Apa penyebab bayi kurang nafsu makan?

Terkadang susah sekali memberi makan kepada bayi karena mereka menolak setiap makanan yang diberikan. Hal ini dapat menyebabkan status gizi yang kurang baik pada bayi kita.

Apa saja penyebab bayi kurang nafsu makan ?

image

Banyak faktor yang dapat menyebabkan bayi menjadi tidak berselara atau kurang nafsu makan. Faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi Faktor penyakit organis, Faktor gangguan psikologi dan Faktor pengaturan makanan yang kurang baik.

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut :

  • Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis

  • Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan

  • Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan

  • Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan

  • Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya.

Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan :

  1. Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhkan penyakitnya melalui dokter.

  2. Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.

    • Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.

    • Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi makan anak.

    • Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua)

    • Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik.

  3. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini :

    • Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar- benar lapar dan haus

    • Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.

    • Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.

    • Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih.

    • Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.

Menurut Khomsan (dalam Renny et al.,2002), beberapa penyebab anak sulit makan antara lain terlalu lama memperkenalkan makanan pada anak usia toddler, sugesti terhadap jenis makanan tertentu sebagai pencetus alergi, kontrol berlebihan dari orang tua sehingga anak cenderung menolak bila terlalu diawasi, menu kurang variatif, terlalu banyak minum susu atau makan makanan camilan dan infeksi atau sakit yang diderita sehingga anak kehilangan nafsu makannya.

Masalah sulit makan pada anak usia toddler dapat menjadi masalah yang serius karena pada usia ini anak membutuhkan lebih banyak energi dan gizi untuk pertumbuhannya. Foster dan Anderson yang dikutip dari Limananti dan Triratnawati (2003) menunjukkan bahwa masalah kekurangan gizi yang berawal dari kurang nafsu makan terutama pada anak-anak setelah disapih menyebabkan anak kekurangan protein-kalori yang dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen, karena pada usia ini merupakan usia golden periode di mana jika terjadi kerusakan otak sifatnya irreversible (sulit untuk pulih kembali).