Apa peranan statistika dalam metode ilmiah?

Statistika bukan merupakan sekumpulan pengetahuan mengenai objek tertentu melainkan merupakan sekumpuan metode dalam memperoleh pengetahuan. Metode keilmuwan, sejauh apa yang menyangkut metode, sebenarnya tak lebih dari apa yang dilakukan seseorang dalam mempergunakan pikirannya, tanpa ada sesuatu pun yang membatasinya. Walaupun begitu, sangat menolong untuk mengenal langkah-langkah yang lazim dipergunakan dalam kegiatan keilmuwan yang dapat dirinci sebagai berikut.

  • Observasi
    Ilmuwan melakukan observasi mengenai apa yang terjadi, mengumpulkan, dan mempelajari fakta yang berhubungan dengan masalah yang sedang diselidikinya. Peranan statistika dalam hal ini, mengemukakan secara terperinci tentang analisis yang digunakan dalam observasi dan tafsiran yang akan dihasilkan dari observasi tersebut. Tafsiran ini akan menitikberatkan pada tingkat kepercayaan kesimpulan yang ditarik dari berbagai kemungkinan dalam membuat kesalahan.

  • Hipotesis
    Untuk menerangkan fakta yang diobservasi, dugaan yang sudah ada dirumuskan dalam sebuah hipotesis atau teori yang menggambarkan sebuah pola dan menurut anggapan ditemukan dalam data tersebut. Dalam tahap kedua ini, statistika membantu kita dalam mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan menyajikan hasil observasi dalam bentuk yang dapat dipahami dan memudahkan kita dalam mengembangkan hipotesis. Cabang statistika yang berhubungan dalam hal ini dinamakan statistika deskriptif (yang berlainan dengan statistika analisis), yakni cabang statistika yang mencakup berbagai metode dalam merencanakan observasi, analisis, dan penarikan kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah.

  • Ramalan
    Hipotesis dan teori yang ditemukan akan dikembangkan dalam deduksi. Jika teori yang dikemukakan itu memenuhi syarat deduksi akan merupakan sesuatu pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya secara empiris, tetapi dideduksikan dari teori. Nilai dari suatu teori bergantung dari kemampuan ilmuwan untuk menghasilkan pengetahuan baru tersebut. Fakta baru tersebut disebut ramalan, bukan dalam pengertian menuju hari depan, tetapi menduga apa yang akan terjadi berdasarkan syarat-syarat tertentu.

  • Pengujian kebenaran
    Ilmuwan lalu mengumpulkan fakta untuk menguji kebenaran ramalan yang dikembangkan dari teori. Mulai dari tahap ini, keseluruhan tahap-tahap sebelumnya berulang seperti sebuah siklus. Jika teorinya didukung sebuah data, teori tersebut mengalami pengujian lebih berat, dengan jalan membuat ramalan yang lebih spesifik daan mempunyai jangkauan lebih jauh, di mana ramalan ini kebenarannya diuji kembali sampai akhirnya ilmuwan tersebut menemukan beberapa penyimpangan dalam memerlukan beberapa perubahan dalam teorinya.

    Sebaliknya, jika dikemukakan bertentangan dengan fakta, ilmuwan tersebut menyusun hipotesis baru yang sesuai dengan fakta-fakta yang telah dia kumpulkan. Kemudian hipotesis baru tersebut kembali diuji kebenarannya lewat “langkah perjanjian” seterusnya. Tidak ada kebenaran yang bersifat akhir dalam ilmu. Kegagalan dalam menolak hipotesis akan mempertebal keyakinan kita pada hipotesis tersebut sebab tak ada dengan proses pengujian berapapun jumlahnya justru membuktikan bahwa hipotesis itu akan selalu benar.