Computational Thinking merupakan cara berpikir yang memungkinkan untuk menguraikan suatu masalah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan sederhana, menemukan pola dalam dan masalah tersebut, serta menyusun langkah-langkah solusi mengatasi masalah. Jadi Computational Thinking berbeda dengan cara berpikir biasa. Dalam berpikir, diperlukan konsep atau metode agar pemecahan sebuah masalah menjadi lebih mudah.
Dan dalam Computational Thinking ada beberapa kunci diantaranya:
- Decomposition : memecah masalah yang lebih besar/kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil/sederhana.
- Pattern recognition: mencari/menemukan pola/kesamaan antar masalah maupun dalam masalah tersebut.
- Abstraction: fokus pada informasi penting saja, dan mengabaikan detail yang kurang relevan.
- Algorithms : membangun langkah-langkah solusi terhadap masalah.
Sedangkan berpikir secara biasa tentu tidak memiliki konsep-konsep atau metode dalam pemikirannya, sehingga akan lebih tidak efektif dalam pemecahan masalahnya. Dan berpikir biasa cenderung masih dalam zona aman dan in the box, berbeda dengan berpikir secara Computational Thinking yang memiliki tahapan dan proses juga cenderung out of the box.
Lalu, apasih thinking out of the box itu?
Berpikir out of the box, seperti yang sudah kita tahu adalah bagaimana kita bisa berpikir di luar kebiasaan. Berpikir out of the box adalah bagaimana kita berpikir dan kemudian menciptakan gagasan di luar kebiasaan-kebiasaan yang ada, untuk menjawab suatu tantangan. Gambaran yang paling mudah misalnya adalah saat Wright Bersaudara berpikir bagaimana manusia ‘bisa terbang’. Saat itu dalam pikiran mereka tercipta gagasan untuk membuat suatu pesawat dengan meniru anatomi burung. Orang-orang umumnya pada waktu itu berpendapat bahwa kedua orang ini gila karena bagaimana mungkin manusia yang berat ini bisa terbang di udara? Memangnya kapas? Tetapi justru dari berpikir di luar kebiasaan itulah akhirnya ditemukan pesawat terbang.
Ini berbeda dengan mereka yang berpikir di dalam kotak atau In of the Box. Mereka yang berpikir seperti ini lebih suka menjadi pengikut, tidak suka yang aneh-aneh, sesuai standar, dan biasa-biasa saja. Tidak pernah mencoba suatu menghasilkan suatu gagasan yang baru, pokoknya semua sesuai dengan apa yang ada dan disepakati. Orang ini kalau disuruh gambar pasti gambarnya dua gunung, di tengahnya ada jalanan dan disamping-sampingnya ada sawah.
Masih ingat bahwa masalah-masalah baru tidak akan bisa dipecahkan dengan cara-cara yang lama? Itulah tantangan pendidikan di Indonesia. Di tengah pesatnya kemajuan zaman dan teknologi, rata-rata pendidikan di Indonesia (setidaknya hingga saat ini), merupakan pendidikan untuk mempersiapkan menyambut era industri. Ya, kita semua disiapkan untuk menjadi tenaga kerja para pemilik modal, yang kemudian menjadi karyawan/pegawai, pensiun, dan siklus itu terus berulang.
Padahal, sekali lagi kita sudah di abad konsep. Untuk itu, kita harus mulai mengubah pola pikir kita yang masih biasa saja dan mulai berpikir dengan konsep, berpikir secara Computational Thinking. Karena pendidikan saja tidak cukup untuk menjadikan seseorang siap tempur di era yang semakin modern ini, tentu diperlukan pemikiran dengan Computational Thinking.