Apa penyebab kurangnya motivasi belajar pada Siswa Sekolah ?

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Apa penyebab kurangnya motivasi belajar pada Siswa Sekolah ?

Motivasi diri untuk terus belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa sekolah, karena motivasi tersebut akan menggugah anak untuk tetap bersemangat dalam belajar. Sebaliknya, tanpa motivasi tersebut, siswa sekolah akan merasa sangat sulit untuk memahami materi yang telah dijelaskan oleh guru. Tentu saja hal ini akan berdampak buruk bagi kualitas dirinya sendiri, juga kualitas generasi muda bangsa ini.

Faktanya, kurangnya motivasi diri untuk belajar pada siswa sekolah ternyata menjadikan masalah yang begitu membingungkan bagi guru, misalnya banyak siswa menghabiskan tidur selama pelajaran berlangsung, siswa mengabaikan penjelasan guru, dan lain-lain. Ini adalah contoh masalah serius yang dialami oleh kebanyakan guru saat ini.

Memang, di era yang semodern ini, Anda tentu menemui banyak siswa sekolah yang memiliki motivasi lemah dalam belajar, apalagi jika Anda adalah seorang guru. Untuk itu, Anda perlu mengetahui apa penyebab kurangnya motivasi diri bagi siswa sekolah untuk tetap aktif dalam kegiatan belajar mengajar :

  1. Guru Tidak Memberikan Motivasi Kepada Siswa
    Hal pertama yang perlu dilakukan sebagai guru adalah mengevaluasi diri sendiri, apakah Anda saat ini sudah sering memberikan motivasi kepada siswa ?. Guru di sekolah bukan hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator bagi siswanya.

    Peran guru dalam memotivasi siswa sangatlah penting, khususnya bagi siswa yang memiliki motivasi lemah dan siswa yang bermasalah. Sedikit banyaknya, motivasi yang telah guru berikan pasti akan mengena di dalam hati para siswa. Bahkan, fakta menyebutkan bahwa guru yang lebih sering memberikan motivasi, lebih disukai oleh siswanya.

  2. Siswa Tidak Menyukai Cara Pengajaran Guru
    Kurangnya motivasi siswa dalam belajar di dalam kelas juga bisa disebabkan karena gaya dan cara penyampaian materi oleh guru. Siswa pastinya akan merasa bosan dengan metode pengajaran yang monoton, penyampaian materi yang sulit dipahami, kurangnya melibatkan media belajar, dan lain-lain. Jika sudah demikian, motivasi siswa untuk tetap memperhatikan materi akan semakin melemah.

  3. Siswa Tidak Menyukai Mata Pelajaran Tertentu
    Setiap siswa di sekolah memiliki keahlian dan bakat masing-masing, khususnya dalam materi pelajaran tertentu. Memang, ada siswa yang benar-benar tidak bisa menguasai materi pelajaran tertentu meskipun dia sudah memaksakan diri untuk belajar. Hal semacam ini pun bisa melemahkan motivasinya, jika Anda adalah guru maka Anda harus memahami kondisi seperti ini, carilah langkah yang tepat untuknya.

  4. Lemahnya Motivasi Dalam Diri Siswa Sendiri
    Ini adalah faktor umum utama yang dialami oleh kebanyakan siswa sekolah saat ini, yaitu lemahnya motivasi diri untuk belajar. Sehingga hal ini menyebabkan siswa sekolah kurang berminat untuk belajar dan menghabiskan 3 tahun di sekolah dengan sia-sia. Beberapa hal yang menyebabkan lemahnya motivasi diri antara lain :

    • Siswa tidak memiliki impian dan cita-cita jelas
    • Siswa tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak pintar
    • Idealisme bodoh yang menganggap tujuan akhir pendidikan adalah untuk mendapatkan pekerjaan, dan lain-lain.
  5. Siswa Bermasalah
    Masalah dalam kehidupan siswa juga menjadikan lemahnya motivasi diri untuk belajar, bahkan sebagain siswa sampai terlibat kenakalan di sekolah. Adapun masalah pada kehidupan siswa yang dapat melemahkan motivasi belajar misalnya seperti pertengkaran orang tua, perceraian orang tua, pacaran, putus cinta, dan lain-lain.

  6. Kurangnya Perhatian Orang Tua di Rumah
    Orang tua menempati peran yang sangat penting sebagai motivator bagi pendidikan anak, karena secara tidak sadar, apapun yang berasal dari orang tua baik, baik sifat maupun sikap, akan menjadi panutan anak, begitu pula dalam masalah pendidikan anak.Anggapan bahwa “yang penting saya sudah menyekolahkan anak” saja tidak cukup, orang tua masih butuh melakukan banyak hal terkait pendidikan anak. Sebaliknya, kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak akan membawa dampak buruk bagi anak tersebut.

  7. Pergaulan Buruk
    Siswa yang bergaul dengan teman-teman nakal, baik di rumah maupun di sekolah, pastinya akan terjerumus dalam kenakalan pula. Mereka beranggapan bahwa begitulah seharusnya menikmati masa remaja, waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar pun terbuang sia-sia, sehingga tidak sadar keinginan untuk belajar semakin menurun.

  8. Faktor Kemajuan Teknologi
    Tidak bisa terbantahkan bahwa kemajuan hebat teknologi memang membawa kemudahan pada setiap aktivitas manusia. Kendati pun demikian, kemajuan teknologi juga membawa dampak-dampak tidak baik, terutama bagi pendidikan dalam hal ini.

    Budaya-budaya luar yang terselip dalam fasilitas internet, progam-progam kurang mendidik di TV, game dan media dalam handphone, dan lainnya, semua itu menyibukkan aktivitas siswa sekolah sehari-hari sampai melupakan belajar. Dan secara pelahan, kemajuan hebat peraban manusia inilah yang melemahkan motivasi belajar dalam diri siswa sekolah. Anda pun bisa mengasumsi bahwa siswa sekolah lebih mampu bertahan 5 jam bermain game daripada 1 jam belajar di kelas.

Banyak sekali hal yang membuat kita tidak bersemangat hingga membenci kegiatan belajar. Padahal kita sebagai siswa/ mahasiswa diharuskan untuk belajar baik itu membaca, mendengarkan, ataupun mengerjakan tugas. Ditambah lagi tuntutan sebagai mahasiswa, harus mampu belajar dan bergelut dengan banyaknya buku literatur yang ada. Di sisi lain, pengajar juga menjelaskan berbagai teori, pertanyaan, dan tidak akan habis tentang “ilmu” yang sebenarnya kegunaan “ilmu” tersebut tidak digunakan untuk kegiatan sehari – hari. Meskipun begitu kita harus mempelajari semua hal tersebut, untuk mendapatkan gelar maupun lulus dari kampus/ sekolah tersebut. Selain dari faktor – faktor tersebut, masih banyak faktor lainnya yang membuat kita tidak termotivasi dalam belajar.

Terlalu mengadalkan teman. Seseorang bisa merasa malas karena memiliki teman pintar dan “baik”, sehingga beranggapan bahwa kita tidak perlu bersusah payah untuk belajar, karena pada saat ujian maupun tugas, bisa didapatkan dengan mudah tanpa harus bersusah payah. Meminta jawaban kepada teman dapat dilakukan dengan cara baik – baik seperti memohon, hingga dilakukan dengan cara tidak baik seperti memeras dan melalui kekerasan.

Kosentrasi rusak karena bermain gadget. Pada saat belajar dengan serius, seseorang dapat tergoda untuk memainkan gadget, seperti chat dengan teman dan bermain game. Konsentrasi rusak tidak hanya disebabkan oleh gadget, namun juga dengan hal lainnya mulai dari televisi, suara bising, hingga dari diri sendiri.

Tidak suka terhadap pelajaran yang diajarkan. Tidak semua orang senang dengan semua pelajaran yang diajarkan di sekolah/ kampus, mungkin hanya menyukai pelajaran tertentu saja. Hal ini menimbulkan hal positif dan hal negatif. Hal positif timbul karena menyukai pelajaran tersebut sehingga bersemangat dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Sedangkan, hal negatif timbul karena terlalu mementingkan pelajaran yang disukai sehingga mengabaikan pelajaran lainnya.

Merasa hal yang diajarkan bukan passion -nya. Pekerjaan yang dapat diraih di masa depan, tidak hanya di bidang akademik saja. Seseorang dapat menjadi penyanyi maupun pemain olahraga. Sehingga, beranggapan tidak perlu mempelajari hal – hal akademik yang menyusahkan dan menekuni bidang yang ingin kita geluti saja.

Mensugesti diri sendiri bahwa belajar itu membosankan. Jika sejak awal yakin bahwa belajar itu adalah hal yang membosankan, maka hal tersebut akan mensugestikan selamanya, bahwa belajar itu membosankan. Sehingga, pada saat ingin memulai kegiatan belajar, secara alami kita akan menolak kegiatan tersebut dan mencari kegiatan yang lainnya.

Pengaruh sosial juga dapat mempengaruhi motivasi dalam belajar. Ketika mulai tidak tertarik lagi kepada pelajaran yang disebabkan hal – hal tertentu, seperti bullying, masalah keluarga dan masalah lainnya. Hal ini dapat membuat seseorang tidak fokus dalam melakukan semua hal.

Tidak bisa mencoba belajar sendiri sesuai dengan kondisinya. Terkadang orang tua terlalu mengatur kegiatan anaknya, dari pelajaran apa yang dipelajari hingga kapan anak akan belajar. Hal tersebut malah membuat anak terkekang dan selalu berusaha berontak untuk bebas dari semua hal itu, pada akhirnya perbuatan orang tua tersebut membuat pembelajaran anak tersebut tidak optimal dan tidak termotivasi untuk belajar.

Memilih lingkungan atau teman yang salah. Diawali dengan tidak ada ketertarikan dalam pelajaran yang diajarkan dan berteman dengan seseorang yang memiliki pengaruh buruk. Sehingga terpengaruh dengan hal buruk tersebut dan terbiasa, membuat tidak termotivasi untuk belajar yang telah mendarah daging bila hal tersebut telah kita terima sejak kecil.

Banyak hal atau faktor yang membuat kita tidak termotivasi dalam belajar, sehingga pencapaian dalam bidang akademik maupun nonakademik tidak dilakukan dengan maksimal. Disinilah peran keluarga, teman, dan lingkungan untuk menghilangkan hal yang membuat kita tidak termotivasi dalam belajar. Namun, hal yang paling berpengaruh ke diri kita adalah diri kita sendiri. Jadi kitalah yang harus menjadi faktor utama untuk menghilangkan hal – hal yang membuat kita tidak termotivasi dalam belajar.

Sumber:
Nakabi, Taha. “Why do we hate studying? How do you overcome it?”
https://www.quora.com/Why-do-we-hate-studying-How-do-you-overcome-it (dikutip pada 30 Agustus 2017)

Thomas, Arun. “Why do students of modern age hate studying?”
https://www.quora.com/Why-do-students-of-modern-age-hate-studying (dikutip pada 30 Agustus 2017)

Schaepmeester, Mario De. “Why am I so unmotivated to study?”
https://www.quora.com/Why-am-I-so-unmotivated-to-study (dikutip pada 30 Agustus 2017)

Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seeorang untuk meningkatkan pengetahuan, ataupun sikap seseorang. Belajar juga akan mengubah tingkah laku seseorang menjadi lebih baik. Dan motivasi yaitu sesuatu yang membantu mendorong kita agar lebih semangat dalam belajar dan dapat menemukan metode belajar yang paling sesuai dengan kita. Tanpa adanya motivasi, kita tidak akan mendapatkan proses belajar yang baik dan dapat menyebabkan kehilangan arah hidup. Jadi motivasi belajar yaitu sesuatu yang menguatkan kita untuk meningkatkan sifat dan perilaku kita lebih baik lagi.

Yang menjadi masalah yaitu saat ini, banyak sekali diantara kita yang tidak termotivasi untuk belajar. Mengapa hal tersebut terjadi? Dan apa saja yang menyebabkan kita tidak termotivasi untuk belajar? Berikut ini adalah apa saja yang membuat masalah tersebut terjadi.

Yang pertama yaitu mempelajari sesuatu tidak sesuai dengan minat dan bakat diri sendiri. Jika kita mempelajari sesuatu yang kita tidak minati, maka belajar sesuatu itu akan menjadi sia-sia. Jadi kita malas untuk mempelajari lebih jauh tentang sesuatu itu.

Yang kedua yaitu jika kita berpikiran bahwa belajar itu susah. Jika kita sejak awal berpikiran seperti itu, maka selanjutnya pun akan tetap seperti itu. Kita tidak seharusnya mempunyai pemikiran seperti itu. Kita harus yakin jika dengan belajar sungguh-sungguh, pasti kita bisa dan pelajaran tersebut tidak akan menjadi susah.

Yang ketiga yaitu ketergantungan pada gadget. Ini tidak baik karena jika kita sudah ketergantungan ataupun kecanduan dengan gadget, kita akan menganggap belajar tidak menarik lagi. Karena gadget akan dianggap menarik dari pada buku yang harus kita baca.

Yang keempat yaitu kita mendapatkan teman yang mempunyai pengaruh negatif terhadap diri kita. Semua teman kita tidaklah menyukai belajar, ada juga yang bermalas-malasan untuk belajar. Ini yang akan menjadikan kita juga bermalas-malasan untuk belajar. Kita bisa saja diajak teman kita melakukan sesuatu hal yang lebih menarik daripada belajar. Mau tidak mau kita juga harus menurutinya. Jadi memilih teman itu suatu hal yang penting. Karena temanlah yang mempunyai dampak besar terhadap diri kita sendiri.

Yang kelima yaitu jika kita telah mendapatkan teman yang pintar atau rajin belajar, biasanya kita akan mengandalkan teman tersebut. Kita akan menganggap remeh tugas yang diberikan. Karena jika teman kita sudah menyelesaikan tugasnya, kita akan cenderung untuk melihat atau menyontek tugas tersebut kepada teman kita. Maka dari itu, perlu ditegaskan sekali lagi, bahwa memilih teman adalah hal yang penting dan ika kita memiliki teman yang baik, maka kita tidak boleh menyia-nyiakan dengan menyontek hasil dari pemikiran teman kita tersebut.

Yang keenam yaitu kita tidak memiliki jadwal yang telah kita tetapkan untuk belajar. Jika kita tidak memiliki jadwal, maka kita akan malas untuk belajar. Kita seharusnya memiliki jadwal tetap kapan seharusnya kita belajar, berapa jangka waktu dalam sehari kita harus belajar. Dengan begitu kita tidak akan malas lagi untuk belajar.

Cara yang paling menarik untuk memotivasi diri adalah Jika kita mendapatkan hasil yang bagus karena kerja keras kita untuk belajar, maka berikanlah hadiah untuk diri kita sendiri. Itu akan memotivasi kita agar mendapatkan hasil yang bagus untuk masa kedepannya. Hadiah yang kita berikan untuk diri kita sendiri tidak perlu bagus-bagus, dengan membeli apa yang kita inginkan sejak lama saja sudah bisa memotivas kita lebih untuk belajar.

Ada banyak cara untuk memotivasi diri kita sendiri untuk lebih giat belajar kedepannya. Semua tergantung pada diri kita sendiri, jika kita niat untuk giat belajar, maka kita akan mampu memotivasi diri kita sendiri untuk giat belajar dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Sumber:
Mario De Schaepmeester, Quora frequenter, Why am I so unmotivated to study?
(https://www.quora.com/Why-am-I-so-unmotivated-to-study)

Belajar adalah kebutuhan dan keharusan bagi setiap orang. sehingga, motivasi belajar sangatlah penting. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri dan luar diri siswa yang sedang belajar dengan tujuan terwujudnya perubahan tingkah laku. Motivasi akan menentukan prestasi. Tanpa motivasi, jiwa dan raga anda tidak akan tergerak untuk berbuat. Motivasi belajar yang rendah adalah salah satu penyebab kurang berhasilnya seseorang dalam menempuh pendidikan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi akan mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi. Ada beberapa faktor penyebab kurangnya motivasi belajar diantaranya yaitu:

1. Diri sendiri

  • Tidak memiliki cita-cita yang jelas. Tanpa adanya cita-cita, maka tidak ada mimpi yang ingin diwujudkan. Cita-cita adalah target yang harus dicapai dan arah yang harus dituju. Terkadang seseorang melakukan sesuatu hanya karena ikut-ikutan tanpa memiliki arah tujuan yang jelas. Padahal tujuan yang jelas adalah hal yang sangat penting agar kita bisa memaksimalkan hasil yang ingin kita capai

  • Tidak percaya diri dan mudah putus asa. Orang yang merasa dirinya tidak pintar, tidak menguasai suatu materi atau gagal dalam suatu bidang biasanya cenderung mudah putus asa. Mereka tidak percaya diri dengan potensi yang dimiliki. Apalagi ketika mereka membanding-bandingkan dengan kemampuan teman-temannya yang dianggap lebih pintar.

    Perasaan minder itu akan semakin berkembang dan membuat mereka semakin malas belajar. Padahal kegagalan merupakan hal yang biasa dalam kehidupan. Jika ada kesuksesan maka pasti ada kegagalan. Tapi, kegagalan tersebutlah yang membantu kita untuk lebih dewasa dalam memperoleh kesuksesan.

    Jika kita merasa kurang memahami sesuatu masalah, kita dapat melakukan diskusi bersama teman, guru, maupun orang tua. Kuncinya adalah kita harus selalu semangat dan memiliki jiwa pantang menyerah.

  • Adanya mindset bahwa belajar merupakan hal yang susah dan membosankan. Hal ini dapat mempengaruhi semangat kita dalam belajar. Sehingga dapat menurunkan motivasi belajar kita.

2. Lingkungan

  • Pergaulan yang salah. Dengan siapa kita bergaul menentukan akan menjadi apa diri kita nanti. Jika kita bergaul dengan orang yang lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain-main, hura-hura dan sebagainya maka kita akan ikut terbawa. Belajar akan menjadi hal terakhir yang akan dilakukan. Namun, jika kita bergaul dengan orang yang gemar belajar, bisa jadi membuat diri kita jadi ikut semangat belajar. Karena adanya jiwa kompetisi sesama teman.

  • Memiliki teman yang pintar atau rajin belajar, memang hal yang baik karena bisa membantu kita menjadi lebih semangat belajar. Namun ada beberapa orang yang malah memanfaatkan teman yang pintar untuk keburukan misalnya mencontek hasil kerja mereka. Hal ini merupakan perilaku yang tidak baik, karena akan semakin membuat kita menjadi malas belajar.

3. Peran guru

  • Guru memiliki peranan yang penting bagi siswanya. Guru di sekolah bukan hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator bagi siswanya. Peran guru dalam memotivasi siswa sangatlah penting, khususnya bagi siswa yang memiliki motivasi lemah dan siswa yang bermasalah.

  • Kurangnya motivasi siswa dalam belajar di dalam kelas juga bisa disebabkan karena gaya dan cara penyampaian materi oleh guru. Siswa pastinya akan merasa bosan dengan metode pengajaran yang monoton, penyampaian materi yang sulit dipahami, kurangnya melibatkan media belajar, dan lain-lain. Jika sudah demikian, motivasi siswa untuk tetap memperhatikan materi akan semakin melemah.

  • Setiap siswa di sekolah memiliki keahlian dan bakat masing-masing, khususnya dalam materi pelajaran tertentu. ada siswa yang menjadi malas belajar karena benar-benar tidak bisa menguasai materi pelajaran tertentu meskipun dia sudah memaksakan diri untuk belajar. Ini bisa terjadi karena, mungkin siswa merasa kesusahan dengan materi tersebut atau karena materi tersebut tidak sesuai dengan passion atau bakat siswa. Hal semacam ini pun bisa melemahkan motivasinya

4. Keluarga

  • Keluarga yang tidak harmonis akan mengganggu konsentrasi belajar. Permasalahan keluarga akan “merusak suasana” dan membuat kondisi tidak nyaman. Dukungan dan bimbingan yang diharapkan dari keluarga pun tak ada. Mereka lebih sibuk memikirikan permasalahannya sendiri.

  • Harapan orang tua yang terlalu tinggi atau rendah. Setiap orang tua pasti punya harapan kepada anak-anaknya. Bila harapan orang tua terlalu tinggi maka akan menjadi beban berat untuk anaknya. Akhirnya si anak akan merasa terbebani dengan target dari orang tuanya. Ada juga orang tua yang terlalu rendah membuat harapan untuk anaknya dan hanya sibuk bekerja. Mereka hanya beranggapan telah menyelesaikan kewajibannya untuk menyekolahkan anak.

    Hal ini akan mengakibatkan si anak kurang termotivasi untuk belajar giat karena tak punya target yang tinggi. Mungkin targetnya hanya sekedar lulus sekolah saja, entah nilainya berapa atau dengan cara apa dia lulus tak begitu diperhatikan.

Sumber:

Mario De Schaepmeester “Why am I so unmotivated to study?”

Jonathan in inspiration “The Four Reasons You’re Feeling Unmotivated (and the antidotes for each one) The Four Reasons You're Feeling Unmotivated (and the antidotes for each one) - Paid to Exist

Jessica Margolin “Why do we hate studying? How do you overcome it?”

Kshitij Tombat “Why do we hate studying? How do you overcome it?”