equisetum spp; Ioetes spp dan Azolla spp. Sedangkan konsumernya meliputi zooplankton dari copepoda, rotifera dan beberapa jenis ikan.

Pada zona profundal, banyak dihuni oleh jenis-jenis bakteri dan fungi, cacing darah, yang meliputi larva chironomidae, dan annelida yang banyak mengandung haemoglobin, jenis-jenis kerang kecil seperti anggota famili sphaeridae dan larva “phantom” atau Chaoboras (corethra).

Rantai makanan adalah suatu transfer energi dari tumbuhan melalui serangkaian organisme dengan jalan makan-memakan. Pada tiap transfer ada 80-90% energi potensial yang hilang sebagai panas. Oleh karena itu rantai makanan dalam satu deretan jumlahnya terbatas, biasanya 4 - 5 tingkat. Makin pendek rantai makanan, maka lebih banyak tersedia energi yang dapat dimanfaatkan.

Jenis Ekosistem Perairan secara Tergenang (Lentik)

Danau

Danau merupakan kumpulan air yang seolah-olah berda dalam suatu baskom dan tidak mempunyai hubungan dengan laut atau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.

ekosistem danau

Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

  • Daerah litoral
    Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Contohnya berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.

  • Daerah limnetik
    Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri.

  • Daerah profundal
    Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.

  • Daerah bentik
    Daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut:

  • Danau Oligotropik
    Oligotropik merupakan danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

  • Danau Eutropik
    Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dangkal, kaya akan fosfor, bahan organik dan plankton sertaoksigen terdapat di daerah profundal. Danau atau kolam Eutrofik mempunyai keanekaragaman organisme yang tinggi.

Kolam

Kolam umumnya di definisikan sebagai kumpulan air yang dangkal dan sifat umumnya relatif merupakan air tenang dan kaya akan vegetasi.
Kolam dapat dibagi atas :

*Kolam berasal dari danau yang luas.

  • Kolam yang tidak berhubungan dengan danau, ukurannya kecil.
  • Kolam buatan manusia

Berdasarkan musim, kolam dapat di bedakan atas :

  • Kolam sementara (Kolam sementara hanya ada pada waktu ada tertentu.)
  • Kolam permanen (Kolam permanen berisi air sepanjang tahun.)

Kolam merupakan tempat tinggal yang baik bagi hewan-hewan invertebrata misalnya:

  • Flagellata terdiri dari Euglena, Pandoria, Rudorina dan volvox.
  • Diantara Coelenterata, hydra sering terlihat menempel pada tanaman dibawah air
  • Filum Platyhelminthes seperti turbellaria tedapat di bawah batu dan di antara vegetasi.
  • Annalida diwakili oleh cacing tanah air tawar seperti Limicoloa,
  • Arthropoda merupakan bentuk yang dominan terdapat dalam perairan kolam.

Rawa

Rawa dan payau merupakan bentuk peralihan antara air terbuka dan dataran. Rawa biasanya dikelilingi vegetasi, umunya dangkal dan tanaman mengapung. Vegetasi rawa terdiri dari tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu hijau yang diselingiu oleh tamnaman merambat. Variasi atau keanekargaman hewan sangat kecil. Terdapat protozoa, rotifer, nematode, larva capung, Amphisoda, Isopoda, ikan, dan kura-kura. Pada lapisan dasar terdapat insekta, keong, dan ikan-ikan. Dalam keadaan yang tidak menyenangkan penghuni rawa membentuk kista. Sebagai contoh ikan (lepidosiner dan ceratodus) mem bungkus diri dengan lumpur selama beberapa bulan.

Perairan Lotic (mengalir)


Perairan lotik (lotic water) atau Perairan mengalir dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus

Ekosistem Lotik adalah ekosistem yang airnya bergerak mengalir, misalnya selokan, parit, atau sungai. Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir, merupakan ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi. Aliran air dalam ekosistem lotik merupakan faktor pembatas bagi organisme yang ada di dalamnya. Artinya organisme yang tidak dapat melakukan adaptasi terhadap adanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini juga dapat menjadi penentu jenis dan komposisi komponen biotik dalam ekosistem. Aliran air tergantung pada topografi, besarnya sungai dan debit air yang mengalir. Misalnya, jenis organisme di pinggir sungai berbeda dengan jenis organisme di dalam atau di dasar sungai.

Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah tergantung pada musim. Di pulau Jawa, pada umumnya air sungai keruh dan banjir di musim hujan sedangkan di musim kemarau airnya kecil dan bahkan mengering. Keadaan ini merupakan suatu indikator adanya kerusakan ekosistem darat didaerah hulu sungai.

Sebagai suatu ekosistem terbuka, kosistem lotik memperoleh kiriman bahan organik yang terbawa aliran air dari daerah hulu atau daratan misalnya, berupa bangkai, sampah atau daun-daun yang gugur ke sungai. Meskipun dari ekosistem lotik itu sendiri hewan-hewan dapat memperoleh makanan, beberapa hewan sungai ada yang memakan bahan organik yang terbawa aliran air. Jadi, ekosistem lotik mendapat pengaruh yang besar dari ekosistem daratan.

Aliran air memudahkan terjadinya persentuhan antara permukaan air yang luas dengan udara. Apalagi, jika disepanjang ekosistem lotik terdapat jeram, riak-riak kecil, dan air terjun. Keadaan yang demikian menyebabkan kadar oksigen terlarut relatif tinggi.

Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada hewan-hewan sungai untuk hidup dilingkungan yang cukup oksigen, sehingga mereka menjadi peka terhadap kekurangan oksigen. Adanya bahan pencemar yang dapat mereduksi (mengurangi) oksigen terlarut dapat menimbulkan bencana bagi hewan air itu.

Terdapat beberapa perbedaan antara ekosistem sungai dimana terdapat aliran air dan ekosistem danau yang airnya tenang/menggenang.

  • Adanya arus
  • Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena adanya arus.
  • Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan air tenang
  • Percampuran suhu dan kandungan zat lebih merata

Pada air mengalir terdapat beberapa adaptasi organism sebagai berikut :

  • Melekat permanen pada substrat yang tetap misalnya batu dan tanaman
  • Mempunyai alat kait tau penghisap untuk melekat pada tempat yang licin
  • Permukaan bawah tubuh dapat dipakai untuk melekat. Beberapa jenis hewan dapat melekat pada dasar dengan perantaraan bagian tubuh yang lekat seperti golongan siput dan cacing pipih.
  • Bentuk badan strean line. Insekta, larva, dan ikan mempunyai bentuk tubuh menyerupai telur yang membulat di depan dan membulat di belakang untuk mengurangi tekanan air.
  • Bentuk tubuh pipih. Hewan di perairan mengalir mempunyai bentuk tubuh pipih agar mudah bersembunyi di bawah batu
  • Rheothaksis positif. Organisme Air mengalir selalu berusaha berenang menentang arus berbeda dengan organism perairan tenang yang bila diletakkan di perairan tenang yang bila diletakkan di perairan mengalir selalu mengikuti arus.
  • Tigmotaxis positif. Organisme perairan lotik mempunyai kecenderungan bergantung dan menempel pada permukaan.