Apa perbedaan antara Kisah dengan Cerita?

perbedaan cerita dan kisah

Kita sering mendengar kata cerita dan kisah. Lalu apa perbedaan diantara kedua kata tersebut?

Untuk mengetahui perbedaan dari frasa “kisah” dan “cerita” bisa dikaji melalui linguistik pada tataran sintaksis. Pada tataran sintaksis akan ditemukan struktur S (Subjek), P (Predikat), O (Objek), K (Keterangan). Setiap struktur S-P-O-K akan diisi oleh kategori kata yang ada.

1. Secara Nomina

Secara linguistik, frasa “kisah” dan “cerita” merupakan nomina dalam tataran sintaksis. Kedua frasa ini sudah baku di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

  1. Kisah: cerita tentang kejadian (riwayat dsb) di kehidupan seseorang dsb. Dari
    pengertian secara harfiah tersebut bisa kita lihat perbedaannya.

  2. Cerita: tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa,
    kejadian, dsb).

Ketika “cerita” dan “kisah” berada pada posisi nomina, makna dari keduanya memiliki keterkaitan. Makna dari kata kisah tidak bisa lepas dari kata cerita, sedangkan cerita bisa membangun makna tanpa ada kata kisah.

2. Secara Verbal

Keduanya mengalami proses afiksasi. Menurut Arifin dan Junaiyah (Saputra, 2017:4) afiksasi adalah proses morfologi yang mengubah sebuah leksem menjadi kata setelah mendapat afiks, yang dalam bahasa kita cukup banyak jumlahnya. Afiks merupakan bentuk linguistik yang keberadaanya hanya untuk melekatkan diri pada bentuk-bentuk lain sehingga mampu menimbulkan makna baru terhadap bentuk-bentuk yang dilekatinya tadi (Saputra, 2017).

3. Prefiks ber-

  1. Berkisah: bercerita
  2. Bercerita: menuturkan cerita

Ketika “cerita” dan “kisah” berada pada posisi verbal dengan prefiks ber- pada awal kata, makna yang dari kedua kata tersbut tidak mengalami perubahan yang signifikan. Kata “berkisah” tetap tidak bisa berdiri sendiri tanpa kata cerita dalam pemaknaannya. Sedangkan kata “bercerita” bisa memiliki makna tanpa mengambil kata “kisah”.

4. Konfiks me- dan -kan

  1. Mengisahkan: menceritakan suatu kejadian (riwayat dsb)
  2. Menceritakan: menuturkan cerita

Begitupun ketika pada posisi verba dengan konfiks me- dan –kan maknanya masih sama keika berada pada posisi yang lainnya. Kata “mengisahkan” tidak bisa jauh maknanya dari kata cerita. Sedangkan kata “menceritakan” bisa berdiri sendiri tanpa ada kata kisah.

Dari analisis secara sintaksis dapat disimpulkan jika kata “kisah” selalu membutuhkan kata cerita untuk pemaknaannya. Sedangkan kata cerita bisa berdiri sendiri dalam pemaknaannya. Sehingga cerita merupakan isi dari sesuatu yang akan disampikan dalam kisah. Cerita bisa berdiri sendiri, sedangkan kisah memerlukan cerita.

Contoh: Untuk mengisahkan Jaka Tarub, maka akan membutuhkan cerita dari kehidupan Jaka Tarub tersebut.

2 Likes