Apa penyebab dari Gangguan Makan dan bagaimana cara mengatasinya?


Seseorang dengan gangguan makan terlalu berfokus pada berat badan dan bentuk tubuh, sehingga membuat pilihan yang tidak menyehatkan dalam hal makanan dan pada akhirnya berpotensi mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memperoleh nutrisi yang cukup. Lalu apa penyebab dari Gangguan Makan dan bagaimana cara mengatasinya?

Penyebab Gangguan Makan
Gangguan makan bisa terjadi karena banyak hal, antara lain:

  • Tekanan masyarakat. Kesuksesan dan nilai seseorang sering disalahartikan dengan tubuh yang ramping. Tekanan kelompok dan pandangan orang di media tersebut dapat memicu keinginan untuk berusaha keras memiliki tubuh ramping.
    Beberapa orang memiliki gen yang dapat memicu perkembangan gangguan makan. Seseorang yang memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita gangguan makan cenderung berisiko mengalaminya juga.

  • Masalah emosi dan psikologi. Penderita gangguan makan biasanya memiliki masalah emosi dan psikologi yang memicu mereka mengalami kondisi ini. Penderita mungkin memiliki kepercayaan diri yang rendah, perfeksionis, sikap impulsif, atau hubungan yang terganggu dengan anggota keluarga atau teman. Selain itu, gangguan makan juga bisa dipicu oleh keadaan yang sarat tekanan dan pengalaman buruk (misalnya pelecehan seksual, intimidasi, atau kehilangan orang yang dekat).
    Selain hal-hal di atas, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan makan, di antaranya:

  • Usia. Remaja putri atau wanita muda mulai usia 20-an cenderung lebih banyak menderita gangguan ini dibanding pria.

  • Profesi. Atlet, aktor, model juga berisiko tinggi mengalami gangguan makan karena dituntut untuk menurunkan berat badan oleh pekerjaan.

  • Gangguan psikologi. Seseorang dengan gangguan psikologi, seperti depresi, stres, perasaan cemas atau sikap kompulsif-obsesif cenderung menderita gangguan makan.

  • Diet yang tidak wajar. Seseorang yang melakukan diet secara berlebihan cenderung dapat mengalami gangguan makan.

Pengobatannya

Pengobatan gangguan makan biasanya dilakukan oleh sebuah tim yang meliputi dokter, psikolog atau psikiater, ahli gizi, dan semua yang berpengalaman dalam gangguan makan. Pengobatan ini dilakukan berdasarkan jenis gangguan yang dialami namun jika kondisi ganggguan sudah mengancam nyawa, maka diperlukan perawatan di rumah sakit.
Pengobatan untuk gangguan ini yang utama adalah psikoterapi atau disebut juga terapi bicara untuk menggantikan kebiasaan tidak sehat menjadi lebih sehat. Salah satunya adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy). Terapi ini terutama , dilakukan untuk penderita bulimia dan gangguan makan berlebihan. Terapi perliaku kognitif akan mengubah pandangan seseorang saat menghadapi sebuah situasi, termasuk mencari penyelesaian masalah dan cara sehat mengatasi tekanan sehingga pada akhirnya dapat mengubah sikap seseorang menjadi lebih baik.

Jenis terapi bicara lain yang bisa dilakukan adalah terapi interpersonal yang memfokuskan pada masalah yang berkaitan dengan hubungan dengan orang lain, terapi keluarga yang melibatkan seluruh keluarga untuk membahas gangguan yang dialami penderita, hubungan di antara mereka dan pengaruh gangguan ini terhadap keluarga.

Selain kedua terapi tersebut, juga dilakukan terapi pola makan untuk membantu seseorang memperoleh kembali dan mempertahankan pola makan yang sehat. Terapi ini dilakukan oleh ahli gizi dan dokter, terutama untuk pasien dengan berat badan yang kurang akibat gangguan makan.

Pemberian obat-obatan mungkin akan dipertimbangkan. Meskipun obat tidak dapat menyembuhkan gangguan makan, tapi dapat membantu mengendalikan keinginan untuk makan banyak, muntah, atau kecemasan berlebihan yang menyangkut pola makan dan makanan. Obat-obatan yang diberikan umumnya adalah obat antidepresan dan anticemas.

Dukungan keluarga dan teman sangat penting untuk keberhasilan pengobatan pada penderita gangguan makan.

Sumber : Gangguan makan