Apa Penyebab dan Faktor Risiko Spina Bifida?

Pada kondisi normal, embrio akan membentuk tabung saraf yang kemudian berkembang menjadi tulang belakang dan sistem saraf. Jika proses ini tidak berjalan dengan lancar, beberapa ruas tulang belakang tidak bisa menutup dengan sempurna sehingga menciptakan celah. Apa Penyebab dan Faktor Risiko Spina Bifida?

image

Spina bifida adalah cacat lahir yang ditandai dengan terbentuknya celah atau defek pada tulang belakang dan sumsum tulang belakang bayi. Kelainan ini dipicu oleh pembentukan sumsum tulang belakang yang tidak sempurna pada bayi selama dalam kandungan.

Pada kondisi normal, embrio akan membentuk tabung saraf yang kemudian berkembang menjadi tulang belakang dan sistem saraf. Jika proses ini tidak berjalan dengan lancar, beberapa ruas tulang belakang tidak bisa menutup dengan sempurna sehingga menciptakan celah.

Penyebab di balik spina bifida belum diketahui secara pasti, namun diduga ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kecacatan ini. Di antaranya adalah:

  • Kekurangan asam folat. Memiliki kadar asam folat yang cukup terutama sebelum dan selama masa kehamilan sangat penting untuk menurunkan risiko bayi lahir dengan spina bifida. Sebaliknya, defisiensi asam folat merupakan faktor pemicu yang paling signifikan dalam kasus spina bifida serta jenis kecacatan tabung saraf lainnya.
  • Faktor keturunan. Orang tua yang pernah memiliki anak dengan spina bifida mempunyai risiko lebih tinggi untuk kembali memiliki bayi dengan kelainan yang sama.
  • Jenis kelamin. Kondisi ini lebih sering dialami oleh bayi perempuan.
  • Obat-obatan tertentu, khususnya asam valproat dan carbamazepine yang digunakan untuk epilepsi atau gangguan mental, seperti gangguan bipolar.
  • Diabetes. Wanita yang mengidap diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan spina bifida.
  • Obesitas. Obesitas pada masa sebelum kehamilan akan meningkatkan risiko seorang wanita untuk memiliki bayi dengan kecacatan tabung saraf, termasuk spina bifida.

Wanita yang memiliki faktor-faktor risiko tersebut dianjurkan untuk mendiskusikannya dengan dokter agar langkah pencegahan dapat dilakukan, terutama bagi wanita yang sedang merencanakan kehamilan.

Sumber : www.alodokter.com