Apa penyebab gagal vaksinasi pada anjing?

Vaksin adalah salah satu pertahanan anjing agar terhindar dari berbagai penyakit. Namun, beberapa anjing tetap saja menderita penyakit setelah divaksin. Apa penyebabnya?

Kegagalan vaksinasi adalah ketika vaksinasi yang seharusnya membentuk pertahanan untuk tubuh malah membentuk penyakit yang menyerang vaksinasi itu sendiri. Pada kebanyakan kasus, bukan vaksinasi yang gagal, tetapi respon imunisasi yang tidak mencukupi untuk menanggulangi penyakit yang masuk ke dalam tubuh hewan tersebut. Dibawah ini adalah beberapa alasan utama mengapa kegagalan vaksinasi dapat terjadi pada hewan yang telah mendapatkan vaksin.

Maternal Antibody (Antibodi Induk)
Anak anjing yang baru lahir, mendapatkan perlindungan (vaksin alami) terhadap penyakit dari induknya melalui transfer antibodi. Antibodi ini di salurkan melalui plasenta induk dan melalui kolostrum pada ASI yang di berikan pada saat anakan lahir. Antibodi adalah penyerang penyakit yang diproduksi oleh beberapa jenis sel yang di sebut sebagai protein “B-sel”. Protein ini yang dibuat untuk merespon bakteri asing ataupun virus yang masuk ke dalam tubuh, untuk membantu me-non aktifkan virus maupun bakteri tersebut.

Usia dimana anak anjing secara efektif dapat diimunisasi adalah sebanding dengan jumlah perlindungan antibodi anakan yang diterima dari induk mereka. Tingginya tingkat antibodi induk hadir dalam aliran darah anak anjing akan memblokir efektivitas vaksin. Ketika antibodi induk jatuh ke tingkat yang rendah, anak anjing mendapat perlindungan dari penyakit yang di hasilkan melalui vaksinasi.

Antibodi dari induk biasanya beredar di dalam darah anakan yang baru lahir selama beberapa minggu. Ada waktu dimana dari beberapa hari hingga beberapa minggu, antibodi induk terlalu rendah untuk melindungi anakan dari penyakit, tetapi terlalu tinggi untuk vaksin bekerja. Periode ini di sebut sebagai waktu kerentanan. Ini adalah saat ketika meskipun divaksinasi, anak anjing masih bisa terkena penyakit. Waktu kerentanan ini dapat berbeda-beda. Panjang waktu kerentanan dapat berbeda di setiap kelahiran dan juga berbeda antar individu/hewan.

Rentang Waktu Antara Vaksinasi Dan Infeksi Penyakit
Vaksin tidak langsung menyediakan perlindungan. Dibutuhkan beberapa hari hingga mingguan agar tubuh hewan dapat merespon vaksin yang telah di berikan. Untuk beberapa vaksin seperti Lyme vaksin, Tingkat kekebalan biasanya baru dapat maksimal sampai 2-3 minggu setelah vaksinasi ke-2. Hewan muda rentan terhadap penyakit apabila terinfeksi penyakit sebelum vaksin berhasil menstimulasi sistem imun tubuhnya. Seekor anak anjing yang divaksin parvovirus dan terpapar virus tersebut beberapa hari setelahnya, kemungkinan dapat berkembang menjadi penyakit. Hal ini berlaku sama, vaksin tidak akan menyediakan perlindungan untuk anak anjing yang telah terpapar penyakit sebelum vaksinasi.

Kita telah melihat bahwa terlalu pendek interval antara vaksinasi dan paparan penyakit dapat mengakibatkan penyakit hewan berkembang. Dalam beberapa kasus, benar adanya interval waktu antara vaksinasi dan paparan penyakit terlalu lama. Beberapa vaksin dapat melindungi hewan seumur hidupnya. Vaksin-vaksin lain menghasilkan perlindungan yang bertahan sebentar. Vaksin ini membutuhkan pengulangan. Untuk anjing, vaksin ini antara lain: Lyme, Leptospirosis dan Bordetella.

Perbedaan Jenis Bakteri atau Virus
Vaksin hanya mengandung beberapa bakteri dan virus jenis tertentu yang dapat mengakibatkan penyakit. Vaksinasi di hasilkan melalui satu jenis virus/ bakteri yang tidak dapat melindungi tubuh dari jenis-jenis lain. Sebagai contoh, beberapa vaksin leptospirosis hanya melindungi tubuh dari dua jenis bakteri Leptospirosis saja, sedangkan yang lain melindungi tubuh dari empat jenis bakteri.

Kerusakan Vaksin
Jika tidak dijaga dengan baik, hal ini dapat menyebabkan vaksin hidup yang telah di modifikasi menjadi tidak aktif. Hal ini sangat jarang terjadi, tetapi dapat saja terjadi apabila vaksin tepapar sinar ultraviolet, terdapat rentang waktu yang lama ketika vaksin di bentuk, diberikan/digunakan dan tidak disimpan di dalam temperature yang dianjurkan.

Administrasi yang Tidak Benar
Vaksin dibuat untuk diberikan dalam jalur yang berbeda, baik secara Intranasal (kedalam lubang hidung), Subkutan (dibawah kulit) atau Intramuskular (di dalam otot). Jika vaksin diberikan dengan cara yang berbeda dengan yang dianjurkan, maka vaksin tidak akan efektif dan bahkan membahayakan.

Ketidakpatuhan Jadwal Vaksinasi
Vaksin Interferensi: Pemberian beberapa jenis vaksin sebaiknya dilakukan sekaligus, Oleh karena itu sebaiknya menggunakan vaksin yang berisi beberapa jenis vaksin dalam satu kemasan.

Lama Interval antara Vaksinasi : untuk memberikan pertahanan tubuh yang baik sebaiknya vaksinasi dilakukan pengulangan. Vaksinasi yang sama sebaiknya diulang kembali setelah 2-4 minggu dari vaksin pertama. Vaksin pertama untuk membentuk sistem imun utama dan vaksinasi berikutnya adalah untuk meningkatkan sistem imun. Jika lewat dari waktu diatas maka sistem imun yang dibentuk pertama kali tidak menjadi dasar atau utama lagi, dan kurangnya sistem imun dapat muncul pada saat vaksinasi berikutnya.

Genetik
Beberapa jenis anjing dapat lebih rentan terhadap beberapa jenis penyakit tertentu. Sebagai contoh anjing jenis Dobermann dan Rottweiler, lebih rentan terhadap canine parvovirus dan membutuhkan jadwal vaksinasi yang berbeda dibandingkan dengan anjing jenis lainnya, jika mereka ingin dilindungi oleh vaksinasi.

Kekebalan
Untuk menyediakan perlindungan dari vaksinasi, sistem imun hewan harus terstimulasi oleh vaksin. Jika sistem imun tidak berfungsi dengan cukup atau tertekan, seperti hewan dengan infeksi virus tertentu, dan menerima perawatan kanker tertentu atau dosis steroid yang sangat tinggi, vaksin tidak akan memulai respon imun yang tepat, dan tidak akan menghasilkan perlindungan dari penyakit.

Proses Penyakit
Demam dapat menyebabkan hambatan dalam proses sistem imun pada anakan anjing yang divaksin Canine Distemper. Beberapa jenis infeksi virus juga dapat menyebabkan penurunan sistem imun untuk merespon dengan baik vaksin yang diberikan. Bahkan, stress karena pemindahan tempat dapat mengurangi respon anjing terhadap vaksinasi.

Kekurangan Gizi
Hewan yang malnutrisi, seperti yang sedang sakit, tidak dapat merespon vaksinasi dengan baik. Kekurangan gizi, seperti Vitamin A, Vitamin E, dan kekurangan selenium, dan pembatasan protein atau kalori dapat mengakibatkan penekanan pada sistem imun.