Sindrom Stevens-Johnson adalah kelainan serius dan langka pada kulit, membran mukosa, sekitar alat kelamin, dan mata. Apa Penyebab Sindrom Stevens-Johnson?
Obat atau infeksi bisa memicu munculnya sindrom Stevens-Johnson. Beberapa obat-obatan yang berisiko memicu sindrom Stevens-Johnson adalah:
- Obat asam urat.
- Pereda rasa sakit.
- Obat antibiotik.
- Obat kejang-kejang.
- Terapi radiasi.
- Beberapa obat anti inflamasi non-steroid.
Pada anak-anak, sindrom ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus walaupun pada sedikit kasus bisa disebabkan infeksi bakteri. Beberapa infeksi yang bisa menyebabkan sindrom Stevens-Johnson adalah:
- Pneumonia.
- Hepatitis.
- HIV.
- Herpes.
- Gondongan.
- Flu.
- Virus Coxsackie dan Epstein-Barr.
Pada banyak kasus, penderita sindrom Stevens-Johnson harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Jika penderita sedang menjalani pengobatan, maka umumnya langkah pertama dokter adalah menghentikan pengobatan tersebut.
Beberapa obat-obatan yang biasanya diberikan dokter untuk mengatasi sindrom Stevens-Johnson adalah:
- Obat antinyeri dengan dosis kuat, untuk meredakan nyeri akibat luka terbuka pada kulit.
- Obat kumur, yang mengandung anastesi dan antiseptik untuk membuat mulut mati rasa sementara, sehingga proses menelan makanan menjadi lebih mudah.
- Antibiotik, apabila pasien diduga mengalami sepsis.
- Obat kortikosteroid, pemberian obat ini bertujuan untuk mengontrol peradangan yang terjadi, dan diberikan sesuai dengan anjuran dokter.
Gejala Sindrom Stevens-Johnson
Gejala yang muncul pada sindrom ini awalnya menyerupai gejala flu yaitu:
- Kelelahan.
- Batuk.
- Mata terasa panas.
- Radang mulut dan tenggorokan.
- Demam.
Namun setelah beberapa hari akan muncul gejala lanjutan berupa :
- Bentol-bentol berisi cairan.
- Ruam kulit berwarna kemerahan atau keunguan, yang menyebar dalam waktu beberapa jam atau hari.
- Nyeri pada kulit.
- Nyeri persendian.
- Pembengkakan wajah dan lidah.
- Pengelupasan kulit.