Apa perbedaan antara drama, teater dan sandiwara ?

DQmY1dd3XCPQvTEAJJxb9R2oPsYRkydZtVLW4KAxqqBko9e

Apakah perbedaan antara drama, teater dan sandiwara ?

Banyak orang berasumsi, drama itu sekedar tontonan. Memang tidak keliru anggapan ini. Hampir semua drama dipentaskan memang untuk ditonton. Apalagi kalau dirunut dari aspek etimologi, akar tunjang dari istilah “drama” dari bahasa Greek (Yunani kuna) drau yang berarti melakukan (action) atau berbuat sesuatu (Muhsin, 1995).

Berbuat berarti memang layak dilihat. Wiyanto (2002:1) sedikit berbeda, katanya drama dari bahasa Yunani dram, artinya bergerak. Kiranya, gerak dan aksi adalah mirip. Kalau begitu, tindakan dan gerak yang menjadi ciri drama. Tiap drama mesti ada gerak dan aksi, yang menuntun lakon.

Aristoteles (Brahim, 1968:52) menyatakan bahwa drama adalah “a representation of an action”. Action, adalah tindakan yang kelak menjadi akting. Drama pasti ada akting. Dalam drama itu terjadi “a play”, artinya permainan atau lakon. Jadi ciri drama harus ada akting dan lakon. Permainan penuh dengan sandi dan simbol, ayng menyimpan kisah dari awal hingga akhir. Daya simpan kisah ini yang menjadi daya tarik drama. Drama yang terlalu mudah ditebak, justru kurang menarik.

Dalam bahasa Jawa, drama sering disebut sandiwara. Kata sandi artinya rahasia, wara (h) menjadi warah berarti ajaran. Sandiwara berarti drama yang memuat ajaran tersamar tentang hidup. Sandiwara dan drama sebenarnya tidak perlu diperdebatkan.

Keduanya memuat kisah, yang bercirikan dialog. Baik drama maupun sandiwara sama-sama menjadi guru kehidupan ini. Drama itu suguhan seni yang hidup, penuh fantasi. Drama menjadi tafsir kehidupan, yang kadang-kadang melebihi dunia aslinya. Siapapun sesungguhnya dapat bergulat dengan drama. Muhsin (1995) juga banyak mengetengahkan berbagai kelebihan drama. Biarpun bagi seseorang kadang-kadang enggan tampil dan malu-malu menjadi pemain, drama tetap genre sastra yang menarik.

Hampir seluruh siswa dan mahasiswa senang tampil. Naluri tampil ini dapat dipupuk melalui permainan drama.

Selain sandiwara dan drama, ada lagi yang disebut teater. Wiyanto (2002:2) mencoba meruntut etimologi teater dari bahasa Yunani theatron, bahasa Inggris theater, yang berati pertunjukan atau dunia sandiwara, yang takjub dilihat. Jika demikian dapat saya tegaskan, teater itu sebuah pertunjukan drama yang menarik, biasanya di panggung.

Belakangan teater lebih mewarnai jagad pertunjukan, hingga muncul Teater Jeprek, teater Laskar, teater Rendra, teater kampus, dan lain-lain. Kelompok teater itu tidak lain mengolah drama sebagai pertunjukan. Teater tergolong drama yang mengutamakan akting, dialog, dan gerak.