Apa perbedaan pembersih wajah murah dan mahal?

Ada berbagai jenis pembersih wajah yang dapat dijumpai saat ini, mulai dari harga yang paling murah hingga yang paling mahal. Apakah pembersih wajah harus mahal? Apa perbedaan pembersih wajah murah dan mahal?

1 Like

Kita samain persepsi dulu mengenai pembersih wajah, khususnya second cleanser ya. Buat saya hal utama yang harus saya rasakan dari pembersih wajah, adalah terasa nyaman, nggak kering atau bikin kulit ketarik, dan tentunya bisa membersihkan wajah 100%. Selain nyaman dipakai, ingredients di dalam pembersih wajah ini juga penting buat saya. Satu hal yang nggak boleh ada pada pembersih wajah saya adalah SLS, karena saya memiliki kulit sensitif dan mudah iritasi bila terlalu sering terkena SLS. Dan kalau bisa nggak banyak mengandung pewangi di dalamnya. Kalau kriteria tersebut sudah terpenuhi, saya pasti loyal menggunakan satu pembersih wajah seumur hidup, baik itu harganya mau murah atau pun mahal. Tapi saya lebih prefer yang murah sih, hehe.

Pembersih Wajah Murah -4

So far, pembersih wajah yang pernah saya coba adalah Menard Tsukika Facial Wash, Sensatia Botanicals Acne Clarifying Facial Cleanser, Waso Quick Gentle Cleanser, Senka Perfect Whip dan yang terakhir saya coba adalah Krave Matcha Hemp Hydrating Cleanser. Apa yang beda dari menggunakan pembersih wajah Rp60.000,- dan Rp350.000,-? Jujur aja nggak banyak perbedaan yang saya rasakan. Semua pembersih wajah yang saya gunakan ya, sama-sama mampu membersihkan wajah, nggak bikin wajah terasa kering dan juga nyaman digunakan. Paling yang kerasa sedikit berbeda adalah saat menggunakan Krave Matcha Hemp Hydrating Cleanser, di mana kulit terasa lembap dan nggak kering walaupun nggak menggunakan pelembap setelahnya.

Jadi pentingkah membeli facial wash mahal? Buat saya nggak penting-penting amat, saya lebih memilih splurge untuk first cleanser karena produk ini yang bekerja lebih berat untuk mengangkat makeup. Sedangkan pembersih wajah kedua fungsinya membantu mengangkat sisa makeup dan kotoran pada wajah. Tapi bukan berarti kamu bisa sembarangan pilih facial wash; tetap harus rajin baca-baca ingredients list pada pembersih wajah kamu, supaya nggak bikin masalah pada kulit.

Sumber : https://www.google.co.id/amp/editorial.femaledaily.com/blog/2018/04/18/beda-pembersih-wajah-murah-dan-mahal/amp/

Seiring dengan makin majunya teknologi, istilah biphasic cosmetic atau produk kosmetik yang memiliki dua fase (two-phase composition) menjadi lebih dikenal. Hal ini mulai merambah pada produk micellar water. Biphase composition merupakan produk yang terdiri dari dua fase yang terlihat jelas, yaitu fase air dan fase minyak. Termasuk ke dalam sediaan emulsi, produk biphase composition ini memerlukan adanya pengocokan untuk membentuk emulsi sehingga terbentuk campuran yang homogen. Namun setelah dibiarkan beberapa lama, kedua fase akan terpisah kembali (dephasing/demixing). Dalam campuran ini Lukasse, dkk (1995) menjelaskan terdapat penambahan demixing agent seperti benzalkonium klorida, gluceth-10 hydroxypropyldimonium chloride. Dalam biphase micellar water, tiap fase memiliki surfaktan agar dapat membersihkan wajah secara menyeluruh dan demixing agent terdapat pada fase air. Tergantung kecenderungan masing-masing produsen, produk biphase micellar water ini dirancang dengan warna kedua fase yang terlihat jelas atau keduanya dibuat transparan agar tidak terlihat bahwa ada perbedaan fase.


Sumber: www.nescensparisspontini.fr

Dilihat dari fungsinya, biphase micellar water dapat menghapus kotoran yang larut air melalui fase airnya dan kotoran yang larut minyak atau kotoran waterproof melalui fase minyaknya. Selain itu, kebanyakan produk ini juga mengandung moisturizer, sehingga memiliki kemampuan untuk melembabkan kulit.

Cara mengenali micellar water yang sudah tidak dapat dipakai



Sumber: haloterong.com

Perlu diketahui, bahwa produk kosmetik memiliki waktu maksimal pemakaian setelah dibuka atau dikenal dengan istilah period after opening (PAO). Pada tahun 2009, Europe Regulation mengeluarkan peraturan untuk produsen kosmetik agar mencantumkan PAO pada kemasan primer dan sekunder bila produk memiliki waktu kadaluarsa kurang dari 30 bulan [6]. Namun, karena bukan aturan internasional, kebanyakan kosmetik di Indonesia belum mencantumkan PAO pada kemasannya.

Referensi
  1. Lionetti N, Rigano L. Labeling of Cosmetic Products. Cosmetics 2018;5. doi:10.3390/cosmetics5010022.
  2. Touzan P, Lukasse L, Louvet N. TWO-PHASE COSMETIC OR DERMATOLOGICAL COMPOSTION. US5468496, 1995.
  3. USFDA. Shelf Life/Expiration Dating. FDA 2018. https://www.fda.gov/cosmetics/labeling/expirationdating/default.htm (accessed October 28, 2018).